IHSG Sempat Dibuka ke 6.450 pada Senin 21 April 2025, Investor Dapat Cermati 3 Saham Ini

Analis sebut sentimen rilis neraca dagang Indonesia akan bayangi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini.

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 21 Apr 2025, 11:12 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2025, 11:12 WIB
Ciptakan Investor Pasar Modal Berkualitas Lewat Kompetisi Saham
Ilustrasi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang pekan lalu pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) variatif dalam rentang pergerakan 6.225-6.497 dan ditutup menguat sebesar 2,81% pada akhir perdagangan, Kamis, 17 April 2025.

Meskipun mengalami kenaikan, ternyata asing masih melakukan sell off atau aksi jual besar-besaran.

Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus menyebutkan tercatat hanya 1 sektor yang mengalami pelemahan yakni sektor keuangan yang turun tipis sebesar -0,17% karena adanya penurunan saham-saham big banks yang turun saat ex-date pembagian dividen berlangsung, dimana pembagian dividen big banks berada dalam rentang waktu yang berdekatan.

Sektor saham lainnya ditutup menguat dengan penguatan terbesar dirasakan oleh sektor Basic Materials dan Infrastructures yang masing-masing menguat sebesar +10,47%) dan +7,21%.

"Hal ini dapat diasumsikan bahwa pergerakan pada pasar saham berada dalam posisi mark up with distribution dengan sentimen pemanis ialah musim laporan keuangan dan pembagian dividen atas hasil kinerja satu tahun di 2024 yang dilakukan oleh banyak perusahaan,” kata Indri dalam keterangan resmi, dikutip Senin (21/4/2025).

Sentimen Sepekan ke Depan

Berbicara tentang potensi pasar pada perdagangan 21-25 April 2025, Indri mengimbau para trader untuk mencermati sentimen dari global dan domestik. 

Dari global ia meminta trader mengamati sentimen S&P Global Composite PMI Flash Amerika Serikat pada April yang diperkirakan akan turun dari level 53,5 ke level 51 (forecast) secara month to month dan Initial Jobless Claims Amerika Serikat hingga minggu ke-3 bulan April yang diperkirakan meningkat ke level 218.000 dibanding laporan sebelumnya yang tercatat berada di level 215.000.

 

Sentimen Domestik

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sementara itu, sentimen domestik yang wajib dipantau adalah Neraca Dagang Indonesia yang diperkirakan tetap mengalami surplus meski sedikit turun jika dibandingkan bulan sebelumnya.

Di mana potensi penurunan ini disebabkan oleh lemahnya ekspor Indonesia akibat adanya penetapan tarif dan tentu saja sentimen Interest Rate Decision Indonesia yang diperkirakan akan tetap bertahan di level 5,75%.

Indri pun memprediksi, berdasarkan sentimen yang ada, pasar saham Indonesia masih bergerak volatile dengan kecenderungan melemah. 

Hal ini disebabkan oleh potensi besar para pelaku pasar akan melakukan transaksi yang cenderung singkat atau mengambil momentum scalping serta kecederungan untuk keluar terlebih dahulu dari pasar saham. 

“IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung melemah dalam rentang support 6.150 dan resistance 6.700,” ujar dia. 

Rekomendasi Saham

Akhir Pekan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Jumat (22/9/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Berdasarkan analisis teknikal dan sentimen pasar, IPOT merekomendasikan beberapa saham yang dapat dicermati investor. 

JPFA

Rekomendasi pertama dari IPOT adalah Buy JPFA (Current Price: 2.010, Entry: 2.010, Target Price: 2.180 (8,46%), Stop Loss: 1.915 (-4,73%), Risk to Reward Ratio: 1:1,8). 

Indri menjelaskan JPFA akan membagikan dividen tunai sebesar Rp70/saham atau dividen yield setara 3,4% (current price Rp2,010). JPFA berada dalam area konsolidasi yang kuat dengan memiliki risk & reward yang masih menarik. 

“Jika JPFA mampu breakout dari 2080 maka JPFA berpotensi menguat hingga level 2180,”jelasnya. 

JSRM                    

Rekomendasi kedua adalah Buy JSMR (Current Price: 4.290, Entry: 4.290, Target Price: 4.590 (6,99%), Stop Loss: 4.150 (-3,26%) dan Risk to Reward Ratio: 1:2,1). JSMR ditutup membentuk candlestick marubozu kuat sebesar 5,93% pada akhir pekan lalu. 

Indri menutukan JSMR terkonfirmasi telah berbalik arah dari downtrend menjadi uptrend yang tercermin dari candlestick yang sudah breakout dari garis EMA 5, 20, dan 50. Volume transaksi JSMR pada pekan lalu masih cukup kuat untuk melanjutkan penguatannya.

PTBA

Rekomendasi terakhir yaitu Buy on Pullback PTBA (Current Price: 2.730, Entry: 2.680-2.700, Target Price: 2.830 (5,60%), Stop Loss: 2.610 (-2,61%) dan Risk to Reward Ratio: 1:2,1). 

PTBA dalam posisi strong uptrend dan saat ini bertahan di area konsolidasi kuatnya. Secara garis besar, candlestick masih bertahan kuat di atas garis EMA 5. 

“Jika PTBA mampu breakout dari level 2.770, maka PTBA berpotensi akan menguat hingga level 2.830,” pungkasnya.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya