Liputan6.com, Jakarta Pendapatan perdagangan kripto Coinbase turun pada kuartal kedua karena regulator meningkatkan tekanan hukum pada pertukaran cryptocurrency terbesar di AS ini, yang menyebabkan kerugian bersih yang melebar dari kuartal pertama.
Perlambatan dalam penghasil uang utama untuk Coinbase (COIN) terjadi ketika pertukaran tersebut berhadapan dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), yang menggugat pertukaran tersebut pada Juni.Â
Baca Juga
Biaya yang diperoleh dari pelanggan yang memperdagangkan kripto di platform Coinbase turun 13 persen dari kuartal terakhir dan 50 persen dari tahun lalu menjadi USD 327 juta atau setara Rp 4,9 triliun (asumsi kurs Rp 15.168 per dolar AS), penjualan terendah sejak akhir tahun lalu.
Advertisement
Itu menyebabkan kerugian bersih USD 97 juta atau setara Rp 1,4 triliun, sedikit lebih tinggi dari kuartal pertama. Itu masih lebih baik dari yang diharapkan dan jauh lebih kecil dari miliaran dolar yang terjadi di bursa selama kuartal kedua yang sulit tahun lalu.Â
Perusahaan mengatakan telah menurunkan biaya sebesar 50 persen sejak tahun lalu, termasuk melepaskan 30 persen staf selama setahun terakhir.
"Beberapa kuartal terakhir ini sama-sama menantang dan menyegarkan," kata Coinbase mengatakan kepada para pemegang saham, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (4/8/2023)
Penurunan perdagangan Coinbase terjadi selama periode tiga bulan aktivitas rendah dan ketidakpastian peraturan AS yang meningkat. Namun, tindakan hukum dari SEC tersebut sampai saat ini tidak merugikan kinerja saham Coinbase.
SEC menuduh perusahaan mengoperasikan pertukaran yang tidak terdaftar, dealer broker, dan agen kliring dengan menawarkan token kripto tertentu yang diklaim agensi sebagai sekuritas.Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.