Nelayan di Pantai Maine Bertemu dengan Lobster Biru Langka Tanpa Disengaja

Nelayan Maine, Blake Haass, menciptakan kegemparan di TikTok dengan menangkap lobster biru langka. Penemuan ini menjadi perbincangan hangat di media sosial, memukau masyarakat online dengan keindahan lobster biru yang istimewa.

oleh Haneeza Afra Nur Zhafirah diperbarui 17 Jan 2024, 02:56 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2024, 02:49 WIB
Lobster biru
Foto: TikTok/@maverick_207 via newsweek.com

Liputan6.com, Jakarta Dalam salah satu momen langka di lepas pantai Maine, seorang nelayan bernama Blake Haass menangkap lobster biru yang sangat langka, menciptakan kegemparan di dunia maya. Lokasi kejadian adalah Gunung Desert Island, tempat Haass berbagi keajaiban tersebut melalui akun TikTok pribadinya, @maverick_207.

Dalam dua klip singkat yang memukau, Haass memperlihatkan lobster biru yang dijulukinya sebagai "krustasea tercantik" yang pernah ditemuinya. Sebagai informasi tambahan, Haass mengungkapkan bahwa rasio penangkapan lobster biru ini adalah 1 dalam 2.000.000, menambahkan nuansa eksklusivitas pada penemuan tersebut.

Sejak dibagikan pada hari Rabu, video tersebut mencatatkan jumlah tampilan yang mencengangkan, mencapai angka 23 juta. Dengan begitu banyak orang yang tertarik, penemuan langka ini pun menjadi perbincangan hangat di berbagai media sosial, memukau masyarakat online dengan keindahan dan ketidakbiasaan lobster biru tersebut.

Berbicara kepada Newsweek, Haass berkata: "Saya belum pernah melihat lobster biru cerah dari warna biru atau cantik. Kita mungkin melihat lobster sesekali dengan sedikit warna biru pada cakar atau ekor mungkin tapi hanya itu. Ini. Ini. Ini. adalah yang pertama yang pernah saya lihat biru ini! dan biru yang begitu indah.”

Bagaimana kisahnya? Simak artikel ini hingga selesai!

1. Meski Berhasil Tangkap Lobster Biru Langka, Nelayan Ini Membuat Keputusan yang Sangat Bijak

Lobster biru
Foto: TikTok/@maverick_207 via newsweek.com

Blake Haass mengungkapkan harapannya untuk menemukan lobster biru lagi, menyadari jarangnya penangkapan spesies langka ini di seluruh negara bagian Maine. Dalam pengakuannya, Haass memperkirakan bahwa lobster tersebut berusia sekitar 10 tahun. Mengamati ekornya yang telah dicetak dua kali, Haass merasa penting untuk melepaskannya kembali ke laut.

Ia juga mengatakan, "Ini penemuan yang langka. Saya pasti ingin melepaskannya kembali ke laut, dan Anda dapat melihat di salah satu video yang ditangkap oleh nelayan lain sebelumnya dan mencetak ekornya dua kali, jadi dia tidak bisa disimpan.”

Haass juga mencatat bahwa teman-teman dan nelayan yang lebih tua dari dirinya tidak pernah menangkap lobster biru, menambahkan dimensi keistimewaan pada penangkapannya.

Sebagai seorang nelayan sejak 2013, Haass menyampaikan keberuntungannya dan keistimewaan menemukan lobster biru dalam perangkapnya, "Lihat apa yang baru saja kami tangkap dalam perangkap ini, kami mendapat lobster biru. Saya mencarinya, itu 1 dalam 2 juta, betapa jarangnya ini.”

2. Respon Komisi Perdagangan Federal terhadap Temuan Lobster Biru

Lobster biru
Foto: TikTok/@maverick_207 via newsweek.com

Komisi Perdagangan Federal (FTC), merespons temuan lobster biru oleh Blake Haass, memberikan perspektif mengagumkan tentang kejaran jarangnya spesies ini. Menurut FTC, lobster biru terjadi hanya satu dari setiap 2 juta lobster. Mereka menekankan bahwa kemungkinan lobster biru ditangkap, dikirim, diselamatkan, dan tidak dinikmati sangat sulit, hampir tidak mungkin. Pernyataan ini menguatkan fakta bahwa penangkapan lobster biru adalah suatu keajaiban alam yang benar-benar langka, menambahkan nilai eksklusivitas pada pengalaman unik yang dialami oleh Haass.

Meskipun Haass mengakui bahwa ini bukan kali pertama dia menemukan lobster berwarna-warni, dia menyoroti perbedaan signifikan dengan penemuan terbarunya. Haass mengatakan bahwa lobster yang dia tangkap 10 tahun yang lalu tidak seindah warna lobster biru yang ia tangkap baru-baru ini, menjelaskan rasa kegembiraannya kepada Newsweek. Dalam pandangannya, perbandingan dengan lobster biasa menjadi lebih mencolok, dan Haass menunjukkan kecantikan unik dari lobster biru yang membuatnya begitu istimewa.

Reaksi para komentator terhadap lobster biru juga mencerminkan kekaguman dan kekonyolan. Darien Sutton menanggapi perbandingan antara lobster biru dan ‘lobster biasa’ dengan candaan, menunjukkan betapa tidak biasanya dan menariknya lobster biru dalam dunia lobster yang umumnya tidak berwarna biru.

3. Keindahan Cangkang Biru Lobster Langka yang Memukau

Lobster biru
Foto: TikTok/@maverick_207 via newsweek.com

Setelah klip penangkapan lobster biru menjadi viral, Blake Haass memberikan tindak lanjut yang disambut dengan baik oleh para penggemar dan pemirsa TikTok-nya. Dalam video follow-up yang dibagikannya beberapa jam kemudian, Haass mengonfirmasi bahwa ia memutuskan untuk melepas lobster biru tersebut kembali ke laut. Dengan caption yang menyatakan, "Ya lobster biru ini dilepaskan kembali ke laut!" Haass memberikan pandangan langsung kepada pemirsa tentang keputusannya yang penuh rasa hormat terhadap keindahan dan kelangkaan lobster biru tersebut.

Haass menjelaskan bahwa lobster biru yang ditangkapnya adalah salah satu yang paling biru yang pernah dilihatnya. Dia menyoroti kecantikan warna biru yang penuh dan bahkan menekankan sentuhan putih di bawah cakar lobster. Pernyataan ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang mengapa Haass memutuskan untuk melepaskan lobster tersebut kembali ke habitatnya yang alami. Dengan pertimbangan etika dan keindahan alam, Haass menyampaikan rasa ingin tahu tentang bagaimana rasanya memasak lobster biru, sebelum akhirnya melepaskannya kembali ke laut dengan harapan agar dapat berkontribusi pada kelangsungan hidup spesies ini melalui pembiakan alamiah.

Dalam momen yang penuh empati, ketika Haass menjatuhkan lobster biru ke laut, dia menambahkan sentimen positif dengan menyatakan harapannya bahwa lobster tersebut mungkin dapat membiak dan menghasilkan lebih banyak lobster biru di masa depan. Keputusan Haass untuk melepaskan lobster biru tersebut tidak hanya memperlihatkan apresiasinya terhadap keindahan alam, tetapi juga mencerminkan sikap peduli terhadap keseimbangan ekosistem laut dan kelangsungan hidup lobster biru yang langka.

4. Astaxanthin dalam Lobster

Lobster biru
Foto: Fullscript

Lobster Amerika, menurut Badan Pengelolaan Sumber Daya Laut Nasional (NOAA), memiliki potensi pertumbuhan hingga mencapai usia 100 tahun, dengan bobot tercatat hingga 45 pound. Meskipun seringkali diasosiasikan dengan warna merah, NOAA membantah mitos tersebut dengan menyatakan bahwa lobster datang dalam berbagai warna, termasuk biru, kuning muda, coklat kehijauan, abu-abu, oranye berdebu, beberapa Calico, dan beberapa dengan bintik-bintik. Namun, menariknya, semua lobster, tanpa memandang warna aslinya, berubah menjadi merah saat dimasak dalam air panas, menciptakan ironi visual yang menarik.

Pentingnya warna lobster tidak hanya sekadar estetika; itu terkait dengan kandungan astaxanthin. Menurut Dr. Michael Tlusty dari New England Aquarium yang dikutip oleh Britannica, astaxanthin adalah pigmen alami yang menyebabkan variasi warna pada lobster. Pigmen ini juga memberikan perlindungan terhadap stres oksidatif dan membantu dalam pertahanan imun. Dengan penjelasan ini, lobster bukan hanya spesies laut yang menarik secara visual tetapi juga memiliki sistem adaptasi biologis yang kompleks untuk bertahan hidup dan berkembang di lingkungan laut yang beragam.

Dia berkata: "Jadi ketika lobster memakan astaxanthin, pigmen merah masuk ke kulit, dan di situlah muncul sebagai merah. Lalu, pigmen dipindahkan ke dalam cangkang. Dan ketika menyimpannya di cangkang di cangkang , protein mengambil pigmen dan memutarnya, dan itu benar-benar berubah menjadi warna biru. Dan kemudian, mereka dipelintir lagi, dan mereka menjadi kuning.

"Jadi ketika kita melihat lobster dan krustasea apa pun, Anda benar-benar melihat melalui lapisan pigmen kuning melalui lapisan pigmen biru ke kulit, yang berwarna merah. Dan itu semua menumpuk dari berbagai warna yang memungkinkan kami melihat Lobster seperti warna coklat berlumpur semacam ini. "​

5. Tanda V pada Ekor Lobster

Lobster biru
Foto: Halifax Examiner

Perikanan lobster Amerika yang terjadi dari Maine ke Cape Hatteras, North Carolina, diatur oleh sejumlah ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pengelolaan Sumber Daya Laut Nasional (NOAA). Salah satu ketentuan kunci adalah bahwa lobster betina yang membawa telur harus dilepaskan kembali ke laut jika tertangkap. Hal ini menunjukkan komitmen pada praktik konservasi dan pemeliharaan kelangsungan hidup populasi lobster. Aturan ini menjadi langkah penting dalam menjaga reproduksi dan pertumbuhan populasi lobster, memastikan bahwa telur yang dibawa oleh betina dapat menetas dan berkontribusi pada kelangsungan hidup spesies ini.

Salah satu inisiatif konservasi yang lebih rinci yang diterapkan dalam perikanan lobster Amerika adalah program V-Notch sukarela. Program ini, seperti yang dijelaskan oleh The Ecology and Society Journal dalam artikel tahun 2011, melibatkan tindakan pemotongan V pada ekor lobster. Nelayan yang berpartisipasi dalam program ini memanfaatkan insentif dari pemerintah di mana negara membeli kembali lobster yang telah mengekstrusi telur saat berada di penangkaran. Lobster yang telah mengalami V-notching ini kemudian ditandai oleh wardens dengan menciptakan tanda V pada ekor mereka, memperlihatkan keterlibatan nelayan dalam praktik konservasi yang mendukung keberlanjutan sumber daya laut.

Praktik V-notching bukan hanya sekadar kebijakan formal, tetapi juga memperlihatkan kolaborasi antara nelayan dan pihak berwenang untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut dan mendukung praktik perikanan yang berkelanjutan. Dengan adanya tindakan ini, perikanan lobster Amerika berusaha mencapai harmoni antara pemenuhan kebutuhan manusia dan pelestarian lingkungan laut.

"Lobster V-notched seperti itu mungkin tidak dipanen selama V-notch menunjukkan. Untuk menambah ukuran stok pemuliaan, banyak nelayan juga memotong takik di ekor lobster telur sebelum mengembalikannya ke laut.”

"Sekarang ada ratusan ribu lobster V-notched di perairan Maine."

6. Perjalanan Blake Haass Sebagai Nelayan yang Menjadi Sorotan

Lobster biru
Foto: Instagram/blakehaass

Reaksi antusias dari para penonton tidak hanya mencerminkan ketertarikan pada keindahan lobster biru yang langka, tetapi juga pada kisah perjalanan karier nelayan seperti Blake Haass. Dalam memberikan informasi lebih lanjut, Haass mengungkapkan bahwa lobster biru pertama yang pernah dia temukan terjadi sepuluh tahun yang lalu. Pengalaman ini tidak hanya menyoroti keberuntungannya menangkap lobster biru yang langka sekali dalam dua juta, tetapi juga menunjukkan dedikasi dan cintanya terhadap pekerjaannya sebagai nelayan. Dengan antusiasme yang jelas, Haass menyatakan bahwa karier ini memberinya kebahagiaan dan kesempatan untuk berhubungan dengan keajaiban alam yang ditawarkan oleh Ibu Pertiwi.

Dalam menghadapi spekulasi bahwa lobster biru yang ditangkap sudah meninggal, Haass dengan tegas membantah klaim tersebut dan memberikan klarifikasi yang meredakan kekhawatiran. Dengan penuh semangat, Haass menyatakan bahwa lobster biru tersebut tidak mati, bahkan menunjukkan gerakan kakinya sebelum dia melepaskannya kembali ke laut. Klarifikasi ini tidak hanya memberikan informasi tambahan tentang kondisi lobster biru setelah penangkapan, tetapi juga menyoroti perhatian Haass terhadap kesejahteraan hewan laut dan tanggung jawabnya sebagai nelayan yang memahami pentingnya pelestarian sumber daya laut.

Pernyataan Haass tentang kehidupan dan kematian lobster biru juga mencerminkan hubungannya yang kuat dengan alam dan hewan laut. Pengalaman ini, yang melebihi sekadar penangkapan lobster biru, membangun koneksi yang lebih dalam antara nelayan dan keberagaman ekosistem laut, menyoroti pentingnya keberlanjutan dan etika dalam industri perikanan.

Apakah lobster warna biru itu langka?

Lobster biru sangat langka. Diperkirakan peluang menangkap lobster biru hanya sekitar satu banding dua juta, sehingga dianggap sebagai spesies yang sangat langka. Meskipun jarang ditemukan, beberapa nelayan di pantai Maine, Amerika Serikat melaporkan menangkap lobster biru dalam beberapa tahun terakhir.

 

Apakah lobster biru mahal?

Blue lobster ini dipercaya memiliki rasa yang lebih manis daripada lobster biasa. Mengenai harganya, blue lobster diprediksi memiliki harga $ 60 (Rp 938 ribu) per 400 gram.

 

Lobster dan udang apakah sama?

Udang berbentuk huruf U berwarna orange, kuning dan coklat dengan antena panjang di bagian kepala. Sementara, lobster memiliki tubuh panjang dengan lima pasang kaki, dua pasang antena panjang, serta ekor berotot yang biasanya berwarna putih, cokelat ataupun merah.

 

Apa yang membuat lobster mahal?

Ada berbagai alasan mengapa lobster ini sangat mahal. Tapi dilansir dari Memagazine, lobster mahal karena memiliki proses yang panjang dari lautan hingga ke disajikan di atas piring.

 

Lobster hidup di mana?

Habitat udang karang (lobster) pada umumnya adalah di perairan pantai yang banyak terdapat bebatuan /terumbu karang. Terumbu karang ini di samping sebagai barrier (pelindung) dari ombak, juga sebagai tempat bersembunyi dari predator, serta sebagai daerah pencari makan (Verianta, 2016).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya