Pertukaran Kripto FTX Akuisisi Perusahaan Trading Jepang Liquid

FTX mengatakan pihaknya mengharapkan akuisisi Liquid akan ditutup pada Maret 2022.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 04 Feb 2022, 16:20 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2022, 16:20 WIB
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Bursa cryptocurrency yang dimiliki oleh miliarder Sam Bankman-Fried, FTX membeli perusahaan trading asal Jepang, Liquid dengan jumlah yang tidak disebutkan. 

FTX mengatakan pada Rabu, pihaknya telah menandatangani perjanjian untuk akuisisi Liquid dan semua anak perusahaan yang beroperasi, termasuk Quoine Corporation dan unitnya yang berbasis di Singapura. 

Quoine adalah salah satu pertukaran kripto pertama yang mendapatkan pendaftaran dengan Badan Layanan Keuangan Jepang pada 2017.

FTX mengatakan pihaknya mengharapkan akuisisi Liquid akan ditutup pada Maret 2022. Kesepakatan itu tunduk pada persetujuan peraturan dan pemegang saham.

“Menyusul akuisisi FTX atas Liquid, Quoine secara bertahap akan mengintegrasikan produk dan layanan FTX ke dalam penawarannya sendiri, dan pelanggan Jepang FTX yang ada akan bermigrasi ke platform Quoine,” kata Liquid dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari CNBC, Jumat (4/2/2022). 

“Sehubungan dengan akuisisi ini, FTX juga telah menandatangani perjanjian dengan Liquid untuk menyediakan pengguna Jepang yang ada dengan layanan sesuai dengan hukum Jepang, dan akan mentransfer pengguna Jepang yang ada ke Quoine,” lanjut pernyataan Liquid. 

FTX, yang awal pekan ini mengumumkan telah mengumpulkan USD 400 juta dengan valuasi USD 32 miliar atau sekitar Rp 460 triliun, berkembang secara agresif di pasar kripto Asia pada saat persaingan sedang memanas.

Bankman-Fried mengatakan kepada CNBC, fokus besar perusahaan adalah memperoleh lisensi di beberapa negara.

Pemberi pinjaman tradisional seperti SBI Jepang dan DBS Singapura telah mengambil langkah untuk memanfaatkan pertumbuhan liar kripto. 

SBI adalah pemegang saham minoritas di sejumlah perusahaan rintisan kripto, termasuk perusahaan Ripple senilai USD 15 miliar, sementara DBS telah menyiapkan pertukaran aset digitalnya sendiri.

Didirikan pada 2014, Liquid adalah salah satu pertukaran kripto terbesar di dunia berdasarkan volume, dengan hampir USD 72 juta dalam volume perdagangan harian, menurut data CoinMarketCap. Liquid menawarkan perdagangan spot dalam mata uang digital seperti Bitcoin, Ethereum dan XRP. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Harga Bitcoin Koreksi 5 Persen, Ini Tanggapan Morgan Stanley

Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay
Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay

Sebelumnya, perusahaan bank investasi dan jasa keuangan multinasional asal Amerika, Morgan Stanley, dalam catatan penelitian berjudul “State of the Bear Market” menjelaskan penurunan harga Bitcoin sebesar 50 persen dari rekor tertinggi November bukanlah hal baru dan koreksi dalam norma historis. 

Mereka menjelaskan nilai wajar cryptocurrency itu sangat sulit diperkirakan karena perdagangannya sangat fluktuatif dan dibantu oleh ketersediaan besar dolar AS dan likuiditas bank sentral. 

Jika harga Bitcoin diperdagangkan di bawah USD 28.000 atau sekitar Rp 401,2 juta, pasar mungkin mengharapkan pelemahan lebih lanjut karena ini berada di sekitar posisi terendah tahun lalu. 

Di sisi atas, harga Bitcoin yang menyentuh USD 45.000 adalah level yang harus diperhatikan karena itu akan menunjukkan tren turun baru-baru ini yang mungkin dapat berbalik, isi penelitian tersebut. 

Bank itu mencatat Bitcoin telah melewati 15 kali pasar bearish sejak diciptakan pada 2009. Koreksi yang terjadi pada beberapa bulan terakhir masih berada dalam kisaran harga yang sebelumnya pernah dilewati.

“Bitcoin umumnya digunakan sebagai mata uang untuk transaksi barang dan jasa (di dunia kripto atau non-kripto), sulit untuk menilai Bitcoin pada permintaan fundamental di luar spekulasi aset,” kata Morgan Stanley, seperti dikutip dari CoinDesk, Kamis, 3 Februari 2022.

Investor kripto mungkin perlu sedikit bersabar jika berada di tengah koreksi pasar risiko yang lebih besar atau leverage di pasar kripto perlu ditingkatkan untuk memulai tren bullish.

Selain itu, investor juga perlu memperhatikan beberapa hal seperti regulasi, Non Fungible Token (NFT), dan penerbitan stablecoin di beberapa negara.Hal tersebut yang dapat kemungkinan dapat mempengaruhi pergerakan harga dari Bitcoin.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya