Kolaborasi Inggris dan Indonesia Tangani Masalah Kesehatan Jiwa dengan Pelatihan Petugas Lapas

Masalah kesehatan jiwa semakin menjadi isu global. Beberapa ahli memprediksi, di masa depan, hampir setengah dari total populasi dunia, pada suatu titik dalam kehidupan mereka, akan mengalami masalah kesehatan jiwa.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 10 Mar 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi Inggris
Ilustrasi Inggris Foto oleh vectors icon dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Masalah kesehatan jiwa semakin menjadi isu global. Beberapa ahli memprediksi, di masa depan, hampir setengah dari total populasi dunia, pada suatu titik dalam kehidupan mereka, akan mengalami masalah kesehatan jiwa.

Otoritas penegak hukum dan petugas imigrasi berada di garis depan karena pekerjaan mereka yang sering berhubungan dengan orang asing, dan kasus-kasus yang paling menantang adalah yang melibatkan masalah kesehatan jiwa.

Seperti disampaikan Kedutaan Besar Inggris, jumlah orang Inggris yang mengunjungi Indonesia setiap tahunnya lebih besar dibandingkan negara-negara Eropa lain, Amerika, atau Korea Selatan.

Jumlah pengunjung Inggris ke Indonesia lebih banyak daripada jumlah total pengunjung dari semua negara di Timur Tengah dan Afrika. Dari total 400,000 turis Inggris yang mengunjungi Indonesia tiap tahunnya, hampir semuanya mendapatkan pengalaman yang menyenangkan. Namun, ada pula turis Inggris yang mengalami masalah walau jumlahnya sangat kecil.

Menurut Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia Rob Fenn, dalam dua tahun terakhir, 85 persen kasus penangkapan dan penahanan yang melibatkan orang Inggris di Bali dan Jakarta melibatkan unsur kesehatan jiwa, dan kasus seperti ini membutuhkan waktu lebih lama untuk diselesaikan.

“Semakin lama seseorang berada dalam keadaan di mana kesehatan mentalnya terganggu, maka mereka menjadi semakin rentan,” katanya mengutip rilis, Rabu (10/3/2021).

Maka dari itu, penanganan pertama sangatlah penting, lanjutnya. Saat ada penangkapan atau penahanan, pemahaman mengenai mental health akan membantu untuk menangani orang-orang dengan tingkah laku yang bila tidak ditangani secara tepat akan berujung pada masalah besar.

Salah satu upaya Kedutaan Besar Inggris dalam meminimalisasi masalah ini adalah dengan mengadakan pelatihan bagi petugas lapas dan rumah tahanan (rutan) bekerja sama dengan pemerintah Indonesia.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Simak Video Berikut Ini

Sasaran Pelatihan

Sasaran pelatihan yang terdiri dari petugas lapas dan rutan ditentukan karena mereka adalah garda terdepan dalam kasus penangkapan orang-orang yang bermasalah akibat kesehatan mentalnya terganggu.

“Di lapas atau rutan, kasus kesehatan jiwa bisa menjadi tantangan bagi orang yang ditahan maupun otoritas yang terlibat. Pemahaman mengenai masalah kesehatan jiwa akan membantu otoritas lapas dan rutan dalam menangani kasus tersebut,” kata Rob.

Dengan pelatihan tentang kesehatan jiwa, para petugas juga dapat memastikan bahwa orang yang memiliki masalah kesehatan jiwa mendapatkan pengobatan yang tepat dan memastikan semua pihak yang terlibat merasa aman dan keselamatan mereka terjaga.

Untuk mencegah kasus tersebut terjadi dan tidak bertambah buruk, tim Konsulat di Jakarta dan Bali memfokuskan pelatihan pada masalah kesehatan jiwa. Bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan DirJen Imigrasi, program pelatihan yang ditujukan kepada para peserta dari Indonesia ini akan menguntungkan semua instansi yang mereka wakilkan, dan membantu mereka dalam menangani semua kasus kesehatan jiwa yang mereka hadapi baik pada orang Inggris, orang asing negara lain ataupun sesama orang Indonesia.

Pelatihan ini terdiri dari 3 bagian: Focus Group Discussion (FGD), webinar dan e-modul. FGD diadakan pada tanggal 22 Februari lalu, webinar diadakan pada 10 Maret, dan hasil materinya akan diabadikan dalam e-modul yang kemudian dapat dibagikan ke rekan kerja para petugas.

Di akhir program ini, Konsulat Inggris Jakarta dan Bali berharap dapat menciptakan sebuah jaringan Duta Kesehatan Jiwa yang akan membantu mengatasi kasus kesehatan jiwa di institusi mereka.

“Ke depannya, semua yang mengikuti pelatihan ini memiliki peran penting untuk menjadi perwakilan atau Duta Kesehatan Jiwa di institusi mereka masing masing,” harap Rob.

Mereka bisa membantu koleganya saat harus menangani kasus kesehatan jiwa, mereka juga bisa melatih orang lain dan membagikan apa yang telah dipelajari dari pelatihan ini, pungkas Rob.

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya