Analis: Posisi Bitcoin Kuat, Namun Dibayangi Risiko Ekonomi

Peningkatan biaya pinjaman yang lebih tinggi mengurangi daya tarik berinvestasi pada aset berisiko seperti Bitcoin dan saham teknologi.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 03 Jun 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) terus mengalami penurunan harga yang tinggi, menunjukkan jeda pasar bullish yang bersifat sementara. 

Namun, seorang analis mengungkap khawatir bahwa perkembangan makroekonomi di Amerika Serikat baru-baru ini dapat menghambat pergerakan Bitcoin ke level lebih tinggi.

"Bitcoin masih kuat, tetapi faktor makro mengancam,"ungkap pedagang kripto dan pengamat pasar, Chang dalam sebuah wawancara, dikutip dari Coindesk, Senin (3/6/2024).

"Imbal hasil obligasi sangat tidak stabil karena permintaannya lemah dibandingkan dengan penerbitan Treasury AS. Jika ada dampak negatif pada Bitcoin, kemungkinan besar hal itu disebabkan oleh imbal hasil dan indeks dolar," bebernya.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS meningkat, terutama disebabkan oleh kekhawatiran utang negara itu yang terus-menerus, membanjirnya pasokan obligasi, dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang.

Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun yang menjadi acuan telah naik 24 basis poin menjadi 4,55% dalam dua minggu, menurut data dari platform grafik TradingView.

Yang dianggap berisiko bagi kripto, adalah peningkatan biaya pinjaman yang lebih tinggi bagi individu dan perusahaan mengurangi daya tarik berinvestasi pada aset yang relatif berisiko, seperti Bitcoin dan saham teknologi.

Chang mengatakan dia memperkirakan imbal hasil akan tetap bergejolak di bulan Juni mendatang, memastikan korelasi erat antara Bitcoin dan saham.

Imbal hasil Treasury AS dua tahun sudah mendekati 5%. Kemampuan untuk mengunci imbal hasil sebesar 5% pada obligasi pemerintah, yang dipandang sebagai investasi yang aman, mungkin membujuk pedagang makro untuk mengeluarkan uang dari saham, mata uang kripto, dan sudut pasar keuangan lainnya yang lebih berisiko.

"Kami sekarang berada pada tingkat imbal hasil obligasi di mana kenaikan imbal hasil benar-benar akan membebani semua kelas aset,” ungkap Peter Oppenheimer dari Goldman Sachs kepada Bloomberg Surveillance.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Harga Kripto Hari Ini 1 Juni 2024: Bitcoin Cs Tetap di Zona Merah

Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (Liputan6.com/Sangaji)

Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau melanjutkan pelemahan memasuki bulan baru ini. Pada perdagangan Sabtu, 1 Juni 2024, mayoritas harga kripto jajaran teratas terpantau berada di zona merah.

Mengutip data dari Coinmarketcap, (1/6/2024), kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) terpantau merosot. Nilai Bitcoin menurun 2,22 persen dalam 24 jam dan 2,94 persen dalam sepekan. Saat ini, harga Bitcoin berada di level Rp 1.098.426.922,91 per koin.

Kripto terbesar setelah Bitcoin, Ethereum (ETH) ikut memasuki zona merah. ETH loyo 0,50 persen dalam sehari terakhir dan 0,27 persen dalam sepekan. Harga ETH saat ini berada di kisaran Rp 61.208.284,95 per koin.

Selanjutnya adalah Stablecoin Tether (USDT) melemah 0,89 persen dalam 24 jam dan 1,52 persen dalam 7 hari terakhir. Harga USDT dipatok Rp 16.238,09 per koin.

Binance coin (BNB) menurun 0,94 persen dalam 24 jam terakhir dan 2,61 persen dalam sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol di harga Rp 9.654.161,79 per koin. 

Adapun Solana (SOL) yang merosot hingga 0,81 persen dalam sehari dan 2,59 persen sepekan. Harga SOL sekarang berada di level Rp 2.713.186,03 per koin.

Kemudian harga kripto hari ini seperti Stablecoin USD Coin (USDC) juga melemah 0,81 persen dalam 24 jam dan 1,41 persen dalam 7 hari, kini dibanderol kisaran Rp 16.256,97 per koin.

Sedangkan XRP melemah 1,22 persen dalam 24 jam dan 4,59 persen sepekan. XRP kini dibanderol seharga Rp 8.419,85 per koin. 

Pelemahan juga terjadi pada koin Meme Dogecoin (DOGE). Dalam satu hari terakhir DOGE ambles 1,51 persen dan 4,24 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 2.585,74 per token. 

Sementara Cardano (ADA) melemah 1,35 persen dalam sehari dan 4,70 persen dalam 7 hari dengan harga Rp 7.247,36 per koin.

Toincoin (TON) ikut memasuki jajaran kripto di zona merah, dengan pelemahan 3,14 persen dalam sehari dan 2,08 persen sepekan. Harga TON saat ini berada pada level Rp 102.495,16 per koin.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Kapitalisasi Pasar

Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Aleksi Raisa)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Aleksi Raisa)

Adapun kapitalisasi pasar kripto global kini di angka Rp 40.947,9 triliun, turun 0,63% dibandingkan hari terakhir.

"Total volume pasar kripto selama 24 jam terakhir adalah Rp 1.227,76 triliun, turun 10,22%. Total volume di DeFi saat ini Rp 86,15 triliun, 7,02% dari total volume pasar kripto 24 jam," data Coinmarketcap menunjukkan.

Volume seluruh stablecoin sekarang menjadi Rp 1.160,01 triliun, yaitu 94,48% dari total volume pasar kripto 24 jam. Dominasi Bitcoin saat ini sebesar 52,78%, turun 0,34% sepanjang hari.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya