Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menemukanĀ MinyaKita dijual di atas hargaĀ yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kenaikan hargaĀ MinyaKita ini terjadi di 821 kabupaten dan kota di Indonesia. Bagkan terdapat 32 daerah yang menjadi prioritas intervensi lantaran harga MinyaKita berada di atas Rp 18.000 per liter.Ā Ā
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Bapokting) Kemendag Bambang Wisnubroto mengatakan,Ā terjadi kenaikan harga minyak goreng MinyaKita sebesar 1,05 persen menjadi Rp 17.058 per liter, di mana harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan Rp 15.700 per liter.
Baca Juga
"Untuk MinyaKita sendiri kenaikan 1,05 persen menjadi kurang lebih dari Rp 17.058 per liter," ujar Bambang dikutip dari Antara, Senin (18/11/2024).
Advertisement
Kenaikan harga minyak goreng juga terjadi pada kemasan curah menjadi Rp 17.119 per liter. Menurut Bambang, harga minyak curah sangat bergantung pada harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
Terdapat 188 kota yang mengalami kenaikan minyak goreng, di mana penyumbang utamanya adalah minyak curah naik di 146 kabupaten dan kota, MinyaKita di 82 kabupaten dan kota dan minyak premium di 79 kabupaten dan kota.
Selain itu, terdapat 32 daerah yang menjadi prioritas intervensi lantaran harga MinyaKita berada di atas Rp 18.000 per liter, khusus di wilayah Indonesia bagian timur.
Kemendag melalui Direktorat Jenderal Pengawasan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) bersama Satgas Pangan POLRI akan melakukan pengawasan secara intensif dan melakukan tindakan tegas terhadap pengecer yang menjual tidak sesuai dengan HET, seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 Tahun 2024.
"Khusus MinyaKita, kami mungkin akan ada action, kami rasa di sisi pengecer banyak yang menjual di atas HET. Jadi akan kami lakukan dalam beberapa minggu ke depan untuk memberikan shock terapi ke pasar agar menjual sesuai HET," kata Bambang.
Ā
Distribusi Panjang
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN) Kemendag Moga Simatupang kenaikan harga MinyaKita yang menembus harga Rp 17.000 per liter diindikasi karena terbentuknya rantai distribusi yang panjang sehingga pengecer tidak langsung mengambil dari distributor.
Dengan distribusi yang panjang, tidak menutup kemungkinan adanya transaksi di antara pengecer sehingga harga jual di masyarakat menjadi lebih tinggi.
"Meskipun secara pendistribusian MinyaKita telah diatur melalui Permendag 18/2024, namun tidak menutup kemungkinan terjadi transaksi antar pengecer di pasar. Hal ini mengingat permintaan akan Minyakita yang cukup tinggi," ujar Moga.
Advertisement