Stablecoin Berbasis Emas Pertama di Indonesia Resmi Meluncur

Token Gold Indonesia Republic (GIDR) adalah stablecoin berbasis emas pertama di Indonesia, yang memadukan stabilitas harga emas dengan efisiensi teknologi blockchain.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Jan 2025, 18:14 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2025, 18:14 WIB
Koin Kripto atau Crypto. Disimak harga kripto hari ini.
Koin Kripto atau Crypto. Disimak harga kripto hari ini.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta GudangKripto mengumumkan dimulainya private sale untuk token Gold Indonesia Republic (GIDR). GIDR adalah stablecoin berbasis emas pertama di Indonesia, yang memadukan stabilitas harga emas dengan efisiensi teknologi blockchain. Token ini diterbitkan oleh Blocktogo, sebuah perusahaan konsultan dan pengembang blockchain yang berfokus pada digitalisasi real world asset (RWA).

“Kehadiran GIDR di platform GudangKripto memperluas pilihan aset digital bagi para investor,” ujar Chief Product Officer GudangKripto, Donny Swandono dikutip Kamis (23/1/2025)

“Sebagai stablecoin berbasis emas, GIDR menghadirkan opsi investasi yang lebih stabil, cocok untuk melengkapi portofolio di pasar kripto yang cenderung berfluktuasi tinggi,” tambahnya.

GIDR hadir melalui kerja sama Blocktogo dengan berbagai pihak, termasuk penggunaan layanan Jasa Titipas Emas Korporasi dari PT Pegadaian untuk menitipkan emas fisik. “1 GIDR merepresentasikan 1 gram emas fisik yang dibeli dari Galeri24, anak usaha Pegadaian, dan disimpan di fasilitas penitipan emas Pegadaian. Dengan cara ini, kami memastikan kepercayaan pasar dan perlindungan konsumen tetap terjaga,” jelas Muhammad Yafi, CEO Blocktogo.

Selain menjadi instrumen digital yang stabil, GIDR juga memungkinkan pemegang token untuk menukarkannya dengan emas fisik (dengan syarat dan ketentuan tertentu). “Kami berharap GIDR dapat menjadi solusi investasi terpercaya yang tahan terhadap inflasi, khususnya bagi masyarakat Indonesia yang aktif di pasar aset kripto,” tambah Yafi.

Menurut data BAPPEBTI, pasar kripto di Indonesia terus berkembang dengan jumlah investor yang meningkat dari sekitar 12 juta pada 2021 menjadi lebih dari 21 juta pada 2024. Volume perdagangan kripto di Indonesia mencapai Rp 450 triliun pada 2024.

"Private sale ini dimulai dengan melepas 1.500 GIDR. Jika permintaan pasar melampaui jumlah ini, Blocktogo siap menambah pasokan untuk memenuhi kebutuhan. Kami optimis GIDR mampu meraih pangsa pasar yang signifikan dalam ekosistem kripto," tutup dia.

Penambang Bitcoin Bakal Cuan di 2025

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Sebelumnya, penambangan Bitcoin (BTC) diperkirakan akan lanjut mencetakan keuntungan di 2025, dengan ekonomi yang tetap stabil. Hal itu diungkapkan dalam sebuah laporan studi yang dibuat Canaccord Genuity.

Mengutip Coindesk, Kamis (23/1/2025) pialang tersebut mengatakan bahwa mereka melihat fundamental penambangan Bitcoin yang kuat, dengan biaya penambangan berada di kisaran USD 26.000-USD 28.000 atau sekitar Rp 422,5 juta-Rp 455 juta per Bitcoin untuk sebagian besar pemain terkemuka.

Selain itu, Canaccord Genuity juga menyoroti perhatian manajemen dan investor yang semakin tertuju pada penggunaan alternatif untuk pasokan daya yang cukup besar dari penambang, terutama hosting pusat data kecerdasan buatan (AI).

"Prakiraan permintaan awal menunjukkan AI akan mengecilkan pasar hosting cloud tradisional dari waktu ke waktu," tulis analis Canaccord Genuity yang dipimpin oleh Joseph Vafi.

Di AS, permintaan penambang kripto terbesar berada di Texas. negara bagian tersebut telah menyaksikan pertumbuhan konsumsi listrik tercepat di Amerika.

 

Fasilitas Komputasi

Ilustrasi harga kripto (Foto By AI)
Ilustrasi harga kripto (Foto By AI)... Selengkapnya

Dikutip dari Yahoo Finance, Badan Informasi Administrasi Energi AS (EIA) mengidentifikasi fasilitas komputasi skala besar dan operasi penambangan mata uang kripto sebagai sumber utama permintaan daya yang meningkat ini.

Electric Reliability Council of Texas (ERCOT) mengelola 90% beban pada jaringan listrik negara bagian tersebut.

Menurut EIA, LFL akan mencapai total 54 miliar kilowatt-jam di Texas pada tahun 2025, naik hampir 60 persen dari permintaan yang diharapkan pada 2024 dan mewakili sekitar 10 persen dari total perkiraan konsumsi listrik pada jaringan ERCOT.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya