Mengenal Dampak Buruk Mindless Scrolling dan Tips Mengatasinya

Mengapa menggunakan ponsel bisa membuat ketagihan? Ternyata ada alasan di baliknya. Termasuk tips mudah untuk membantu Anda menghentikan hal ini.

oleh Bella Zoditama diperbarui 13 Mei 2024, 16:03 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2024, 16:03 WIB
Mengenal Dampak Buruk Mindless Scrolling dan Tips Mengatasinya
Mengenal Dampak Buruk Mindless Scrolling dan Tips Mengatasinya. Sumber foto: unsplash.com/Jacob Ufkes.

Liputan6.com, Jakarta - Berseluncur di dunia maya dengan mencari informasi di internet atau bermain media sosial sepertinya sudah menjadi bagian dari kehidupan kita yang tidak bisa dipisahkan, ya. Apalagi di era digital saat ini, rasanya semua kebutuhan pun dapat kita dapatkan dengan mudah di sana.

Namun sayangnya, saking terbiasanya dengan hal ini membuat kita sering "terjerumus" dalam waktu yang lama untuk sekadar scrolling dan mengonsumsi konten online tanpa sadar. Sebagai contohnya, saat ingin mengerjakan sebuah tugas yang sudah masuk deadline, Anda mengalami kebuntuan ide.

Lalu, Anda akhirnya mencari beberapa informasi dengan membuka media sosial hingga lupa untuk mengerjakan tugas tersebut karena terlalu asik scrolling video TikTok atau membaca thread di X (Twitter). Siapa yang pernah mengalami hal ini?

Sayangnya, kondisi ini jika dibiarkan terus-menerus bisa menyebabkan mindless scrolling yang tidak baik bagi kehidupan Anda, termasuk menyebabkan gangguan kesehatan mental. Sebab, kebiasaan ini bisa menyebabkan kecanduan dan ada banyak masalah yang bisa ditimbulkan.

Seperti apa? Kemudian, apakah yang dimaksud dengan mindless scrolling sendiri? Untuk menjawab rasa penasaran Anda, sebagaimana dihimpun dari beberapa sumber, Minggu (12/5/2024), ini dia informasi selengkapnya tentang kondisi tersebut serta bagaimana cara mengatasinya. 

Apa Penyebab Mindless Scrolling?

Pesatnya perkembangan teknologi digital, terutama media sosial dan munculnya smartphone, semakin memudahkan kita membuka konten yang tidak ada habisnya di platform seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. 

Selain itu, hal ini juga menjadi respons otomatis bagi banyak orang, menjadi sebuah perilaku yang sering dikaitkan dengan penundaan dan kebutuhan akan stimulasi terus-menerus.

Psikolog menunjukkan bahwa perilaku ini disebabkan oleh variabel reward system yang digunakan platform media sosial. Mirip seperti mesin slot, media sosial menyajikan perpaduan antara konten biasa dan menarik, sehingga memicu keinginan yang dipicu oleh dopamin untuk terus menelusuri konten bermanfaat berikutnya.

Mekanisme ini mengeksploitasi keinginan alami kita akan hal-hal baru dan kesenangan yang kita peroleh dari imbalan yang tidak terduga.

Selain itu, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Psychology menemukan bahwa mindless scrolling bisa menjadi cara bagi orang untuk menghindari perasaan negatif. Kepuasan instan dan gangguan sementara yang ditawarkan saat scrolling dapat menjadi jalan keluar yang mudah ketika menghadapi stres, kebosanan, atau ketidaknyamanan.

Apakah Mindless Scrolling Jadi Sebuah Masalah?

Netizen Indonesia Kirimkan Ungkapan Terima Kasih Pada Guru SD yang Temukan Eril
Ilustrasi berita yang diakses melalui ponsel. (Sumber foto: Pexels.com).

Walaupun kelihatannya berselancar di dunia maya terlihat sepele, rupanya hal ini cukup bisa membuat masalah dan berbahaya. Berdasarkan penelitian yang dipimpin oleh psikolog Melissa G. Hunt, individu yang membatasi penggunaan media sosial mengalami penurunan melankolis dan kesepian yang signifikan. Terutama mereka yang mengalami depresi pada awalnya.

Dengan mengurangi penggunaan media sosial diamati mengurangi perasaan kesepian, kemungkinan karena berkurangnya perbandingan sosial di situs seperti Instagram. Namun, penelitian tersebut menyerukan untuk meminimalkan screentime daripada penghentian total.

Selain itu, kebiasaan ini bisa mengganggu kebiasaan tidur Anda. Alasannya karena dapat mengurangi pelepasan melatonin, hormon yang mengatur siklus bangun tidur. Sayangnya, hal ini dapat memengaruhi pertumbuhan otak serta pemrosesan dan penyimpanan informasi.

Masalah tidak hanya sampai di situ. Sebab, mindless scrolling dapat mengurangi produktivitas. Interupsi dan pengalihan yang sering terjadi dari platform digital dapat mengalihkan perhatian, sehingga menyulitkan pekerjaan serius.

Menurut penelitian, dibutuhkan rata-rata 23 menit untuk memulihkan perhatian sepenuhnya setelah adanya gangguan. Akibatnya, pengecekan telepon secara terus-menerus dapat memengaruhi produktivitas secara signifikan.

Terakhir, mindless scrolling dapat merusak koneksi pribadi. Kehadiran layar secara terus-menerus dapat mengganggu percakapan tatap muka, menyebabkan perasaan tidak terikat dan menurunkan kualitas hubungan.

Menurut sebuah penelitian, mereka yang sering menggunakan ponsel memiliki tingkat konflik hubungan yang lebih besar dan kepuasan yang lebih rendah.

Tanda-tanda Anda Sudah Kecanduan Internet dan Media Sosial

Menyakiti Diri Sendiri
Ilustrasi Bermain Ponsel Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Berikut adalah beberapa tanda umum yang dapat mengindikasikan kecanduan internet, di antaranya:

1. Menggunakan internet sebagai pelarian

Orang tersebut mungkin menggunakan internet sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah atau untuk menghilangkan perasaan seperti ketidakberdayaan, rasa bersalah, kecemasan, atau depresi.

2. Lupa waktu

Banyak waktu yang dihabiskan untuk berselencar di internet dan berencana menggunakannya. Keasyikan ini seringkali membayangi pemikiran dan rencana lain.

3. Waktu screentime lebih lama

Orang tersebut menyadari bahwa mereka menghabiskan lebih banyak waktu online atau menggunakan perangkat digitalnya. Ini bukan hanya peningkatan kecil tapi peningkatan substansial yang dapat dengan mudah diperhatikan.

4. Gelisah dan mudah tersinggung

Saat mencoba mengurangi penggunaan internet, orang tersebut mungkin merasa gelisah atau mudah tersinggung.

5. Kehilangan seseorang atau momen penting

Orang tersebut mungkin berisiko kehilangan hubungan penting, peluang kerja, atau peluang pendidikan atau karier karena penggunaan internetnya.

6. Terbiasa berbohong

Orang tersebut mungkin berbohong kepada anggota keluarga atau orang terkasih lainnya tentang jumlah waktu yang mereka habiskan untuk online.

Cara Menghentikan Mindless Scrolling

Menahan Diri dari Kebiasaan Melihat Ponsel
Ilustrasi Bermain Ponsel Credit: freepik.com

Meskipun rasanya tidak mudah menghentikan kebiasaan yang sudah berlangsung bertahun-tahun, tapi ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk menghentikan kebaisaan ini. Cara-cara berikut yang bisa Anda terapkan:

1. Ciptakan zona phone-free

Meja makan atau kamar tidur adalah tempat yang baik untuk memulai. Di mana Anda bisa tentukan beberapa ruangan di mana ponsel Anda tidak diperbolehkan.

2. Tetapkan batas waktu

Tetapkan batas harian, jadwalkan "scroll break," dan gunakan sleep mode.

3. Ganti kebiasaan scrolling ke hal lain

Daripada membuka media sosial, Anda bisa membaca buku, menelepon teman, atau berjalan-jalan.

4. Matikan notifikasi

Saat ponsel Anda menyala dan memberi tahu Anda, kemungkinan besar Anda akan membuka ponsel dan memeriksa aplikasi. Matikan notifikasi untuk aplikasi yang mengganggu.

5. Lakukan unsubscribe atau unfollow 

Cobalah untuk berhenti mengikuti akun-akun yang dapat menguras energi Anda. Gantilah dengan mengikuti orang-orang yang menginspirasi, mendidik, dan membuat Anda tertawa.

6. Mulailah dengan detoks digital

Keluarkan diri Anda dari ruang sendiri dan lakukan detoks digital untuk mengingatkan diri Anda bagaimana rasanya menjauh dari dunia maya sementara waktu.

Infografis Baterai Ponsel Meledak (Liputan6.com/Triyasni)
Infografis Baterai Ponsel Meledak (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya