Liputan6.com, Jakarta Managing Editor Fashion, Beauty, & Lifestyle Fimela.com Adinda Tri Wardhani membagikan tips menggunakan mata protesa atau mata buatan yang baik dan benar.
Adinda sendiri merupakan penyandang microphthalmia atau perkembangan organ mata yang tidak sempurna sejak lahir, tepatnya di mata kanan. Kondisi ini membuatnya memilih menggunakan mata protesa untuk meningkatkan kepercayaan diri dan memperlambat pengerutan rongga mata.
Menurutnya, dalam menggunakan mata protesa yang paling penting adalah menjaga kebersihan.
Advertisement
“Yang penting sih jaga kebersihan aja, aku enggak pernah punya kuku panjang karena itu pasti akan transfer bakteri lebih cepat kan,” kata wanita yang akrab disapa Dinda kepada kanal Disabilitas Liputan6.com melalui sambungan telepon.
Selain menjaga kebersihan, cara lain untuk melindungi mata protesa adalah dengan penggunaan kacamata. Ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah debu masuk ke mata.
“Walau tidak ada minus di mata kiri, aku harus pakai kacamata supaya debu-debu enggak masuk. Soalnya, kalau debu masuk kemudian menjadi kotoran mata, lama-lama ada jaringan tumbuh menyelimuti kotoran tersebut terus nanti menjadi tumor.”
Simak Video Berikut Ini
Pembersihan Mata Protesa
Terkait pembersihan mata protesa, ia rutin melakukannya pada pagi dan malam hari dan caranya cenderung seperti pembersihan lensa kontak.
“Kalau soal pembersihannya sih seperti lensa kontak, pagi dibersihkan, malam dibersihkan.”
Namun, dari sisi penggunaannya, mata protesa berbeda dengan lensa kontak. Jika lensa kontak memiliki jangka waktu tertentu dalam penggunaan, maka mata protesa tidak demikian.
“Mata protesa dipakai terus karena kalau dilepas nanti jaringannya mengkerut. Jadi mata protesa itu sebisa mungkin membantu menahan supaya rongga mata tidak mengkerut terlalu cepat.”
Sebelumnya, ia menjelaskan bahwa rongga mata kanannya akan mengkerut secara alami karena tidak ada jaringan organ mata yang berkembang.
Advertisement
Pengalaman Pertama Menggunakan Mata Protesa
Penyuka dunia fasion ini juga menceritakan pengalaman pertama menggunakan mata protesa. Ia berkenalan dengan mata buatan sejak usia 5 dan tidak menemukan kendala besar dari sisi adaptasi.
“Waktu itu aku masih kecil banget ya usia 5, exited aja sih karena dari kecil aku sudah dikasih tahu terkait kondisi aku, dan keluargaku bukan tipe keluarga yang cengeng.”
“Awalnya memang ada rasa mengganjal tapi lama-lama hilang. Cuma memang jadi kering, persis kaya kita pakai lensa kontak aja kan jadi kering, jadi harus sering tetes mata, jangan dipegang-pegang terlalu sering, kalau ada kotoran bersihin pakai tisu,” katanya.
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Advertisement