Liputan6.com, Jakarta - Beberapa tahun terakhir, banyak sekali istilah kencan yang dipopulerkan oleh Gen Z. Sebut saja breadcrumb, rizz, green flag, red flag, dan masih ada yang lainnya.
Nah, kali ini ada juga istilah lain yaitu throning, di mana Generasi Z melakukan kencan dan menjalin hubungan asmara dengan seseorang hanya untuk meningkatkan status sosial mereka.
Advertisement
Berdasarkan informasi dari Hindustan Times, Kamis (9/1/2025), throning merupakan istilah yang merujuk pada upaya mendapatkan pasangan yang meningkatkan reputasi sosial seseorang. Jadi bisa dikatakan, pada dasarnya menempatkan mereka di atas kedudukan sosial yang lebih tinggi daripada sebelumnya.
Advertisement
Hal ini tentunya bisa menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi sebagian orang. Sebab, jika mereka sudah memperoleh status sosial yang tinggi, mereka merasa lebih dianggap oleh lingkungan dan masyarakat.
Apa Itu Throning?
Seperti yang dijelaskan oleh pakar hubungan Siddharrth S Kumaar, "Throning adalah berkencan dengan seseorang yang, melalui pergaulan, meningkatkan reputasi dan ego Anda."
Dalam dinamika ini, kedudukan sosial pasangan dinilai lebih tinggi daripada kualitas pribadinya. Ini tentang memprioritaskan representasi sosial pasangan daripada nilai intrinsiknya.
Meskipun konsepnya bukan hal baru—aplikasi kencan seringkali menunjukkan pengguna mencari pasangan "di atas" mereka. Maka, throning adalah perubahan kontemporer dari pendekatan klasik sebagai gold digger.
Apalagi saat ini, kedudukan sosial memiliki bobot yang sama besarnya dengan kekayaan finansial. Oleh karenanya, dengan memperluas lingkaran sosial seseorang pada dasarnya tidak salah. Akan tetapi, menyamarkannya sebagai romansa dapat menyesatkan.
Mengapa Beberapa Gen Z Lebih Menyukai Hal Itu?
Tentunya, tidak semua generasi Z melakukan throning kepada pasangannya. Namun, tidak sedikit yang melakukannya dan memilih pasangan bukan hanya berdasarkan cinta atau rasa suka, melainkan karena status sosialnya yang lebih tinggi.
"Motivasi di balik throning seringkali berasal dari keinginan untuk mendapatkan validasi sosial, akses ke lingkaran sosial eksklusif, peningkatan harga diri, dan pengaruh media sosial yang meningkat," kata pakar hubungan yang berbasis di Delhi, Kalpana Singh.
Meskipun throning mungkin menawarkan manfaat sosial sementara, hal itu dapat berdampak buruk pada hubungan.
Singh berbagi, "Hubungan yang hanya didasarkan pada pendakian sosial tidak memiliki dasar minat, kasih sayang, dan keintiman yang sama. Throning mengutamakan pengaruh daripada hubungan yang tulus."
Advertisement
Dampak Jangka Panjang pada Hubungan
Kumaar mencatat bahwa ia menemukan banyak kasus kencan berbasis status, di mana orang mencari pasangan yang lebih diinginkan daripada diri mereka sendiri.
Ia memperingatkan bahwa throning, meskipun dapat memberikan validasi sementara, seringkali tidak memiliki kedalaman dan rasa saling menghormati yang diperlukan untuk hubungan yang langgeng.
Tren ini muncul bersamaan dengan prediksi lain untuk dunia kencan tahun 2025, seperti "yap-trapping" (terjebak dengan orang yang cerewet) dan "freak matching" (menemukan seseorang yang memiliki kesamaan denganmu), menurut laporan oleh NY Post.
Dalam hubungan yang tercipta karena throning, ada beberapa masalah yang bisa muncul. Seperti karena adanya ketidaksesuaian, kesalahpahaman, miskomunikasi, atau komunikasi yang tidak berjalan lancar sehingga satu pihak menganggap hubungan tersebut lebih dalam daripada sekadar hubungan transaksional dan saling memanfaatkan.
Hal ini dapat terjadi ketika orang yang melakukan throning berpura-pura tertarik pada orang lain sebagai pribadi dan bukan sekadar reputasi.
Ciri-ciri Pasangan Melakukan Throning
Melansir dari Psychology Today, ada beberapa tanda jika pasangan Anda melakukan throning seperti di bawah ini:
- Mereka terus menyebutkan atau bertanya tentang reputasi Anda. Karena orang cenderung berbicara tentang apa yang paling mereka pedulikan.
- Mereka menyanjung Anda secara berlebihan dan membanggakan Anda kepada orang lain. Pujian awalnya terlihat biasa saja, manis dalam jumlah yang wajar tetapi menjijikkan jika terlalu banyak.
- Mereka tampak egois dan terlalu peduli dengan reputasi mereka. Apakah mereka hanya peduli pada dirinya dan reputasinya sendiri?
- Mereka bersikap lebih baik kepada Anda di depan umum daripada secara pribadi. Karena mereka tidak ingin orang lain melihat bagaimana mereka memperlakukan Anda sebenarnya.
- Mereka tampak dingin dan penuh perhitungan. Mereka tampaknya tidak tertarik pada Anda sebagai pribadi dan tidak banyak berbagi tentang diri mereka sendiri.
- Mereka tidak ada untuk Anda saat Anda membutuhkannya. Saat Anda mengalami masa-masa sulit, apakah mereka hampir tidak melakukan apa pun?
- Mereka tampaknya sangat tertarik pada reputasi orang lain. Mereka mungkin selalu mencari tempat yang lebih tinggi untuk dituju setelah Anda memenuhi tujuan Anda.
- Mereka memiliki riwayat berkuasa. Apakah mereka terus-menerus membicarakan tentang seberapa terkenal mantan mereka?
Advertisement