Sering Merasa Kesepian? Ketahui 4 Penyebab yang Membuat Anda Merasa Sendiri

Merasa kesepian adalah hal yang wajar, tetapi jika itu terjadi secara berlarut-larut akan membahayakan kesehatan emosional Anda. Anda perlu mencari tahu penyebab dari munculnya perasaan tersebut.

oleh Cicilia Afrilia Damayanti Simbolon diperbarui 18 Sep 2024, 18:03 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 18:03 WIB
Sering Merasa Kesepian? Ketahui 4 Penyebab yang Membuat Anda Merasa Sendiri
Sering Merasa Kesepian? Ketahui 4 Penyebab yang Membuat Anda Merasa Sendiri (Photo by Eutah Mizushima on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah Anda berada di tengah keramaian, dikelilingi banyak orang, tetapi tetap merasakan kesepian? Fenomena ini mungkin terasa asing, tetapi sebenarnya dialami oleh banyak orang.

Mereka seringkali bertanya-tanya, apa yang menyebabkan perasaan dan pikiran tersebut muncul, bahkan dalam situasi yang seharusnya menyenangkan.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang merasa kesepian, baik dari dalam diri maupun dari lingkungan sekitar. Penasaran apa saja? Ini dia penyebab kesepian yang dialami seseorang, seperti melansir dari Mindclear, Rabu (17/9/2024).

1. Hubungan dengan Orang Tua yang Buruk

Hubungan anak dan orang tua menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pola pikir dan emosional seseorang. Mereka yang tidak memiliki hubungan baik dengan orang tuanya cenderung sulit untuk terikat secara emosional dengan orang lain.

Hal ini yang membuat diri mereka sulit untuk menerima orang lain dalam hidup. Mereka memiliki harapan kepada orang lain agar sama seperti yang diinginkannya.

Pengalaman buruk dengan orang tua seperti dimarahin, dituntut dan sebagainya terkadang menjadi ancaman bagi seorang anak. Namun, hal ini bergantung pada diri masing-masing bagaimana cara mempertahankan hidup.

Hal ini terkadang yang membut mereka sulit untuk mempercayai orang lain dan mendapat pengalaman hubungan yang dipenuhi dengan kekerasan. Bahkan, timbul pikiran bahwa mereka tak pantas dicintai sehingga menyebabkan mereka merasa kesepian.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


2. Ketakutan

Ilustrasi anak mengalami ketakutan
Ilustrasi anak mengalami ketakutan. (Photo by Caleb Woods on Unsplash)

Ketika kita tumbuh dewasa, hidup akan memainkan peran yang dapat diterima atau tidak oleh teman sebaya atau rekan kerja untuk bertahan hidup. Berbeda dengan saat kita menginjak remaja, lebih terlihat secara alami dalam pengalaman berinterkasi dengan orang lain.

Hingga akhirnya kita menyadari bahwa dalam hidup tidak baik menjadi diri sendiri, kita dituntut untuk memainkan peran.

Hal ini didukung saat diri mengalami luka batin. Seperti ketika dalam hubungan ditemukan perselingkuhan yang menyebabkan patah hati. Rasa patah hati yang membuat seseorang merasa takut untuk membuka diri dan kembali mencintai seseorang.

Mereka menganggap bahwa hal ini adalah sesuatu yang menakutkan dan harus melindungi diri sendiri. Pada akhirnya saat mereka bersama dengan orang lain, hidup mereka akan tetap terasa sepi karena rasa takut itu.


3. Penolakan

Ilustrasi rasa malu, penolakan
Ilustrasi rasa malu, penolakan. (Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash)

Rasa trauma, sakit, dan penolakan menjadi narasi yang menyebabkan rasa sakit dan dapat pengalaman yang memalukan.

Hal ini menjadi masalah bagi seseorang yang mengalaminya dan mencoba menganggap keyakinan dirinya sendiri sebagai sesuatu yang dianggap benar. Bahkan, terkadang keyakinan tersebut membawa kerugian bagi diri sendiri.

Mereka berusaha untuk membenarkan segala sesuatunya agar dapat diterima. Namun, hal tersebut membuat mereka lelah dan akhirnya menyadari bahwa menjadi orang yang mudah percaya tidak begitu baik karena akan dimanfaatkan orang lain.

Akhirnya seseorang mencoba untuk menjaga jarak dan tidak perduli pada orang lain. Hal ini yang membuat mereka merasa sendiri.


4. Pengaruh Teknologi

Ilustrasi main HP, media sosial, tersenyum
Ilustrasi main HP, media sosial, tersenyum. (Photo by Luke Porter on Unsplash)

Bagi sebagian orang, terhubung dengan orang lain adalah hal yang sulit. Hal ini terjadi karena ketika kita menunjukan jadi diri, kemungkinan yang akan diperoleh adalah diterima atau ditolak. Pengalaman ini memengaruhi emosional seseorang.

Namun, seiring perkembangan teknologi membuat siapa saja mudah untuk terkoneksi dengan yang lain. Terutama mereka yang berusia mencapai dewasa, mereka akan memiliki peluang bertemu dan berkomunikasi dengan teman lamanya.

Tetapi hal ini tidak bekerja dengan baik bagi mereka yang berusia belum dewasa, perkembangan teknologi menjadikan mereka individualisme dan sulit untuk bersosialisasi dengan orang lain. Hal ini terjadi karena hidupnya didominasi oleh teknologi. Sehingga setelah merasa lelah dengan teknologi, mereka akan kesulitan menemui orang lain dan membuat mereka merasa kesepian.

Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental
Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental.
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya