Kapitalisasi Pasar Kripto Berbasis AI Susut Rp 21,3 Triliun

Tak hanya dari kapitalisasi pasar yang menurun, 10 kripto teratas berbasis AI alami penurunan harga.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 27 Jul 2023, 15:59 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2023, 10:00 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Pernah menjadi pasar yang berkembang pesat, aset kripto yang berfokus pada AI telah mengalami penurunan nilai yang cukup besar dalam empat bulan terakhir.

Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu (26/7/2023), pada Februari 2023, sektor mata uang kripto berbasis AI mencapai nilai USD 4 miliar atau setara Rp 60,1 triliun (asumsi kurs Rp 15.026 per dolar AS) yang mengejutkan. 

Namun, sejak itu mengalami penurunan sebesar USD 1,42 miliar atau setara Rp 21,3 triliun. Selama seminggu terakhir, delapan dari 10 token kripto berbasis AI teratas mengalami penurunan terhadap dolar AS.

Aset kripto AI teratas berdasarkan kapitalisasi pasar seperti The Graph (GRT Coin) turun 4,97 persen selama periode ini. Kemudian Singularity net (AGIX) turun 7,99 persen.

Ocean protocol (OCEAN) mencatat kerugian terbesar di antara sepuluh token AI teratas minggu lalu dengan penurunan 13,7 persen terhadap dolar AS. Fetch.ai (FET) mengalami dampak negatif sebesar 9,94 persen. 

Sedangkan dkargo (DKA) mengalami peningkatan sebesar 4,38 persen. Iexec rlc (RLC) anjlok 8,18 persen, numeraire (NMR) turun 2,56 persen, dan kovalen (CQT) mengalami kenaikan moderat 2,26 persen. 

Secara total, nilai gabungan dari semua 89 token kripto yang berpusat pada AI turun sebesar 2,85 persen selama beberapa hari terakhir dan 5,73 persen dalam minggu sebelumnya.

Angka dari 24 jam terakhir menunjukkan sektor koin berbasis AI telah menyaksikan volume perdagangan global sebesar USD 309 juta atau setara Rp 4,6 triliun.

Bos Perusahaan AI Ini Luncurkan Proyek Kripto Baru, Tawarkan Fitur Paspor Digital

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML)
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML). Kredit: Gerd Altmann from Pixabay

CEO perusahaan AI OpenAI, Sam Altman pada Senin, 24 Juli 2023 meluncurkan kripto baru yaitu Worldcoin (WLD). Penawaran inti proyek kripto ini adalah fitur World ID-nya, yang digambarkan perusahaan sebagai "paspor digital" untuk membuktikan pemegangnya adalah manusia nyata, bukan bot AI. 

Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (25/7/2023), untuk mendapatkan World ID, pelanggan mendaftar untuk melakukan pemindaian iris secara langsung menggunakan 'orb' Worldcoin, sebuah bola perak kira-kira seukuran bola bowling. Setelah pemindaian iris bola memverifikasi orang tersebut adalah manusia nyata, kemudian World ID dibuat.

Perusahaan di belakang Worldcoin adalah Tools for Humanity yang berbasis di San Francisco dan Berlin. Proyek ini memiliki 2 juta pengguna dari periode beta, dan dengan peluncuran Senin, Worldcoin meningkatkan operasi "orbing" ke 35 kota di 20 negara. 

Sebagai daya tarik, mereka yang mendaftar di negara tertentu akan menerima WLD Coin, cryptocurrency Worldcoin.

Harga WLD naik pada awal perdagangan Senin. Di bursa terbesar dunia, Binance, mencapai puncak USD 5,29 atau setara Rp 79.503 (asumsi kurs Rp 15.031 per dolar AS). Volume perdagangan Worldcoin mencapai USD 25,1 juta atau setara Rp 377,2 miliar, menurut situs web Binance.

 

 

AI Akan Melakukan Banyak Pekerjaan

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), kecerdasan buatan
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), kecerdasan buatan. (Image by rawpixel.com on Freepik)

Proyek tersebut mengatakan World ID akan diperlukan di era chatbot AI generatif seperti ChatGPT, yang menghasilkan bahasa yang sangat mirip manusia. ID Dunia dapat digunakan untuk membedakan antara orang sungguhan dan bot AI online.

Altman mengatakan kepada Reuters Worldcoin juga dapat membantu mengatasi bagaimana ekonomi akan dibentuk kembali oleh AI generatif.

Salah satu contoh yang disukai Altman adalah penghasilan dasar universal, atau UBI, program tunjangan sosial yang biasanya dijalankan oleh pemerintah di mana setiap individu berhak atas pembayaran. 

Karena AI akan melakukan lebih banyak pekerjaan yang dilakukan orang sekarang, Altman yakin UBI dapat membantu memerangi ketimpangan pendapatan. Karena hanya orang sungguhan yang dapat memiliki World ID, ini dapat digunakan untuk mengurangi penipuan saat menerapkan UBI.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya