Citizen6, Jakarta: Jumlah penulis di Indonesia sangatlah besar. Pada dekade terakhir Indonesia diramaikan oleh munculnya penulis muda berusia 30 tahun kebawah serta maraknya pertumbuhan kantong-kantong sastra di Jakarta dan di banyak kota besar lainnya.
Salah satu yang dianggap fenomenal adalah munculnya Forum Lingkar Pena (FLP), sebuah organisasi kepenulisan dan pengaderan penulis yang didirikan oleh Helvy Tiana Rosa, dan kawan-kawan pada 22 Februari 1997 di Jakarta. Dengan visi menjadi sebuah organisasi yang memberikan pencerahan melalui tulisan, dan mottonya 'Berbakti, Berkarya, Berarti', dalam waktu yang relatif singkat, di usinya yang ke-16 di 2013 ini, FLP sudah memiliki 101 cabang tingkat Kabupaten/Kota, 30 Wilayah tingkat provinsi di seluruh Indonesia serta 10 wilayah tingkat negara di luar negeri.
Sejak berdiri, organisasi penulis ini telah beranggotakan lebih dari 5000 orang dan menerbitkan lebih dari 2 juta buku yang sebagian besar terdiri dari karya sastra serius, fiksi remaja, dan cerita anak. Belakangan mulai merambah non fiksi dan skenario. Tidak ada orang atau lembaga yang mensponsori FLP. Kemandirian ini memungkinkan FLP menulis sesuai kata hati. Koran tempo, salah satu media paling berwibawa di Indonesia, menyebut FLP sebagai sebuah 'Pabrik Penulis Cerita'!
Novel 'Ayat-Ayat Cinta' karya Habiburrahman El Shirazy, seorang anggota FLP, dalam waktu singkat sudah memasuki lebih dari cetakan ke-30 dan menumbangkan rekor buku laris se-Asia Tenggara. Buku ini kemudian diadaptasi ke dalam bentuk film. Menyusul kemudian karya-karya dari penulis FLP yang lain diadaptasi ke layar kaca/layar lebar, seperti Emak Ingin Naik Haji dan Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia, Dalam Mihrab Cinta dan Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy, dan lain-lain.
FLP adalah organisasi inklusif. Keanggotaannya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang ras maupun agama. Mayoritas anggota FLP memang muslim, namun tingkat pemahaman keislaman mereka tidak seragam. Ada juga non muslim yang bergabung. Meski demikian para anggota FLP memiliki niat yang sama, yaitu membagi seberkas cahaya bagi para pembaca dan menganggap kegiatan menulis adalah bagian dari ibadah.
Selama sepuluh tahun terakhir, banyak penghargaan yang telah dikoleksi FLP. Termasuk penghargaan bergengsi Adikarya Ikapi, Khatulistiwa Award, hingga terpilih menjadi peserta program Anugerah MASTERA (Majelis Sastra Asia Tenggara) dan menjadi pengurus di Liga Sastra Internasional. Sedangkan untuk jenjang keanggotaannya terbagi dalam 3 tahapan, yakni jenjang anggota muda, madya, dan andal.
Ragam Aktivitas, Kelas kepenulisan dan Kemitraan FLP
Beragam aktivitas literasi sesuai mottonya dilakukan untuk mewujudkan visi FLP. Mulai dari pengaderan, pembinaan anggota di setiap jenjangnya, penerbitan buku, skenario film, aktif mengisi di berbagai koran dan majalah lokal dan nasional, sampai aktivitas kelas-kelas kepenulisan yang ada dalam proses pembinaan anggota. Seperti kelas cerpen, kelas non fiksi, kelas novel, kelas skenario, kelas fotografi, kelas teater, dan lain-lain. Berbagai penelitian, workshop kepenulisan dan seminar literasi juga digarap di berbagai daerah.
FLP juga aktif dalam kegiatan yang sifatnya sosial kemanusiaan, seperti pembentukan posko banjir, pembuatan buku antologi kasih/antologi kemanusiaan yang seluruh royaltinya disumbangkan untuk kemanusiaan seperti untuk palestina, mesir, tsunami Aceh, tsunami Jepang, dan lainnya hingga perpustakaan keliling.
FLP juga aktif membangun jejaring kemitraan dengan berbagai penerbit dan lembaga/instansi dalam menjalankan agenda-agenda literasi di berbagai bidang. FLP baru saja menghelat Musyawarah Nasional ketiganya di Bali tanggal 29 Agustus hingga 1 September 2013 kemarin. Sebuat tradisi organisasi dalam rangka estafeta kepemimpinan. Setelah Helvy Tiana Rosa (1997-2005), Irfan Hidayatullah (2005-2009), Setiawati Intan Savitri (2009-2013), pada periode keempat kini Forum Lingkar Pena (FLP) dinahkodai oleh Sinta Yudisia (2013-2017).
Kami ingin mencitai Indonesia melalui FLP. Kami ingin indeks pendidikan dan kualitas SDM Indonesia semakin hari semakin meningkat ke arah yang positif tentunya. Kami ingin mendorong manusia Indonesia dengan kegemaran membaca dan kesukaan menulis. FLP datang untuk mencerahkan! (Sudiyanto/Mar)
Sudiyanto adalah Ketua FLP Wilayah Jakarta Raya yang juga pewarta warga yang bisa dihubungi lewat akun Twitter: @sudisaja, FB: Sudi yanto, danweb pusat: www.forumlingkarpena.net, web wilayah Jakarta Raya: www.flpjaya.com (sedang diperbarui)
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Salah satu yang dianggap fenomenal adalah munculnya Forum Lingkar Pena (FLP), sebuah organisasi kepenulisan dan pengaderan penulis yang didirikan oleh Helvy Tiana Rosa, dan kawan-kawan pada 22 Februari 1997 di Jakarta. Dengan visi menjadi sebuah organisasi yang memberikan pencerahan melalui tulisan, dan mottonya 'Berbakti, Berkarya, Berarti', dalam waktu yang relatif singkat, di usinya yang ke-16 di 2013 ini, FLP sudah memiliki 101 cabang tingkat Kabupaten/Kota, 30 Wilayah tingkat provinsi di seluruh Indonesia serta 10 wilayah tingkat negara di luar negeri.
Sejak berdiri, organisasi penulis ini telah beranggotakan lebih dari 5000 orang dan menerbitkan lebih dari 2 juta buku yang sebagian besar terdiri dari karya sastra serius, fiksi remaja, dan cerita anak. Belakangan mulai merambah non fiksi dan skenario. Tidak ada orang atau lembaga yang mensponsori FLP. Kemandirian ini memungkinkan FLP menulis sesuai kata hati. Koran tempo, salah satu media paling berwibawa di Indonesia, menyebut FLP sebagai sebuah 'Pabrik Penulis Cerita'!
Novel 'Ayat-Ayat Cinta' karya Habiburrahman El Shirazy, seorang anggota FLP, dalam waktu singkat sudah memasuki lebih dari cetakan ke-30 dan menumbangkan rekor buku laris se-Asia Tenggara. Buku ini kemudian diadaptasi ke dalam bentuk film. Menyusul kemudian karya-karya dari penulis FLP yang lain diadaptasi ke layar kaca/layar lebar, seperti Emak Ingin Naik Haji dan Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia, Dalam Mihrab Cinta dan Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy, dan lain-lain.
FLP adalah organisasi inklusif. Keanggotaannya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang ras maupun agama. Mayoritas anggota FLP memang muslim, namun tingkat pemahaman keislaman mereka tidak seragam. Ada juga non muslim yang bergabung. Meski demikian para anggota FLP memiliki niat yang sama, yaitu membagi seberkas cahaya bagi para pembaca dan menganggap kegiatan menulis adalah bagian dari ibadah.
Selama sepuluh tahun terakhir, banyak penghargaan yang telah dikoleksi FLP. Termasuk penghargaan bergengsi Adikarya Ikapi, Khatulistiwa Award, hingga terpilih menjadi peserta program Anugerah MASTERA (Majelis Sastra Asia Tenggara) dan menjadi pengurus di Liga Sastra Internasional. Sedangkan untuk jenjang keanggotaannya terbagi dalam 3 tahapan, yakni jenjang anggota muda, madya, dan andal.
Ragam Aktivitas, Kelas kepenulisan dan Kemitraan FLP
Beragam aktivitas literasi sesuai mottonya dilakukan untuk mewujudkan visi FLP. Mulai dari pengaderan, pembinaan anggota di setiap jenjangnya, penerbitan buku, skenario film, aktif mengisi di berbagai koran dan majalah lokal dan nasional, sampai aktivitas kelas-kelas kepenulisan yang ada dalam proses pembinaan anggota. Seperti kelas cerpen, kelas non fiksi, kelas novel, kelas skenario, kelas fotografi, kelas teater, dan lain-lain. Berbagai penelitian, workshop kepenulisan dan seminar literasi juga digarap di berbagai daerah.
FLP juga aktif dalam kegiatan yang sifatnya sosial kemanusiaan, seperti pembentukan posko banjir, pembuatan buku antologi kasih/antologi kemanusiaan yang seluruh royaltinya disumbangkan untuk kemanusiaan seperti untuk palestina, mesir, tsunami Aceh, tsunami Jepang, dan lainnya hingga perpustakaan keliling.
FLP juga aktif membangun jejaring kemitraan dengan berbagai penerbit dan lembaga/instansi dalam menjalankan agenda-agenda literasi di berbagai bidang. FLP baru saja menghelat Musyawarah Nasional ketiganya di Bali tanggal 29 Agustus hingga 1 September 2013 kemarin. Sebuat tradisi organisasi dalam rangka estafeta kepemimpinan. Setelah Helvy Tiana Rosa (1997-2005), Irfan Hidayatullah (2005-2009), Setiawati Intan Savitri (2009-2013), pada periode keempat kini Forum Lingkar Pena (FLP) dinahkodai oleh Sinta Yudisia (2013-2017).
Kami ingin mencitai Indonesia melalui FLP. Kami ingin indeks pendidikan dan kualitas SDM Indonesia semakin hari semakin meningkat ke arah yang positif tentunya. Kami ingin mendorong manusia Indonesia dengan kegemaran membaca dan kesukaan menulis. FLP datang untuk mencerahkan! (Sudiyanto/Mar)
Sudiyanto adalah Ketua FLP Wilayah Jakarta Raya yang juga pewarta warga yang bisa dihubungi lewat akun Twitter: @sudisaja, FB: Sudi yanto, danweb pusat: www.forumlingkarpena.net, web wilayah Jakarta Raya: www.flpjaya.com (sedang diperbarui)
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.