Liputan6.com, Jakarta Dalam sebuah penemuan yang memukau, para arkeolog mengklaim telah berhasil mengungkap identitas sisa-sisa manusia yang terkubur dalam makam kerajaan Yunani kuno yang dianggap sebagai "salah satu kerangka paling penting secara historis" di Eropa. Temuan ini membuka jendela menuju masa lalu yang luar biasa, menawarkan wawasan baru tentang kehidupan di zaman kuno dan hubungan antar anggota keluarga kerajaan.
Penelitian ini, yang terbit dalam Journal of Archaeological Science: Reports, memfokuskan perhatiannya pada sebuah makam yang diyakini mengandung kerangka ayah, saudara tiri, dan putra Alexander Agung, penguasa kerajaan Yunani kuno Makedonia dari tahun 336 SM hingga kematiannya pada tahun 323 SM.
Advertisement
Baca Juga
Identifikasi sisa-sisa manusia dalam makam ini menjadi langkah awal yang sangat signifikan dalam memahami dinasti dan sejarah keluarga kerajaan Yunani kuno. Penguasa kerajaan Makedonia, Alexander Agung, yang dikenal sebagai salah satu pemimpin militer dan politik terbesar dalam sejarah, meninggalkan warisan yang mendalam dalam dunia kuno. Dengan mengungkapkan hubungan keluarga melalui identifikasi sisa-sisa manusia dalam makam ini, para arkeolog memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman kita tentang struktur dan dinamika keluarga kerajaan Yunani kuno.
Advertisement
Sebagai "salah satu kerangka paling penting secara historis" di Eropa, makam ini menjadi sumber potensial untuk menggali lebih dalam rahasia masa lalu, membantu kita mengisi celah dalam narasi sejarah dan menyoroti pentingnya warisan Yunani kuno dalam perkembangan peradaban manusia. Dirangkum dari newsweek.com, berikut pembahasannya.
1. Tempat Empat Kelompok Makam Kerajaan Makedonia
Pemimpin legendaris yang tak terkalahkan ini dikenal karena kampanye militer besar-besaran yang mengubah wajah dunia kuno. Masa pemerintahannya menciptakan salah satu kerajaan terbesar sepanjang sejarah, merentang dari Yunani hingga India barat laut. Ketangguhan dan kebijaksanaannya dalam pertempuran membuatnya diakui sebagai salah satu komandan militer paling sukses yang pernah ada. Kejayaan militer ini tidak hanya memperluas wilayahnya tetapi juga meninggalkan warisan yang mendalam dalam buku sejarah peradaban kuno.
Penelitian terbaru membawa kita ke dalam misteri pemimpin ini, dengan fokus pada sisa-sisa kerangka yang ditemukan di "Tumulus Besar" di pekuburan Aegae di Yunani utara. Pekuburan yang luas ini adalah tempat empat kelompok makam kerajaan Makedonia berada, masing-masing berasal dari periode sejarah kuno yang berbeda. Tumulus, gundukan tanah dan batu yang ditinggikan di atas kuburan, memberikan petunjuk berharga tentang ritus kematian dan kekayaan budaya pada masa tersebut. Penelitian ini membuka jendela baru ke dalam kehidupan dan warisan pemimpin legendaris tersebut, mengungkapkan aspek-aspek yang lebih dalam dari peradaban yang dibangunnya.
"Tumulus Besar" di Vergina menjadi saksi bisu dari kemegahan dan ketangguhan pemerintahan pemimpin ini. Peninggalan makam kerajaan mencerminkan keagungan politik dan kebudayaan pada masa lalu, membawa kita lebih dekat ke pemahaman tentang perjalanan sejarah dan perkembangan masyarakat kuno. Sisa-sisa ini bukan hanya sekadar fosil tulang belulang, tetapi petunjuk arkeologis yang berbicara tentang perjalanan panjang sebuah kerajaan yang pernah memimpin panggung dunia kuno.
Advertisement
2. Diperlukannya Pendekatan Antrolopologi Fisik
Tumulus Besar menjadi saksi bisu dari misteri sejarah dengan mengandung tiga makam penting, dikenal sebagai Makam Kerajaan I, II, dan III, yang diperkirakan berasal dari akhir abad ke-4 SM. Meskipun tempat peristirahatan ini berlokasi di Aegae, ibu kota pertama Makedonia kuno, identitas penghuni masing-masing makam telah menjadi subjek perdebatan panjang di antara para sarjana. Studi terbaru menyoroti kompleksitas arkeologi makam Yunani dan menandai kasus unik di mana identitas tokoh sejarah penting terkait erat dengan struktur bangunan makam dari abad ke-4 SM ini.
Dalam penelitian terbaru, penulis menyatakan bahwa penyelesaian perdebatan ini tidak dapat dicapai melalui metode arkeologi semata, melainkan memerlukan pendekatan antropologi fisik. Antonis Bartsiokas, penulis utama studi yang berasal dari Departemen Sejarah dan Etnologi di Universitas Democritus Thrace di Yunani, menegaskan bahwa sebagai seorang ahli paleoantropologi, ia memiliki keyakinan untuk memecahkan teka-teki menarik ini. Dengan demikian, penelitian ini menyoroti pentingnya pendekatan multidisiplin dalam meresapi misteri dan merinci keberlanjutan pembahasan seputar makam-makam kuno.
Antropologi fisik menjadi kunci pembuka dalam mengeksplorasi dan mengungkap misteri sejarah di sekitar Tumulus Besar. Melalui analisis lebih lanjut terhadap sisa-sisa manusia yang terkubur di makam-makam ini, harapannya adalah dapat mengidentifikasi dan mengkonfirmasi tokoh sejarah yang berada di balik keberadaan masing-masing makam, menjadikan penelitian ini sebagai tonggak penting dalam pemahaman lebih lanjut tentang masa lalu yang penuh teka-teki.
3. Tempat Peristirahatan Terakhir Ayah Alexander Agung
Tumulus Besar dan makam kerajaan di bawahnya menjadi fokus perhatian sejak penggalian pada tahun 1970-an. Hasil penggalian ini membawa pemahaman baru tentang penghuni bangsawan Makedonia pada masa tersebut. Para arkeolog menduga bahwa makam tersebut menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi tokoh-tokoh penting, termasuk ayah dari Alexander Agung, yaitu Philip II, putra mahkota Alexander IV, dan saudara tirinya, Arrhidaeus Philip III. Identifikasi ini telah membantu Vergina mendapatkan pengakuan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO yang terkenal, memperkuat warisan budaya dan sejarahnya.
Salah satu titik terang dari penggalian tersebut adalah identifikasi penghuni Royal Tomb II sebagai Philip II, sang penguasa Makedonia yang meninggal pada tahun 336 SM. Sementara itu, Makam I dihubungkan dengan Arrhidaeus, saudara tirinya, dan Makam III dengan Alexander IV, putra remaja Alexander Agung. Meskipun terdapat konsensus di kalangan ahli bahwa Makam III adalah milik Alexander IV, perdebatan sengit terus berlangsung mengenai identitas dua makam lainnya. Kini, untuk membawa pencerahan baru terhadap misteri ini, tim peneliti dari Yunani, Spanyol, dan AS bergabung untuk menggali lebih dalam melalui studi sisa-sisa kerangka, serta menelaah data arkeologi dan sejarah yang telah terkumpul.
Penelitian ini menjadi tonggak penting dalam memahami lebih lanjut sejarah dan kompleksitas hubungan keluarga di antara tokoh-tokoh Makedonia kuno. Dengan pendekatan multidisiplin, diharapkan penelitian ini akan memberikan pemahaman yang lebih akurat tentang peranan dan posisi setiap individu yang terkubur di makam-makam tersebut, mengukir catatan baru dalam narasi sejarah peradaban kuno.
Advertisement
4. Identifikasi Ulang Beberapa Elemen Penting
Investigasi terbaru mengguncang identifikasi sejarah mengenai makam kerajaan di bawah Tumulus Besar. Penelitian ini mengungkap bahwa jenazah laki-laki di Makam I sebenarnya adalah milik Philip II, seorang tokoh penting dalam sejarah Makedonia. Menariknya, makam tersebut juga memuat sisa-sisa seorang wanita dan seorang bayi yang baru lahir. Para peneliti berspekulasi bahwa wanita tersebut adalah istrinya, Cleopatra, dan bayi tersebut adalah anak mereka yang baru lahir. Temuan ini sesuai dengan catatan sejarah yang menyatakan bahwa Philip II dibunuh tak lama setelah Cleopatra melahirkan, dan keduanya serta bayi tersebut kemudian turut menjadi korban pembunuhan.
Identifikasi ulang ini didasarkan pada beberapa elemen penting. Pertama, terkait dengan luka di mata yang dulu dianggap sebagai ciri khas Philip II, penelitian menyatakan bahwa deskripsi cedera tersebut tidak sesuai dengan area mata pada kerangka laki-laki di Makam II. Kedua, ketidaknormalan pada kaki yang menyatu pada kerangka laki-laki di Makam I konsisten dengan kondisi kaki yang buruk yang dialami oleh Philip II. Ketiga, keberadaan bayi yang baru lahir di Makam I memperkuat identifikasi tersebut, karena bayi ini diyakini sebagai anak pertama pasangan kerajaan Makedonia mana pun yang tewas dibunuh.
Pentingnya temuan ini juga diperkuat oleh fakta bahwa tidak ditemukan bukti trauma pada kerangka laki-laki di Makam II yang juga berisi sisa-sisa perempuan. Selain itu, bukti kremasi pada kerangka laki-laki dan perempuan tersebut sesuai dengan informasi sejarah mengenai Arrhidaeus. Penemuan ini membuka babak baru dalam pemahaman sejarah keluarga kerajaan Makedonia, memberikan wawasan yang mendalam tentang tragedi yang melibatkan Philip II, Cleopatra, dan anak mereka yang baru lahir.
5. Kemungkinan Adanya Benda Peninggalan Alexander Agung di Makam
Setelah serangkaian penelitian mendalam, hasilnya mengubah pandangan lama terkait identifikasi makam kerajaan di bawah Tumulus Besar. Para peneliti dengan tegas menyimpulkan bahwa Makam II sebenarnya adalah milik Raja Arrhidaeus dan istrinya Adea Eurydice. Sebagai hasilnya, pandangan tradisional yang menganggap Makam II sebagai tempat peristirahatan terakhir Philip II harus diubah. Para peneliti memaparkan bahwa bukti yang ditemukan dalam makam tersebut, seperti baju besi, menunjukkan hubungan erat dengan Alexander Agung, bukan Philip II, menyoroti kompleksitas hubungan dan warisan dalam keluarga kerajaan Makedonia.
Kesimpulan ini menjadi poin krusial dalam mendekonstruksi pandangan lama dan memperjelas ketidaksesuaian antara identifikasi tradisional dengan temuan terkini. Penolakan bahwa Makam II adalah milik Philip II menggeser penekanan pada kehidupan dan pemerintahan Raja Arrhidaeus, yang memiliki peran penting dalam sejarah Makedonia. Selain itu, penemuan benda-benda yang dulu diyakini milik Alexander Agung dalam Makam II membuka jendela baru dalam pemahaman kita tentang kehidupan dan keberlanjutan pengaruh Alexander Agung, bahkan setelah kematiannya.
Meskipun pergeseran identifikasi makam kerajaan membawa dampak signifikan, para peneliti tetap mempertahankan pandangan luas bahwa Makam III adalah milik Alexander IV. Kesimpulan ini dianggap sebagai kontribusi penting dalam memahami keturunan dan masa depan dinasti Makedonia, karena Makam III diidentifikasi sebagai tempat peristirahatan terakhir Alexander IV. Penelitian ini memperkaya narasi sejarah Makedonia dengan menggali lebih dalam tentang hubungan keluarga dan kompleksitas politik pada masa itu.
“Identitas penghuninya akan berdampak besar pada penafsiran isinya. Misalnya, karena penggambaran dan deskripsi kuno, beberapa ahli berpendapat bahwa beberapa benda di Makam II, seperti baju besi, adalah milik Alexander yang Agung. Hebat, hal ini hanya mungkin terjadi jika ini adalah Makam Arrhidaeus, bukan Makam Philip II,” tulis para penulis.
Advertisement
Kenapa Alexander disebut agung?
Gelar 'Agung' pada Alexander melekat karena diketahui dia berhasil menaklukkan wilayah Semenanjung Balkan, Mesir, hingga wilayah yang kini menjadi Pakistan. Alexander dikenal sebagai salah satu pemimpin militer terbaik sepanjang masa karena kehebatannya dalam peperangan.
Siapakah Alexander Agung itu?
Aleksander III dari Makedonia (bahasa Yunani Kuno: Ἀλέξανδρος Aléxandros; 20/21 Juli 356 SM – 10/11 Juni 323 SM), lebih dikenal sebagai Aleksander Agung, adalah seorang raja dari Kerajaan Yunani kuno dari Makedonia.
Advertisement
Apakah Iskandar Zulkarnain itu adalah Alexander the Great?
Alexander the Great bukan Zulkarnain seperti yang disebutkan dalam Alquran (QS. Al-Kahfi: 83-98). Lagi pula, sosok itu dalam Alquran hanya disebut Zulkarnain, tanpa Iskandar di depannya.
Berapa istri Alexander Agung?
Pada 324, Raja Makedonia mengadakan pernikahan massal di kota Susa, Persia, di mana ia mendorong 92 orang terkemuka Makedonia untuk mengambil istri dari bangsa Persia. Alexander Agung sendiri menikahi dua wanita Persia, yaitu Stateira dan Parysatis.
Advertisement
Dimanakah makam Alexander Agung?
Sumber-sumber kuno memberitahu bahwa (makam) Alexander berada di samping makam Ptolemeus di kompleks istana di Alexandria, tetapi di mana persisnya tidak jelas.