Inovasi Pigeon dalam Mendukung Ibu yang Tidak Bisa Menyusui Secara Langsung

Pigeon meluncurkan botol New SofTouch Nursing Bottle Biomass-PP Wide Neck yang ramah lingkungan

oleh Sulung Lahitani diperbarui 18 Sep 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 14:00 WIB
Inovasi Pigeon dalam Mendukung Ibu yang Tidak Bisa Menyusui Secara Langsung
Inovasi Pigeon dalam Mendukung Ibu yang Tidak Bisa Menyusui Secara Langsung (doc: Liputan6/Sulung Lahitani)

Liputan6.com, Jakarta Periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) merupakan periode yang krusial bagi ibu dan bayi. Pada periode ini, bayi butuh nutrisi dari air susu ibu (ASI) agar dapat tumbuh kembang secara optimum. 

Hal ini diamini oleh dr. I.G.A.N Pratiwi, SpA., MARS yang menyatakan bahwa komposisi ASI-lah yang membuatnya amat penting bagi perkembangan bayi. Untuk diketahui, ASI memiliki kandungan lemak, laktosa, protein, vitamin dan mineral, imunoglobulin, hormon dan enzim, serta prebiotik. 

"Di awal kehidupan, dinding usus bayi itu tidak sempurna. Karena itu, perlu komposisi ASI yang menyempurnakan dan membuatnya menjadi mudah untuk dicerna dibandingkan dengan susu formula. Hal ini lah mengapa susu formula itu tidak diperbolehkan diberikan pada awal kelahiran," ungkap Pratiwi.

Meski ASI amat penting bagi tumbuh kembang bayi, sayangnya ada kalanya seorang ibu tak dapat memberikan ASI secara langsung karena kondisi-kondisi tertentu. Hal ini yang membuat perlunya dukungan alat bantu menyusu ASI seperti botol susu dan dot.

Untuk mempermudah ibu dan bayi merasakan ikatan mereka, serta memberikan kenyamanan bagi bayi saat menyusui, Pigeon meluncurkan botol New SofTouch Nursing Bottle Biomass-PP Wide Neck dengan sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) yang menjadikannya botol susu pertama di Indonesia yang ramah lingkungan.

"Pigeon terus berinovasi agar tiap bayi yang menggunakan botol susu Pigeon dapat merasakan pengalaman yang sama seperti saat mereka menyusui secara eksklusif. Tak hanya memberikan kenyamanan bagi bayi, botol ini juga menggunakan bahan yang ramah lingkungan," ungkap Managing Director Pigeon Masataka Hongo pada peluncuran botol susu terbaru Pigeon di Jakarta, Selasa (17/9/2024).

 

Keistimewaan botol susu SofTouch Pigeon

Inovasi Pigeon dalam Mendukung Ibu yang Tidak Bisa Menyusui Secara Langsung
Inovasi Pigeon dalam Mendukung Ibu yang Tidak Bisa Menyusui Secara Langsung (doc: Liputan6/Sulung Lahitani)

Ada beberapa keistimewaan botol susu SofTouch Pigeon yang terbaru, yaitu memiliki desain bentuk dot lebar sehingga memastikan bibir bayi dapat melekat sempurna pada dot, bahan silikon yang lembut dan elastis agar tidak mengganggu gerakan alami lidah bayi, serta ukuran yang beragam untuk mendukung perkembangan kemampuan bayi dalam mengisap dan menelan. 

"Juga terdapat lubang ventilasi untuk mengurangi udara berlebih agar mencegah bayi mengalami kembung," tambah Hongo.

Pembaruan dalam botol susu Pigeon tersebut amat membantu bayi agar dapat menyusu dari botol dengan aman dan nyaman. Hal ini sesuai dengan riset Pigeon yang menemukan terdapat tiga faktor utama dalam proses menyusu ASI secara alami, yakni proses pelekatan bibir saat menyusui, gerakan peristaltik lidah atau mengisap, serta proses menelan.

Pemberian ASI dengan media tertentu diperbolehkan

Inovasi Pigeon dalam Mendukung Ibu yang Tidak Bisa Menyusui Secara Langsung
Inovasi Pigeon dalam Mendukung Ibu yang Tidak Bisa Menyusui Secara Langsung (doc: Liputan6/Sulung Lahitani)

Menurut Pratiwi, meski menyusu penting dalam menciptakan kedekatan antara ibu dan bayi, namun pada kondisi tertentu seperti ibu yang bekerja atau aktif di luar rumah, pemberian ASI yang diperah harus dilakukan dengan media tertentu. 

"Menggunakan botol susu seperti Pigeon diperbolehkan pada kondisi tertentu. Terlebih bila bayinya prematur, tetap berikan ASI walaupun berupa ASI perah. Ini karena semakin prematur bayi, semakin dia membutuhkan ASI ketimbang susu formula," tambah Pratiwi.

 

Kurangnya edukasi terkait ASI untuk ibu

Di sisi lain, istri dari Billy Davidson, Patricia Devina mengaku bahwa selama ini edukasi terkait ASI seringkali telat diberikan padahal hal tersebut tak kalah pentingnya dari edukasi terkait melahirkan.

"Edukasi terkait ASI itu seringnya enggak didapatkan saat pertama kali hamil. Yang didapatkan adalah kekhawatiran soal bagaimana nanti melahirkan, gimana persiapan untuk melahirkan, sedangkan ternyata proses memberi ASI itu sekompleks itu," pungkas Devina.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya