Menguat Pasca Bitcoin Halving, Pasar Masih Waspadai Data Ekonomi AS

Harga Bitcoin (BTC) mulai kembali pulih awal pekan ini dengan melampaui USD 65.000, berhasil bangkit dari keterpurukan pada perdagangan pekan lalu dimana BTC sempat anjlok hingga ke level USD 60.000.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Apr 2024, 18:24 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2024, 18:24 WIB
Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto. Harga Bitcoin (BTC) mulai kembali pulih awal pekan ini dengan melampaui USD 65.000, berhasil bangkit dari keterpurukan pada perdagangan pekan lalu dimana BTC sempat anjlok hingga ke level USD 60.000.

Liputan6.com, Jakarta Harga Bitcoin (BTC) mulai kembali pulih awal pekan ini dengan melampaui USD 65.000, berhasil bangkit dari keterpurukan pada perdagangan pekan lalu dimana BTC sempat anjlok hingga ke level USD 60.000.

Pada Selasa (23/4/2024) pukul 08:00 WIB, harga Bitcoin bergerak di USD 67.045, melonjak 3,45 persen dalam 24 jam terakhir dan menguat 5,50 persen dalam periode tujuh hari terakhir.

Sementara Ethereum (ETH) bertengger di USD 3.218, mengalami kenaikan sebesar 2,23 persen dalam 24 jam terakhir dan menguat 4,45 persen dalam periode tujuh hari terakhir. Adapun, total kapitalisasi pasar aset kripto naik 3,15 persen dalam 24 jam terakhir menjadi USD 2,393 triliun.

Setelah sebelumnya, ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel sempat membawa harga Bitcoin anjlok ke bawah USD 61.000 pada Jumat (19/4/2024), sehari sebelum Bitcoin halving. Di sisi lain, perdagangan ETF bitcoin spot AS mengalami arus keluar bersih (net outflow) selama dua pekan berturut-turut, dimana periode15-19 April ditutup net outflow sebesar USD 204 juta.

Jaringan Bitcoin mencatat lonjakan biaya transaksi sebelum halving sebagai akibat dari munculnya Runes Protokol yang dikembangkan oleh penemu Ordinals, Casey Rodarmor.

Bitcoin Halving ke-4

Peristiwa Bitcoin halving ke-4 akhirnya sukses terlaksana pada hari Sabtu (20/4/2024) pukul 07:00 WIB. Halving kali ini terjadi pada ketinggian blok 840.000 dan ketika halving terjadi Bitcoin berada di kisaran USD 64.000.

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan Bitcoin halving tidak secara langsung menyebabkan lonjakan harga BTC secara instan. Harga Bitcoin kemungkinan dapat bergerak sideways atau.turun untuk sementara waktu pasca Halving, namun ini tidak berarti bahwa pasar bullish telah berakhir.

"Potensi bullish kemungkinan besar akan kembali berlanjut beberapa bulan pasca Halving.hingga dapat mendorong BTC melampaui all time high USD 73.000 dan alt season akan kembali terjadi," ungkapnya.

 

Total Pasokan Bitcoin

Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)

Total pasokan Bitcoin (BTC) hanya akan ada 21 juta BTC dan saat ini sudah ada 93,76 persen BTC yang telah ditambang. Bitcoin halving mengacu pada pengurangan separuh imbalan bagi para miner yang berhasil menambahkan blok baru ke blockchain Bitcoin (BTC).

Bitcoin halving kali ini membuat reward untuk setiap blok baru dibagi setengah dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC.

Ke depannya, peristiwa Bitcoin halving akan berlanjut hingga BTC terakhir diperkirakan akan ditambang pada sekitar tahun 2140. Setelah itu, para miner hanya akan memperoleh penghasilan dari biaya transaksi.

Sementara, jaringan Ethereum melaporkan pendapatan yang kuat sebesar USD 365 juta pada kuart I 2024 dengan pertumbuhan pendapatan 155 persen secara year on year (YoY). Faktor utama yang berkontribusi terhadappertumbuhan substansial ini adalah lonjakan aktivitas keuangan terdesentralisasi (DeFi) selama.kuartal tersebut.

 

Nantikan Data Ekonomi AS

Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)

Setelah disetujui pada pekan lalu, pasar menantikan dimulainya perdagangan ETF Bitcoin dan Ethereum (ETH) di Hong Kong pertama kali diperkirakan dibuka akhir April 2024.

Di sisi lain, pasar akan memantau kebijakan moneter Amerika Serikat (AS), pasca adanya rilis pertumbuhan GDP Amerika pada Kamis (25/4/2024) serta data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) pada Jumat (26/4/2024) yang merupakan indeks harga The Fed.

Sementara pekan depan, The Fed akan mengadakan pertemuan (FOMC) lagi pada 30 April hingga 1 Mei, dan para pejabat kini berada dalam masa tenang menjelang pertemuan tersebut.

"Apabila data GDP dan PCE di atas ekspektasi, maka kemungkinan akan mendorong permintaan terhadap USD karena suku bunga berpotensi tetap tinggi dalam periode lebih lama. Hal ini juga dapat memicu tekanan jangka pendek terhadap Bitcoin," ungkap Panji.

"Sebaliknya, data yang sesuai atau lebih rendah dari ekspektasi pasar kemungkinan besar akan berdampak sebaliknya, sehingga The Fed dapat segera memangkas suku bunga dan Bitcoin dapat melanjutkan reli jangka pendek," pungkasnya.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya