Studi: Hampir Setengah Pemilih di AS Ingin Punya Presiden Pro-Kripto

Perusahaan kripto telah beroperasi di bawah awan ketidakpastian terlalu lama, dan hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa kripto adalah masalah bipartisan, dengan para pemilih juga menyerukan kejelasan dan sikap pro-kripto.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 05 Okt 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2024, 06:00 WIB
Antusiasme Masyarakat AS Saksikan Debat Perdana Donald Trump-Kamala Harris
Foto kombinasi yang dibuat pada tanggal 10 September 2024 ini menunjukkan mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump (foto kiri) dan Wakil Presiden AS dan calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris berpartisipasi dalam debat kepresidenan di National Constitution Center di Philadelphia, Pennsylvania, pada tanggal 10 September 2024. (SAUL LOEB/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi Consensys dan Harrisx mengungkapkan bahwa 49% atau hampir setengah pemilih di Amerika Serikat menganggap sikap pro-kripto penting bagi kandidat presiden negara mereka, dan 62% bersedia untuk beralih mencoblos kandidat dari partai yang bukan pilihannya demi kandidat dengan kebijakan pro-kripto.

Melansir News.bitcoin.com, Sabtu (4/10/2024) studi tersebut menemukan bahwa 85% responden menginginkan kandidat presiden untuk mengambil posisi pro-kripto.

Laporan studi tersebut juga menunjukkan bahwa sebuah partai yang memahami dan bertindak berdasarkan hal ini dapat memperoleh suara yang signifikan dalam persaingan pemilihan umum yang semakin ketat.

Mengenai regulasi kripto, 44% responden menilai pemerintahan Joe Biden tidak berbuat cukup banyak untuk mendukung industri tersebut.

Ketika ditanya tentang kebijakan yang mungkin memengaruhi suara mereka, 78% mengatakan mereka akan mendukung politisi yang berjanji untuk melindungi pengguna dari penipuan kripto.

"Ada mitos bahwa sektor kripto tidak menginginkan regulasi, tetapi itu tidak benar. Consensys adalah pendukung aktif kejelasan regulasi yang sangat dibutuhkan untuk memungkinkan industri yang berfungsi sebagai tulang punggung berbagai teknologi dan inovasi baru untuk berkembang pesat di Amerika Serikat," kata CEO dan salah satu pendiri Consensys dan Ethereum, Joe Lubin, terkait studi itu.

Menurutnya, perusahaan kripto telah beroperasi di bawah awan ketidakpastian terlalu lama, dan hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa kripto adalah masalah bipartisan, dengan para pemilih juga menyerukan kejelasan dan sikap pro-kripto.

Mengenai badan AS mana yang harus mengatur industri kripto, studi tersebut menemukan bahwa 15% responden percaya Securities and Exchange Commission (SEC) saat ini mengawasi sektor tersebut.

Sementara itu, hanya 4% yang percaya bahwa Commodity Futures Trading Commission (CFTC) saat ini mengatur sektor kripto.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Kamala Harris Ingin Rebut Hati Pengguna Kripto di Pemilu AS

Joe Biden dan Kamala Harris Resmi Pimpin Amerika Serikat
Wakil Presiden AS terpilih Kamala Harris saat dilantik oleh Hakim Agung Sonia Sotomayor di US Capitol di Washington, Rabu (20/1/2021). Kamala Harris datang menghadiri pelantikan didampingi sang suami Doug Emhoff. (AP Photo/Andrew Harnik)

Wakil Presiden Kamala Harris sedang memperbaiki pendekatannya terhadap kebijakan kripto di Amerika Serikat (AS). Data jajak pendapat baru menunjukkan ini bisa berdampak signifikan pada hasil Pemilu Presiden AS pada 2024.

Jajak pendapat nasional dan di negara bagian penting yang dilakukan oleh HarrisX dan diterbitkan oleh Consensys, pengembang perangkat lunak di balik dompet MetaMask dan dipimpin oleh Joseph Lubin, menunjukkan jalur kemenangan Harris pada November akan lebih terbuka jika pemilih kripto diperhatikan dan tidak diabaikan. Demikian disampaikan Bill Hughes, anggota Blockchain Association dalam tulisannya di Cointelegraph yang dikutip Kamis, 3 Oktober 2024.

Inti dari jajak pendapat HarrisX ini cukup sederhana. Jika kandidat Anda serius untuk menang, dia harus mendukung kripto. Sebanyak 49% responden nasional menggambarkan dukungan kandidat terhadap kebijakan pro-kripto sebagai "sangat" atau "cukup" penting bagi mereka.

Dikutip melalui Cointelegraph, satu dari dua pemilih Demokrat mengatakan hal yang sama, begitu pula separuh pemilih Partai Republik. Angka ini meningkat menjadi 85% jika melihat pemilik kripto (yang merupakan 19% dari populasi AS) dan 81% untuk mereka yang kemungkinan besar akan berinvestasi di crypto dalam 12 bulan ke depan (34% dari populasi AS). Ini adalah isu kebijakan yang sangat penting bagi para pemilih.

Hanya calon Partai Republik, Donald Trump, yang sejauh ini memanfaatkan tren ini. Sementara Trump dengan tegas mendukung Bitcoin dan komunitas kripto secara umum di AS, Harris cenderung diam.

Para pengamat politik memahami "kripto" — tidak hanya topiknya tetapi istilah itu sendiri — adalah hal yang sensitif bagi kampanyenya (menyentuhnya bisa berbahaya). Ini tidak mengejutkan mengingat beberapa basis politiknya adalah penentang kripto yang kuat.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Harris Mencoba Merebut Suara Pengguna Kripto

Kamala Harris
Lebih banyak tokoh Partai Demokrat mendukung Harris sebagai calon presiden baru dari partai tersebut, karena kampanyenya mengalami lonjakan sumbangan. (AP Photo/Alex Brandon)

Namun, keadaan tampaknya mulai berubah. Kampanye Harris telah melakukan pertemuan dengan industri kripto baru-baru ini untuk meyakinkan calon pendukung jika Harris terpilih, pemerintahannya akan lebih terbuka terhadap industri kripto AS, atau bahkan mungkin mendukungnya.

Ada harapan pada Januari 2025, Gedung Putih tidak akan lagi menyerahkan kebijakan kripto kepada kelompok politik yang berniat menghancurkannya perlahan-lahan.

Dalam beberapa minggu setelah Harris menjadi kandidat utama, klaim bahwa "keadaannya akan berbeda" memerlukan kepercayaan penuh dari industri yang memiliki alasan kuat untuk tidak mempercayai apa yang didengarnya.

Kini, Harris memberikan petunjuk halus tetapi publik bahwa sikap kebijakannya akan berbeda dari antagonisme saat ini. Meskipun dia tampak enggan menyebutkan kata "kripto" sebelum hari pemilu, dia menyebut "aset digital" selama penggalangan dana makan siang lebih dari seminggu yang lalu dan "blockchain" dalam pidato formal tentang kebijakan ekonominya minggu lalu. Industri kripto di AS merespons ini dengan positif.

Hal itu terjadi karena pemilih kripto masih bisa diperebutkan meski Trump jauh di depan dalam mendukung ekosistem tersebut. Ini adalah cerita besar kedua dari jajak pendapat ini.

Data menunjukkan 74% pemilik kripto cenderung mempertimbangkan untuk memilih kandidat dari luar partai politik mereka jika kandidat tersebut mendukung kebijakan pro-crypto, sedangkan hanya 16% yang tidak mungkin melakukannya. Selisih 58 poin persentase untuk kandidat dengan kebijakan pro-kripto adalah angka yang mencengangkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya