Liputan6.com, Jakarta - Industri kripto di Indonesia terus meningkat baik dari sisi nilai transaksi hingga jumlah investor jelang akhir tahun. Badan Pengawas Berjangka Perdagangan Komoditi (Bappebti) mencatat, transaksi aset kripto di Indonesia periode Januari hingga Oktober 2024 menyentuh Rp 475,13 triliun.
Lonjakan transaksi ini turut dibarengi oleh catatan positif pada pelaku usaha hingga platform perdagangan kripto, semisal PT Pintu Kemana Saja. Chief Marketing Officer PINTU, Timothius Martin melaporkan adanya volume penjualan sampai jumlah pengguna memasuki akhir 2024.
Advertisement
Baca Juga
"Dari sisi trading volume dan jumlah downloaders naik hampir 300 persen secara year-on-year (yoy), di mana saat ini aplikasi PINTU telah diunduh lebih dari 9 juta kali. Selain itu, jumlah aset kripto yang diperdagangkan telah mencapai 320 dan akan terus bertambah," jelasnya dalam keterangan tertulis.
Advertisement
Menurut dia, positifnya pertumbuhan industri kripto di Indonesia tidak terlepas dari peran regulator yang memastikan kepastian hukum bagi perdagangan aset kripto.
"Kami sendiri patuh terhadap regulasi yang telah ditetapkan dengan mendapatkan lisensi penuh sebagai Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK) dari Bappebti, serta terdaftar sebagai anggota bursa kripto CFX," ujar Timo.
Pasar kripto sepanjang 2024 terus memperlihatkan optimisme dengan berbagai faktor positif, mendorong kenaikan harga berbagai aset kripto.
Dimulai pada awal 2024 dengan disetujuinya perdagangan ETF Spot Bitcoin & ETH oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) yang membuka jalan investasi bagi institusi besar untuk masuk ke pasar kripto.
Prediksi 2025
Puncaknya adalah, dengan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47, yang dianggap pro terhadap pasar kripto. Sehingga memicu optimisme dan mendongkrak harga Bitcoin melampaui USD 100 ribu.
"Pasar kripto di tahun 2025 diperkirakan memiliki potensi berada dalam tren bull market yang ditandai dengan berbagai faktor makroekonomi yang positif seperti, pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Ditambah dengan meningkatnya money supply global M2, hingga regulasi dari Presiden terpilih Donald Trump yang diproyeksi mendukung penuh industri kripto. Tentu kami berharap seluruh faktor tersebut juga menjadi pendorong positif bagi industri kripto di Indonesia," tutur Timo.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Analis Ramal Pasar Kripto Anjlok Jelang Pelantikan Donald Trump
Sebelumnya, salah satu pendiri Bitmex dan analis pasar kripto, Arthur Hayes menilai pertumbuhan pasar kripto baru-baru ini kemungkinan akan tergeser oleh momentum pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.
Mengutip News.bitcoin.com, Jumat (20/12/2024) dalam opini terbarunya "Trump Truth," Hayes menjelaskan Donald Trump akan mendevaluasi dolar AS terhadap emas untuk membuat AS lebih menarik bagi perusahaan, yang bertujuan untuk membawa produksi ke dalam negeri.
Ini berarti pasokan uang dolar Amerika Serikat akan meningkat, mendorong Bitcoin ke titik tertinggi baru dalam jangka panjang. Di sisi lain, Hayes pesimistis tentang peluang cadangan Bitcoin yang akhirnya mendapat lampu hijau di Amerika Serikat setelah devaluasi yang diprediksi ini.
"Saya pikir politisi lebih suka menghabiskan dolar AS yang baru dibuat untuk barang-barang bagi penduduk guna memastikan kemenangan mereka dalam pemilihan yang akan segera diadakan," ungkapnya.
Hal ini karena perhatian para anggota parlemen akan diarahkan pada tugas kampanye mereka pada 2026, dengan fokus pada memenangkan pemilihan paruh waktu.
Menurut Hayes, hal ini memberi Trump waktu yang terbatas untuk menerapkan langkah-langkah yang diarahkan untuk mengurangi masalah ekonomi AS saat ini.
"Namun, memperbaiki masalah domestik dan internasional yang mendasarinya yang berdampak negatif pada mereka akan membutuhkan waktu lebih dari satu dekade, bukan hanya satu tahun,” ujar dia.
Hal ini akan mengarah pada apa yang digambarkan Hayes sebagai "penyesalan pembeli", yang mendorong penjualan besar-besaran dalam kripto dan perdagangan ekuitas Trump 2.0 lainnya.
Bank Sentral Inggris Usulkan Peraturan Lebih Ketat untuk Stablecoin
Sebelumnya, stablecoin telah mendapatkan daya tarik yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir karena potensinya dalam mengurangi volatilitas yang sering dikaitkan dengan mata uang kripto seperti Bitcoin.
Dilansir dari Coinmarketcap, Kamis (7/12/2023), ada kekhawatiran mengenai stabilitas dan keamanan Stablecoin telah mendorong badan pengawas di seluruh dunia untuk mempertimbangkan kembali pendirian mereka mengenai penerbitan dan pengelolaannya.
Proposal baru Bank Sentral Inggris (BoE) mencerminkan sentimen hati-hati yang diungkapkan oleh Federal Reserve awal tahun ini ketika memperingatkan terhadap model bisnis stablecoin tertentu.
Model yang dimaksud melibatkan stablecoin yang didukung oleh sekumpulan aset, termasuk mata uang tradisional dan sekuritas. Sedangkan pendekatan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan nilai mata uang digital. Hal ini juga menimbulkan kompleksitas dan potensi risiko yang dianggap mengkhawatirkan oleh regulator.
Inti masalahnya terletak pada sifat stablecoin yang didukung aset ini, di mana penerbitnya memiliki cadangan aset untuk menjamin nilai stablecoin tersebut.
Proposal Bank Sentral Inggris berupaya untuk memperketat pengawasan peraturan terhadap penerbit stablecoin dengan mewajibkan persyaratan cadangan dan praktik manajemen risiko yang lebih ketat.
Peraturan yang diusulkan akan menuntut peningkatan transparansi dari penerbit stablecoin mengenai komposisi cadangan aset mereka. BoE berpatokan terhadap mata uang tradisional tetap aman.
Selain itu, BoE bertujuan untuk menerapkan stress test dan audit rutin untuk menilai ketahanan penerbit stablecoin terhadap fluktuasi pasar. Sementara beberapa pihak berpendapat peraturan yang diusulkan ini merupakan langkah penting untuk menjaga stabilitas keuangan.
Advertisement