Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto jajaran teratas terpantau kembali alami pergerakan harga yang seragam pada Kamis (2/6/2022) pagi. Mayoritas kripto jajaran teratas harus kembali berada di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Kamis pagi, 2 Juni 2022, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 6,81 persen dalam 24 jam terakhir dan 0,70 persen dalam sepekan.
Baca Juga
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 29.587,47 per koin atau setara Rp 430.6 juta (asumsi kurs Rp 14.555 per dolar AS).
Advertisement
Ethereum (ETH) juga harus melemah hari ini. Selama 24 jam terakhir, ETH ambles 7,67 persen dan 8,47 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.798,35 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin yang sebelumnya menguat, kini kembali melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB rontok 6,58 persen dan 8,99 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 298,92 per koin.
Kemudian Cardano (ADA) juga kembali melemah pagi ini. Dalam satu hari terakhir ADA turun 10,97 persen, tetapi menguat 5,20 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,5438 per koin.
Adapun Solana (SOL) juga harus rela kembali ke zona merah. Sepanjang satu hari terakhir SOL melemah 10,69 persen dan 16,14 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 40,81 per koin.
XRP juga kembali melemah hari ini. Dalam satu hari terakhir, XRP anjlok 6,19 persen dan 3,05 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3951 per koin.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama melemah 0,01 persen. Dengan begitu membuat USDT berada di level USD 0,9992. Sedangkan USDC dihargai USD 1,00.
Binance USD (BUSD) melemah 0,29 persen dalam 24 jam terakhir. Saat ini harga BUSD turun sedikit ke level USD 0,9988.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bitcoin Menguat, Yakin Investor Bakal Beli?
Sebelumnya, Bitcoin telah melonjak di atas USD 32.000 atau sekitar Rp 464,97 juta pada Selasa, 31 Mei 2022 level tertinggi sejak 10 Mei. Bitcoin diperdagangkan di sekitar USD 32.071 atau sekitar Rp 466,03 juta (asumsi kurs Rp 14.531 per dolar Amerika Serikat), naik 4,5 persen selama 24 jam terakhir.
Namun, bitcoin telah turun lebih dari 50 persen dari level tertinggi sepanjang masa yang terjadi pada November lalu, di tengah aksi jual aset berisiko yang luas.
Meskipun kini harga lebih rendah, Glassnode menilai pasar bitcoin belum menarik banyak investor baru untuk membeli atau ‘buy the dip’. Melansir Yahoo Finance, Rabu (1/6/2022), jumlah alamat dompet bitcoin dengan saldo non-zero tidak mengalami perubahan selama beberapa minggu terakhir.
Glassnode mengatakan, hal itu karena investor tetap khawatir tentang ketidakpastian makroekonomi. Ini konsisten dengan aksi jual pada musim panas 2021, dengan pertumbuhan dompet bitcoin tak beranjak selama sekitar empat bulan. Sementara itu, jumlah alamat aktif dan entitas yang memegang bitcoin telah stagnan selama beberapa bulan terakhir.
"Penjualan baru-baru ini, dan harga yang lebih rendah belum menginspirasi masuknya pengguna baru ke ruang angkasa, dan hanya HODLer yang tersisa,” tulis para analis Glassnode.
HODLers adalah istilah yang mengacu pada investor yang melakukan aksi beli dan tahan. Menurut para analis, HODLer atau entitas yang ada di jaringan menambah kepemilikan mereka secara signifikan pada situasi semacam ini.
Advertisement
PayPal Bakal Integrasikan Blockchain dan Kripto
Sebelumnya, raksasa pembayaran global PayPal melakukan yang terbaik untuk membawa semua kemungkinan integrasi blockchain dan cryptocurrency ke layanannya, menurut seorang eksekutif senior di perusahaan tersebut.
Wakil presiden PayPal Richard Nash dalam sebuah pernyataan eksklusif kepada Cointelegraph di Forum Ekonomi Dunia pada 23 Mei mengatakan, PayPal bekerja keras untuk mendukung semua kemungkinan layanan digital, termasuk mata uang digital dan mata uang digital bank sentral (CBDC).
Setelah meluncurkan layanan beli, tahan, dan jual untuk Bitcoin (BTC) di seluruh Amerika Serikat pada 2020, PayPal terus memperluas penawaran terkait mata uang digitalnya.
“Hanya berjalan perlahan di perisai kripto dengan pembelian atau penahanan di yurisdiksi tertentu. Kami masih mencari untuk bekerja dengan orang lain untuk merangkul semua yang kita bisa, apakah itu koin yang kita miliki hari ini di dompet digital PayPal, mata uang digital pribadi atau CBDC di masa depan,” ujar Nash dikutip dari Cointelegraph, ditulis Rabu (1/6/2022).
Nash juga mengisyaratkan dia adalah pemilik cryptocurrency, yang sangat selaras dengan posisinya di PayPal.
Pertimbangkan Luncurkan Stablecoin
Ketika ditanya apakah dia memegang kripto sendiri, wakil presiden menjawab, "Saya memiliki banyak hal yang sedang saya kerjakan di PayPal dan saya suka mengalami layanan sendiri jadi saya pikir itu wajar."
CEO PayPal, Dan Schulman sebelumnya mengungkapkan Bitcoin adalah satu-satunya cryptocurrency yang ia pegang per November 2019.
PayPal adalah salah satu perusahaan pembayaran terbesar di dunia yang telah memasuki dunia kripto dan blockchain dalam beberapa tahun terakhir.
Selain memperkenalkan opsi beli dan jual BTC di negara-negara tertentu, PayPal juga mengumumkan layanan check-out kripto sendiri pada Maret 2021 untuk memungkinkan pembayaran kripto bagi pedagang.
Perusahaan tersebut dilaporkan juga mempertimbangkan untuk meluncurkan stablecoinnya sendiri, bernama PayPal Coin.
Advertisement