TikTok dan WHO Dorong Kesadaran Kesehatan Mental di Indonesia Lewat Konten Edukatif

TikTok dan WHO meluncurkan program untuk meningkatkan kesadaran dan akses terhadap informasi kesehatan mental yang kredibel.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 16 Nov 2024, 19:49 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2024, 19:45 WIB
Public Policy & Government Relations TikTok Indonesia, Marshiella Pandji bicara soal kesadaran kesehatan mental.
Public Policy & Government Relations TikTok Indonesia, Marshiella Pandji bicara soal kesadaran kesehatan mental.

Liputan6.com, Jakarta TikTok bekerja sama dengan World Health Organization (WHO) meluncurkan program untuk meningkatkan kesadaran dan akses terhadap informasi kesehatan mental yang kredibel. Lewat program ini bakal ada konten edukatif tentang kesehatan mental yang mudah dipahami masyarakat di TikTok.

Program ini melibatkan kreator lokal di bawah jaringan Fides untuk mengubah penelitian ilmiah yang kompleks menjadi konten video singkat yang menarik. Hal ini sejalan dengan hasil survei YouGov bersama TikTok pada 2022, yang menunjukkan bahwa 77% responden Indonesia merasa nyaman membahas kesehatan mental.

Lebih dari setengahnya memilih untuk berbagi kepada keluarga atau tenaga profesional seperti psikolog, sementara 40% mencari bantuan dari teman dekat.

Sejumlah kreator kesehatan terkemuka, sepertidokter Farhan Zubedi, dokter spesialis kedokteran jiwa Santi Yuliani, dan dokter spesialis anak Lucky Yogasatria, turut bergabung dalam program ini.

Program kesehatan mental di TikTok ini juga organisasi nirlaba seperti Into The Light Indonesia, yang berfokus pada mempromosikan informasi kesehatan mental.

Melihat banyak pihak yang terlibat dalam program ini lantaran memang perlu pakai pendekatan kolaboratif seperti yang disampaikan Public Policy & Government Relations TikTok Indonesia, Marshiella Pandji.

"Kompleksitas isu kesehatan mental memerlukan kerja sama antara platform digital, pemerintah, kreator, dan organisasi nirlaba. Dengan program ini, kami berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung percakapan tentang kesehatan mental berbasis informasi yang kredibel," kata Marshiella di Jakarta Barat pada Kamis kemarin.

 

Dorong Pembahasan soal Kesehatan Mental

Deputi Perwakilan WHO untuk Indonesia Momoe Takeuchi soalkerja sama dengan TikTok.
Deputi Perwakilan WHO untuk Indonesia Momoe Takeuchi soalkerja sama dengan TikTok.

Lewat program ini, WHO berharap dapat mendorong kaum muda untuk lebih nyaman berdiskusi dan mencari dukungan terkait kesehatan mental.

"Kami berharap program ini akan mendorong kaum muda untuk merasa lebih nyaman berdiskusi dan mencari dukungan terkait kesehatan mental, yang secara tidak langsung berkontribusi pada masa depan yang lebih sehat," kata Deputi Perwakilan WHO untuk Indonesia Momoe Takeuchi.

Kata Dokter Farhan Zubedi

Farhan Zubedi
Farhan Zubedi

Dokter yang juga aktif di media sosial, Farhan Zubedi mengaku sudah empat tahun aktif menggunakan medsos sebagai content creator. Namun, baru 1-2 tahun belakangan membuat konten terkait kesehatan mental.

Sebagai sesorang yang punya pengikut 2,6 juta orang di TikTok banyak pengalaman yang ia dapatkan dari pengikut. Termasuk ketika ada yang mengirim pesan ke dirinya bahwa sudah tidak sanggu menajalani hidup.

"Kalau ada yang curhat seperti itu, aku selalu bilang untuk segera cari pertolongan profesional," kata Farhan Zubedi. 

Ia pun senang bisa terlibat dalam program ini sehingga makin banyak orang bisa sadar dan segera mencari pertolongan. 

"Kita tidak akan merasa sendirian dalam menghadapi masalah psikologis, dan membuat mereka lebih sadar sejak dini jika membutuhkan pertolongan,” kata pria yang juga konten kreator jaringan Fides itu.

 

Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental
Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya