Liputan6.com, Jakarta Baru duduk di bangu SMU, dua gadis ini sudah meraih cita-citanya sebagai fashion designer. Hasil rancangan busananya pun sudah dipamerkan di ajang mode internasional. Mereka adalan Risa Maharani dan Rania, desainer Zelmira yang merupakan brand fashion dari Sekolah Menengah Kejuruan SMK NU Banat, Kudus.
Belum lama ini Risa (17) dan Rania (16) kembali menunjukkan hasil rancangannya di eksibisi hari pertama Muslim Fashion Festival atau Muffest 2017 di Assembly Hall, JCC, 6 April 2017. Kedua siswi SMK binaan Djarum Foundation sejak tahun 2013 itu mengaku sudah menyukai dunia mode sejak SMP.
"Orangtua tahu kalau aku suka fashion. Maka saat bingung mau masuk SMU mana, mereka menyarankan ke SMK NU Banat yang memang spesifik belajar busana," kata Rania mengawali kisahnya.
Advertisement
Di antara banyak siswi SMK Nu Banat, Rania dan Risa menjadi yang terpilih menjadi desainer Zelmira. Bagaimana proses terpilihnya?
"Kami diminta membuat desain lalu diseleksi termasuk oleh pihak Indonesian Fashion Chamber (IFC). Dari situ terpilih empat orang. Saya, Rania, Nafida Royyana, dan Nia Faradiska," timpal Risa.
Setelah itu mereka pun dibawa ke Bali dan Jakarta untuk mempelajari bagaimana cara memproduksi hasil rancangan dari desain hingga busana jadi. Mereka pun berkesempatan memamerkan hasil rancangan di ajang Asia's Fashion Spotlight di Hong Kong pertengahan tahun 2016.
"Saat masuk sekolah, enggak kepikiran sampai sejauh ini. Di Hong Kong, kami bawa 80 koleksi dan show di dua tempat. Kami juga bertemu langsung para buyer yang bertanya super detail, dan dari situ saya tahu keinginan semua orang berbeda, bukan cuma dari segi desain saja," imbuh Rania.
Selain bertemu buyer secara personal, rancangan mereka juga menarik sebuah retail online terbesar di Asia yang membeli brand Zelmira secara massal. Zelmira pun akan memproduksi 1.200 busana yang berasal dari 28 koleksi untuk dijual oleh toko online secara global.
"Aku enggak bisa berkata-kata. Kami masih anak sekolah lalu masuk ke dunia fashion tanah air dan ini wah banget. Desainer senior saja kan butuh proses. Makanya bersyukur banget dibantu Djarum Foundation. Ada bakat dan dukungan sehingga bisa seperti ini," ungkap Risa.
Mereka pun berkomitmen untuk terus belajar dan selalu mengangkat unsur-unsur budaya dan kearifan lokal pada setiap karyanya.
Seperti karya yang dipamerkan di Muffest bertema Dandangan. Dandangan menjadi tradisi masyarakat Kudus saat menyambut bulan Ramadan yang diterjemahkan dalam bentuk pakaian.
Begitu juga saat fashion show di Hong Kong, pengunjung dibuat kaget karena saat desainer lain berkiblat ke dunia Barat, Zelmira mengangkat batik. Bahkan cutting-nya pun diambil dari bangunan tradisional seperti Menara Kudus dan gerbang Kota Kudus.