Mengenal Tinggi Rata-Rata Perempuan di Dunia, Ini Angka yang Perlu Kamu Ketahui

Di berbagai belahan dunia, tinggi badan perempuan memiliki variasi yang signifikan, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti genetika dan akses terhadap gizi.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 23 Jan 2025, 10:53 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2025, 10:53 WIB
TInggi Badan
Ilustrasi Tinggi Badan, Photo by Cookies Studio on Freepik... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Tinggi badan perempuan menunjukkan variasi yang signifikan di seluruh dunia, dengan perbedaan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Rata-rata tinggi badan perempuan berbeda-beda di setiap negara, tergantung pada faktor genetik, gizi, pola makan, lingkungan dan status kesehatan.

Di dunia, rata-rata tinggi badan perempuan bervariasi. Di negara-negara Eropa Utara seperti Belanda dan Denmark, perempuan rata-rata memiliki tinggi badan yang lebih tinggi, sekitar 170 cm atau lebih. Sementara itu, di beberapa negara Asia, seperti Indonesia atau Filipina, rata-rata tinggi badan perempuan cenderung lebih rendah, berkisar antara 150 cm hingga 160 cm.

Berikut informasi lengkap yang dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (23/1/2025).

Tinggi Badan Rata-Rata Wanita di Amerika Serikat

Rata-rata tinggi perempuan dewasa di Amerika mencapai 5 kaki 3,5 inci atau setara dengan sekitar 161 cm. Angka ini didasarkan pada data yang dikumpulkan dari tahun 2015 hingga 2018 oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) serta Survei Kesehatan Nasional AS.

Tinggi badan perempuan di Amerika Serikat juga menunjukkan variasi yang bergantung pada faktor warisan genetik individu masing-masing.

Wanita kulit hitam non-Hispanik yang berusia 20 tahun ke atas memiliki ketinggian rata-rata tertinggi, yakni sekitar 162 cm. Di sisi lain, wanita keturunan Asia memiliki ketinggian rata-rata yang lebih rendah, sekitar 5 kaki 1,5 inci.

Tinggi Badan Rata-Rata Wanita di Dunia

Untuk mengevaluasi rata-rata tinggi badan perempuan secara global, NCD Risk Factor Collaboration (NCD-RisC) menganalisis 1.200 studi yang bersumber dari populasi dan proyeksi tinggi badan hingga tahun 2022.

Penelitian ini melibatkan wanita dalam rentang usia 18 hingga 25 tahun.

Belanda dan Montenegro menunjukkan rata-rata tertinggi dengan tinggi mencapai 66,9 inci atau sekitar 170 cm.

Sementara itu, wanita di negara-negara Asia Tenggara dan Guatemala memiliki rata-rata tinggi badan terendah, masing-masing sekitar 5 kaki atau sekitar 152 cm, dan 4 kaki 11 inci atau sekitar 149 cm.   

Berikut perbandingan tinggi rata-rata wanita di seluruh dunia:

  • Belanda: 170 cm
  • Montenegro:170 cm
  • Jerman: 165 cm
  • Yunani: 165 cm
  • Australia: 165 cm
  • Kanada: 165 cm
  • Britania Raya: 163 cm
  • Korea Selatan: 163 cm
  • Puerto Rico: 162 cm
  • Cina: 162 cm
  • Amerika Serikat: 161 cm
  • Brasil: 160 cm
  • Iran: 160 cm
  • Meksiko: 157 cm
  • Kenya: 157 cm
  • India: 154 cm
  • Indonesia: 152 cm
  • Filipina: 152 cm
  • Guatemala:  149 cm

Bagaimana Perubahan Rata-Rata Tinggi Badan dari Masa ke Masa

Secara garis besar, tinggi badan manusia cenderung meningkat seiring berjalannya waktu. Teori yang diajukan oleh para ahli adalah bahwa kenaikan tinggi badan ini disebabkan oleh akses yang semakin baik terhadap nutrisi dan perawatan medis.

Pada dekade 1960-an, terjadi penurunan rata-rata tinggi badan wanita di Amerika sebesar kurang lebih satu inci. Berdasarkan data survei kesehatan nasional Amerika Serikat pada periode 1960–1962, tinggi rata-rata wanita di negara tersebut adalah sekitar 160 cm.

Data yang dikumpulkan oleh NCD-RisC selama periode dari tahun 1896 hingga 1996 menunjukkan bahwa tinggi rata-rata wanita di Eropa dan Asia Tengah mengalami peningkatan sebesar 11 sentimeter.

Para ilmuwan meyakini bahwa meningkatnya asupan nutrisi telah membantu individu dalam mencapai puncak tinggi badan mereka, selain faktor genetik yang turut memengaruhi pertumbuhan tinggi badan.   

Faktor-faktor yang Memengaruhi Tinggi Badan

Peran faktor genetik dan lingkungan sangat penting dalam menentukan tinggi badan dan perkembangan keseluruhan individu. Namun, aspek sosial ekonomi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap pembatasan pertumbuhan atau pencapaian potensi tinggi badan seseorang.

Genetik

Telah dijelaskan oleh para peneliti bahwa sekitar 80% dari tinggi badan individu ditentukan oleh warisan genetik mereka. Jika orang tua memiliki postur yang pendek, kemungkinan besar anak juga akan memiliki postur pendek, yang disebut sebagai perawakan pendek familial.

Kekurangan Gizi

Kekurangan asupan nutrisi pada anak-anak dapat mengakibatkan kekurangan gizi yang menghambat pertumbuhan mereka. Kekurangan protein, karbohidrat, atau lemak dapat menyebabkan marasmus, yaitu keadaan kekurangan gizi yang parah yang berdampak pada pertumbuhan dan menyebabkan penurunan berat badan.

Kondisi Medis

Beberapa kondisi kesehatan tertentu dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi dan struktur tulang, sehingga dapat menghambat pertumbuhan pada masa kanak-kanak. Beberapa kondisi kesehatan yang dapat memengaruhi pertumbuhan tinggi badan anak antara lain:

  • Penyakit Radang Usus (IBD): Seperti penyakit Crohn dan kolitis ulserativa yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan, mengganggu proses pencernaan.
  • Artritis Idiopatik Remaja: Peradangan kronis pada sendi anak dan remaja yang menghambat pertumbuhan tulang atau membuatnya tidak merata.
  • Penyakit Ginjal Kronis: Kehilangan fungsi ginjal dapat mengakibatkan penurunan kadar nutrisi dan kehilangan nafsu makan.
  • Fibrosis Kistik: Kondisi genetik progresif yang menyebabkan lendir kental di paru-paru dan saluran pencernaan, berdampak pada pencernaan.
  • Dwarfisme: Tinggi badan yang sangat pendek disebabkan oleh kondisi genetik seperti achondroplasia (kelainan pertumbuhan tulang).

Tinggi Badan Berhenti di Usia Berapa?

Anak laki-laki biasanya menghentikan pertumbuhan tinggi badannya pada usia 20 tahun, sedangkan pada anak perempuan, pertumbuhan tersebut cenderung berakhir pada usia 18 tahun. Walaupun demikian, patokan usia bukanlah hal yang kaku karena tinggi badan juga dipengaruhi oleh fase pertumbuhan pesat yang umumnya terjadi sebelum pubertas.

 

Orang Tertinggi di Negara Apa?

Berdasarkan pencatatan Guinness World Records, individu dengan tinggi tertinggi yang masih hidup hingga saat ini adalah Sultan Kösen, seorang pria Turki yang memiliki tinggi mencapai 2,51 meter.

 

Gen Tinggi Badan dari Siapa?

Ciri-ciri tinggi badan adalah warisan genetik yang diterima dari kedua orang tua. Dengan demikian, orang tua yang memiliki postur tubuh yang tinggi kemungkinan besar akan mewariskan gen tersebut kepada anak-anak mereka, sehingga potensi anak-anak untuk memiliki tinggi badan yang sama juga tinggi.

 

Ayah Pendek Ibu Pendek Apakah Anak Bisa Tinggi?

Dengan demikian, meskipun kedua orang tua memiliki postur tubuh yang cenderung pendek, anak-anak mereka tetap memiliki potensi untuk mencapai tinggi badan yang optimal.

 

Anak Pendek Karena Apa?

Faktor yang mengakibatkan anak memiliki tinggi badan yang pendek termasuk keterlambatan dalam pertumbuhan, faktor genetik, serta adanya penyakit yang memengaruhi pertumbuhan tubuh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya