Liputan6.com, Jakarta Awal tahun ini, netizen Indonesia masih ramai-ramai menyuarakan tren No Buy Challenge 2025, di mana masyarakat diajak untuk mengurangi konsumsi berlebihan. Tren ini mulai marak di media sosial pada akhir tahun 2024, dengan konten membagikan barang-barang yang dianggap tidak terlalu penting, seperti yang dilakukan content creator @axelalbertus di TikTok.
Ajakan ini dilihat sebagai cara yang efektif untuk menghadapi kondisi ekonomi yang tidak pasti, potensi kenaikan harga barang pokok, serta kebijakan pemerintah baru yang berdampak pada daya beli masyarakat seperti kenaikan PPN 12% dan skema perpajakan baru di tahun 2025.
Advertisement
Baca Juga
Namun tidak hanya dengan mengurangi barang-barang yang dibeli, ada cara-cara pengelolaan keuangan lainnya yang dapat diterapkan untuk menciptakan gaya hidup yang lebih hemat dan bijak dalam pengeluaran.
Advertisement
“Dengan pengelolaan keuangan yang tepat, masyarakat Indonesia dapat lebih bijak mengelola pengeluaran dan juga berhemat. Kuncinya adalah mengevaluasi kebiasaan spending Anda dan mengubah kebiasaan tersebut secara bertahap namun konsisten. Langkah-langkah ini akan membawa Anda menuju kebiasaan spending yang lebih terkendali,” ujar Elian Ciptono Head of Southeast Asia Expansion dan Country Manager Wise di Indonesia.
Wise membagikan 6 tips praktis untuk membantu masyarakat menerapkan gaya hidup hemat.
1. Pantau kenaikan harga setiap berbelanja
Sebelum menentukan pengeluaran mana yang akan dikurangi, pantau terlebih dahulu fluktuasi harga barang-barang kebutuhan pokok serta mengevaluasi pengeluaran sehari-hari. Kenaikan harga tentu akan berdampak pada budget keseluruhan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi Anda menjadi pembeli cerdas. Selalu bandingkan harga di berbagai toko atau penyedia layanan. Anda mungkin tidak perlu mengurangi pengeluaran tersebut bila menemukan alternatif yang lebih murah.
2. Perbarui anggaran dan tentukan kembali apa yang masuk dalam kategori “penting”
Setelah menyesuaikan harga kebutuhan sehari-hari, susun kembali anggaran Anda. Perhatikan hal-hal apa saja yang menjadi pengeluaran terbesar dan pertimbangkan bila Anda tetap bisa beraktivitas sehari-hari dengan nyaman tanpa barang tersebut. Dengan strategi ini, Anda tetap bisa mengontrol pengeluaran tanpa merasa tertekan.
3. Jangan remehkan biaya-biaya administrasi pada layanan digital
Biaya administrasi transfer dan top-up dana sering dianggap kecil, tapi dampaknya bisa signifikan jika dilakukan terus-menerus. Untuk lebih efisien, lakukan transaksi dalam jumlah besar atau gunakan platform dengan biaya administrasi yang rendah. Dalam transaksi internasional, perhatikan biaya mark-up pada kurs. Pastikan Anda memantau kurs supaya dapat melakukan transaksi di saat kurs murah, dan pilih platform remitansi dengan nilai kurs tengah dan biaya rendah, seperti Wise.
Advertisement
4. Mulai dengan mengurangi satu jenis pengeluaran
Jika mencoba untuk mengubah semuanya sekaligus, kemungkinan besar Anda akan merasa sulit untuk mempertahankan perubahan itu. Mulailah dari langkah sederhana, seperti dengan mengurangi satu jenis pengeluaran dan kemudian perlahan tambahkan pengurangan lainnya. Contohnya, coba kurangi membeli kopi di kedai favorit. Setelah berhasil bertahan selama 3 minggu, Anda bisa mulai menambah pengurangan lainnya. Kebiasaan kecil ini bisa membawa dampak besar bagi kebiasaan spending Anda selama 2025.
5. Belajar untuk lebih efisien ketika berbelanja
Anda juga dapat mempertimbangkan untuk membeli secara grosir untuk barang-barang yang tidak mudah rusak seperti makanan kaleng, kebutuhan mandi, dan lainnya. Terutama ketika terdapat diskon atau promosi supaya Anda lebih hemat di jangka panjang.