Liputan6.com, Jakarta Menjadi seorang Taruna Siaga Bencana (Tagana) adalah kebanggaan tersendiri bagi Alip Budiarto.
Penyandang disabilitas daksa dari Semarang, Jawa Tengah itu telah menjadi Tagana sejak 2017. Awalnya, ia tak mengenal apa itu Tagana, tapi setelah diajak oleh rekan untuk aktif menjadi Tagana, ia malah jatuh cinta pada tugas mulia itu.
"Awalnya saya itu nggak tau apa itu Tagana, terus Tagana itu ngapain aja. Bahkan saya takut juga awalnya. Tapi setelah diajak teman untuk ikut Tagana kemudian saya coba untuk ikut,” kata Alip dalam keterangan pers Kementerian Sosial, dikutip Senin (27/5/2024).
Advertisement
“Setelah itu saya dilatih materi manajemen posko, manajemen dapur umum, dan sebagainya. Dari situ saya baru tahu Tagana," tambahnya.
Usai menjalani berbagai pelatihan, ia selalu siap terjun ke lapangan saat terjadi bencana di daerahnya. Baginya, bisa membantu orang lain yang sedang kesusahan adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Selama menjadi anggota Tagana, Alip selalu dipercaya untuk membantu di dapur umum khususnya dalam menyediakan bahan masakan.
"Selama jadi anggota Tagana, saya sudah menangani beberapa bencana di Kota Semarang, terutama banjir dan tanah longsor. Dengan kondisi fisik saya yang terbatas yang bisa saya lakukan adalah membantu di dapur umum seperti mengiris cabai, bawang putih, bawang merah, dan sebagainya," kata anggota Tagana disabilitas itu.
Pantas Jadi Contoh
Rekan Alip sekaligus Ketua Tagana Kota Semarang, Erwinda, mengungkap bahwa dirinya bangga dengan kegesitan Alip saat menangani bencana.
Menurutnya Alip sosok yang selalu hadir dan berperan nyata di setiap penanganan bencana di tengah keterbatasan fisiknya.
“Tekad, semangat dan pengabdiannya pantas menjadi contoh bagi siapapun. Sebagai Ketua Tagana Kota Semarang saya hormat dan bangga kepada Mas Alip,” ujarnya.
Atas dedikasinya yang luar biasa dalam penanganan bencana, pada tahun 2022 Alip mendapatkan apresiasi berupa penghargaan dari Menteri Sosial, Tri Rismaharini.
Advertisement
Tentang Tagana
Kemensos menjelaskan, Taruna Siaga Bencana atau Tagana adalah relawan sosial atau Tenaga Kesejahteraan Sosial berasal dari masyarakat yang memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial.
Tagana bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana baik sebelum, pada saat dan sesudah terjadinya bencana.
Tagana berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Sosial melalui Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial c.q. Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam.
Tagana mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana, baik pada pra bencana, saat tanggap darurat, maupun pascabencana. Dan tugas-tugas penanganan permasalahan sosial lainnya yang terkait dengan penanggulangan bencana.
Rincian Tugas Tagana
Tugas Tagana dalam melaksanakan penanggulangan bencana pada Pra Bencana yakni:
- Pendataan dan pemetaan daerah rawan bencana.
- Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengurangan risiko bencana.
- Kegiatan pengurangan risiko bencana di lokasi rawan bencana.
- Peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadi bencana.
- Fasilitasi dalam pembentukan dan pengembangan kampung siaga bencana.
- Sistem deteksi dini kepada masyarakat atas kemungkinan terjadi bencana.
- Evakuasi bersama pihak terkait terlebih dalam bidang perlindungan sosial atas ancaman bahaya.
- Upaya pengurangan resiko dan kesiapsiagaan lainnya.
Sementara, tugas Tagana dalam melaksanakan penanggulangan bencana pada saat terjadi bencana yakni:
- Mengkaji dengan cepat dan melaporkan hasil identifikasi serta rekomendasi kepada posko atau dinas dan instansi sosial, serta berkoordinasi dengan Tim Reaksi Cepat bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial.
- Mengidentifikasi dan mendata korban bencana.
- Melaksanakan operasi tanggap darurat pada bidang penyelamatan korban dari situasi tidak aman ke tempat yang lebih aman.
- Melaksanakan operasi tanggap darurat pada bidang penampungan sementara.
Advertisement