Sempat Disinggung Gibran, Bagaimana Prospek Pasar Kripto Usai Pemilu 2024?

Pasar kripto berpotensi bullish usai pemilihan umum atau Pemilu 2024

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Feb 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi kripto (Foto: Kanchanara/Unsplash)
Pasar kripto berpotensi bullish usai pemilihan umum atau Pemilu 2024 (Foto: Kanchanara/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Pasar kripto berpotensi bullish. Secara garis besar, Crypto Researcher Reku, Fahmi Almuttaqin menilai Tahun Naga Kayu yang jatuh pada tahun ini menyiratkan kepercayaan diri investor dalam mengambil risiko di psar kripto yang dapat dilihat dari beberapa aspek.

Tahun ini juga merupakan tahun pemilihan umum (pemilu). Bukan hanya di Indonesia, melainkan juga sejumlah negara lain juga menggelar pemilu, seperti Amerika Serikat (AS).

Sejumlah kandidat presiden AS juga telah berkumpul dalam sebuah forum untuk membahas kripto. Kandidat yang terlibat antara lain, kandidat Partai Republik Asa Hutchinson dan Vivek Ramaswamy, bersama dengan kandidat Partai Demokrat Dean Phillips, dalam acara langsung di New Hampshire pada 11 Desember lalu.

Forum tersebut membahas berbagai isu terkait aset kripto. Kandidat lain yang diundang termasuk mantan Presiden Donald Trump, kandidat independen Robert F. Kennedy Jr., dan Doug Burgum dari Partai Republik, Nikki Haley, Ron DeSantis, dan Chris Christie.

Dalam Negeri

Dari dalam negeri, Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka berencana menyiapkan anak muda yang ahli dalam teknologi Artificial Intelligence (AI), ahli blockchain, ahli robotik, dan ahli kripto pada salah satu forum debat resmi. Hal ini dilakukan untuk menggenjot hilirisasi digital di Indonesia menyambut generasi emas Indonesia 2045 yang menurut Gibran dibutuhkan generasi emas yang memiliki talenta masa depan.

Pemilu di Indonesia baru saja diselenggarakan 14 Februari 2024. Hasil hitung cepat (quick count) menunjukkan pasangan nomor urut 2, Prabowo-Gibran unggul di atas 50 persen, jauh meninggalkan paslon lain. Kondisi ini ditangkap sebagai sinyal pemilu hanya akan berlangsung satu putaran. Meski begitu, dampaknya pada pasar kripto disebut tipis, meski Gibran sempat menyinggung kripto.

"Jadi tidak ada dampak jangka pendek terhadap pasar crypto yang diakibatkan pemilu di Indonesia. Stabilitas politik di AS sebagai negara yang cukup penting bagi dunia keuangan dan investasi, tentu dapat membawa dampak tidak langsung ke pasar kripto," kata Fahmi kepada Liputan6.com, Minggu (18/2/2024).

 

Selanjutnya

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Namun, melihat adanya persetujuan ETF Bitcoin spot di saat Garry Gensler memimpin SEC, Reku mensinyalir optimisme yang lebih baik terlepas dari partai politik atau presiden yang akan memenangkan pemilu nantinya.

Perkembangan berbagai naratif di kripto sendiri mulai dari Gamefi, Layer 2, hingga ERC 404 yang baru-baru ini juga banyak mencuri perhatian.

“Berkembangnya beragam narasi yang juga turut didorong oleh proyek-proyek baru dengan dukungan besar dari komunitas dan investor ritel, turut menggambarkan tingginya optimisme dan keberanian para pelaku pasar," ujar Fahmi. Di tengah optimisme ini, Reku terus menghimbau investor untuk tetap bijak, dengan memperhatikan berbagai aspek terhadap teknologi baru serta memantau sustainability dari product market fit yang ada.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya