Liputan6.com, Jakarta Menyandang Maladaptive Daydreaming (MD) membuat Ellie Agress rentan hanyut dalam dunia imajinasi atau dunia khayalan.
MD adalah kondisi kesehatan mental yang belum banyak diketahui. Beberapa gejala yang ditampilkan penyandangnya termasuk berputar, mondar-mandir, dan pikiran berulang. Kondisi ini sering disalahartikan sebagai autisme dan gangguan obsesif kompulsif.
Setiap kali ia menonton serial TV, banyak ide cemerlang yang muncul di kepalanya. Imajinasi remaja berusia 18 itu tidak terkekang dan sangat kreatif. Tapi itu juga bisa menyebabkan dia hanyut ke dunia fantasi dan sulit membedakan kenyataan hidup.
Advertisement
“Pikiran saya selalu mengarang cerita, itu bagian dari siapa saya,” kata Ellie mengutip New York Post Senin(7/2/2022).
Simak Video Berikut Ini
Menurut Ahli
Ahli dan advokat MD yang juga memiliki gangguan tersebut, Jayne Bigelsen menggambarkannya sebagai spektrum.
Banyak orang yang terkena dampak tidak menganggap masalah ini sebagai kelemahan yang nyata. Sementara, sebagian penyandang lainnya merasa terganggu sehingga tidak dapat mempertahankan pekerjaan atau hubungan di kehidupan nyata karena dampaknya sangat besar.
Seperti Bigelsen, semakin banyak dokter yang percaya bahwa kondisi tersebut belum termasuk dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) yang disusun oleh American Psychiatric Association.
Advertisement
Menurut Data Studi
Data dari studi yang belum dipublikasikan oleh psikolog klinis di Israel Dr. Nirit Soffer Dudek, menemukan bahwa lebih dari 2 persen populasi global mungkin mengalami MD. Angka itu hampir sama dengan Obsessive-Compulsive Disorder (OCD).
Selama beberapa tahun terakhir, telah terjadi ledakan media sosial dari orang-orang yang mengidentifikasi sebagai penyandang MD. Misalnya, grup Reddit mencakup lebih dari 72.000 anggota dan #MaladaptiveDaydreaming memiliki lebih dari 39 juta tampilan di TikTok.
Bigelsen, yang menjalankan platform dukungan daring Maladaptive Daydreamers, mengatakan bahwa dokter dan profesional kesehatan mental lainnya mencoba memasukkan berbagai hal ke dalam kategori yang sudah ada.
“Saya pernah mendengar MD salah didiagnosis sebagai ASD (gangguan spektrum autisme), ADHD, dan sindrom lainnya.”
Dia percaya kumpulan selebriti berbakat mungkin memiliki kondisi tersebut.
“Saya yakin sejumlah aktor dan penulis terkenal dan kreatif memiliki dunia imajinasi yang luas ini. Saya 100 persen yakin bahwa beberapa dari mereka bisa menjadi pelamun maladaptive,” kata Bigelsen.
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Advertisement