Penambang Bitcoin Riot Blockchain Bakal Jual Saham Setara Rp 7,2 Triliun

Penambang Bitcoin, Riot Blockchain (RIOT) akan memakai dana hasil penjualan saham untuk investasi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Apr 2022, 10:12 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2022, 10:12 WIB
Ilustrasi bitcoin (Foto: Vadim Artyukhin/Unsplash)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Vadim Artyukhin/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Penambang Bitcoin, Riot Blockchain (RIOT) mengajukan prospektus ke Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange Commission/SEC) Amerika Serikat (AS)  untuk penjualan saham hingga USD 500 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun (kurs Rp 14.371 per USD) secara bertahap. Atau dikenal sebagai penawaran all-the-market (ATM).

Melansir Coindesk, ditulis Minggu (3/4/2022), bertindak sebagai penjamin emisi adalah Cantor Fitzgerald, B. Riley Securities, BTIG, Roth Capital Partners, D.A. Davidson, Macquarie Capital (AS) dan Northland Securities. Riot Blockchain saat ini memiliki sekitar 116,7 juta saham yang beredar.

Jika seluruh USD 500 juta ditawarkan pada harga saham saat ini, jumlah saham akan meningkat sekitar 20 persen menjadi sekitar 140 juta lembar saham.

Hasil dari penawaran di pasar ini akan digunakan untuk tujuan umum perusahaan, yang dapat mencakup investasi dalam proyek yang ada dan yang akan datang.

Baru-baru ini, Riot mengatakan bahwa pihaknya memiliki 5.783 bitcoin di neraca per 1 Maret. Itu akan bernilai lebih dari USD 267 juta dengan harga bitcoin saat ini sebesar USD 46.200.

Riot berkinerja buruk dibandingkan sebagian besar rekan penambangan crypto pada Jumat sore, turun 2 persen karena saham Marathon Digital (MARA) dan Hut 8 (HUT) membukukan kenaikan moderat.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tahun Konsolidasi Sektor Pertambangan

Bitcoin - Image by mohamed Hassan from Pixabay
Bitcoin - Image by mohamed Hassan from Pixabay

Sebelumnya, satu perusahaan penambangan Bitcoin publik terbesar, Riot Blockchain (RIOT) melihat tahun ini sebagai "tahun konsolidasi dalam industri pertambangan Bitcoin" dan mengharapkan perusahaan untuk berpotensi mendapatkan keuntungan dari tren seperti itu.

Perusahaan itu mengatakan akan terus evaluasi peluang strategis yang mungkin diputuskan untuk dilakukan sebagai bagian dari inisiatif pertumbuhan strategisnya, kata perusahaan dalam pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC). 

Riot melaporkan pendapatan 2021 sebesar USD 213,2 juta atau sekitar Rp 1,7 triliun, naik 1,665 persen dari 2020 dan mengalahkan perkiraan analis rata-rata USD 211,06 juta, menurut data FactSet.

“Kenaikan harga hashrate dan Bitcoin perusahaan membantu pendapatan perusahaan pada tahun 2021,” kata pihak perusahaan, dikutip dari CoinDesk, Minggu, 27 Maret 2022.

Riot juga meningkatkan Bitcoin yang disimpan di neraca sebesar 353 persen pada 2021, dibandingkan dengan 1.078 pada tahun 2020. Pada 3 Maret 2022, Riot mengatakan pihaknya memegang sekitar 5.783 Bitcoin yang ditambang sendiri pada akhir Februari.

Dengan ini Riot berharap untuk mencapai hashrate 2022 sebesar 12,8 exahash per detik (EH/s). Sebagai perbandingan, rekan perusahaannya Marathon Digital mengatakan mereka mengharapkan untuk mencapai hashrate 23,3 EH/s pada awal 2023.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya