Cara Mengatasi BAB Berdarah, Panduan Lengkap dan Solusi Efektif

Pelajari cara mengatasi BAB berdarah dengan panduan lengkap ini. Temukan penyebab, gejala, pengobatan, dan kapan harus ke dokter untuk BAB berdarah.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Des 2024, 12:52 WIB
Diterbitkan 07 Des 2024, 12:51 WIB
cara mengatasi bab berdarah
cara mengatasi bab berdarah ©Ilustrasi dibuat AI
Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta Buang air besar (BAB) berdarah merupakan kondisi yang dapat menimbulkan kecemasan. Meski tidak selalu menandakan masalah serius, gejala ini tetap memerlukan perhatian khusus. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang cara mengatasi BAB berdarah, mulai dari penyebab hingga penanganannya.

Definisi BAB Berdarah

BAB berdarah, atau dalam istilah medis disebut hematochezia, adalah kondisi di mana terdapat darah dalam tinja atau feses. Darah ini dapat terlihat jelas atau kadang hanya terdeteksi melalui pemeriksaan laboratorium. Warna darah yang terlihat bisa bervariasi, mulai dari merah terang hingga hitam pekat, tergantung pada lokasi sumber perdarahan di saluran pencernaan.

Perdarahan dapat berasal dari berbagai bagian saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga anus. Lokasi perdarahan seringkali dapat diperkirakan berdasarkan warna darah yang terlihat:

  • Darah merah terang biasanya menandakan perdarahan di bagian bawah saluran pencernaan, seperti usus besar atau rektum.
  • Darah berwarna gelap atau hitam (melena) umumnya berasal dari perdarahan di bagian atas saluran pencernaan, seperti lambung atau usus kecil.

Penting untuk dipahami bahwa BAB berdarah bukanlah diagnosis, melainkan gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis. Oleh karena itu, pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan penyebab pastinya.

Penyebab BAB Berdarah

BAB berdarah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi ringan hingga serius. Berikut adalah beberapa penyebab umum:

1. Wasir (Hemoroid)

Wasir merupakan penyebab paling umum dari BAB berdarah. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah di sekitar anus atau rektum membengkak dan meradang. Wasir dapat menyebabkan perdarahan saat BAB, terutama jika feses keras atau ada tekanan berlebih saat mengejan.

2. Fisura Ani

Fisura ani adalah robekan kecil pada jaringan yang melapisi anus. Kondisi ini sering disebabkan oleh sembelit kronis atau mengejan terlalu keras saat BAB. Fisura ani dapat menyebabkan rasa sakit dan perdarahan saat buang air besar.

3. Penyakit Radang Usus

Penyakit radang usus, seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn, dapat menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaan. Kondisi ini sering kali mengakibatkan perdarahan saat BAB, serta gejala lain seperti diare dan nyeri perut.

4. Divertikulitis

Divertikulitis terjadi ketika kantong-kantong kecil yang terbentuk di dinding usus besar (divertikula) mengalami infeksi atau peradangan. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan dan nyeri perut.

5. Polip Usus

Polip adalah pertumbuhan abnormal jaringan di dinding usus. Meskipun sebagian besar polip jinak, beberapa dapat berkembang menjadi kanker. Polip dapat menyebabkan perdarahan, terutama jika teriritasi saat feses melewatinya.

6. Kanker Kolorektal

Meskipun jarang, BAB berdarah bisa menjadi tanda kanker kolorektal, terutama pada orang berusia di atas 50 tahun. Kanker dapat menyebabkan perdarahan kronis yang mungkin tidak terlihat dengan mata telanjang.

7. Infeksi Saluran Pencernaan

Beberapa infeksi bakteri atau parasit dapat menyebabkan peradangan pada usus dan mengakibatkan perdarahan. Contohnya termasuk infeksi E. coli, Salmonella, atau infeksi parasit seperti amoebiasis.

8. Angiodisplasia

Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah kecil di usus besar menjadi rapuh dan mudah berdarah. Angiodisplasia lebih sering terjadi pada orang lanjut usia.

9. Penggunaan Obat-obatan Tertentu

Beberapa obat, seperti aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dan obat pengencer darah, dapat meningkatkan risiko perdarahan saluran pencernaan.

10. Penyakit Hati

Penyakit hati yang parah dapat menyebabkan varises esofagus, yang dapat pecah dan menyebabkan perdarahan signifikan.

Memahami penyebab BAB berdarah sangat penting untuk menentukan cara penanganan yang tepat. Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala ini, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.

Gejala BAB Berdarah

Gejala BAB berdarah dapat bervariasi tergantung pada penyebab dan lokasi perdarahan. Berikut adalah beberapa gejala umum yang mungkin menyertai BAB berdarah:

1. Perubahan Warna Tinja

Gejala paling jelas dari BAB berdarah adalah perubahan warna tinja. Tinja mungkin terlihat:

  • Merah terang: Menandakan perdarahan di bagian bawah saluran pencernaan
  • Merah gelap atau marun: Bisa menandakan perdarahan di usus besar
  • Hitam dan lengket (melena): Menandakan perdarahan di bagian atas saluran pencernaan

2. Darah pada Tisu Toilet

Anda mungkin melihat bercak darah pada tisu toilet setelah membersihkan diri pasca BAB.

3. Nyeri atau Ketidaknyamanan saat BAB

Jika BAB berdarah disebabkan oleh kondisi seperti wasir atau fisura ani, Anda mungkin merasakan nyeri atau ketidaknyamanan saat buang air besar.

4. Perubahan Pola BAB

BAB berdarah mungkin disertai dengan perubahan pola buang air besar, seperti:

  • Diare
  • Sembelit
  • Perubahan konsistensi tinja
  • Peningkatan frekuensi BAB

5. Gejala Sistemik

Jika perdarahan cukup signifikan, Anda mungkin mengalami gejala sistemik seperti:

  • Kelelahan
  • Kelemahan
  • Pusing atau kepala terasa ringan
  • Sesak napas
  • Pucat

6. Nyeri Perut

Beberapa kondisi yang menyebabkan BAB berdarah juga dapat menimbulkan nyeri perut atau kram.

7. Penurunan Berat Badan

Penurunan berat badan yang tidak disengaja bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius, seperti kanker kolorektal.

8. Demam

Jika BAB berdarah disebabkan oleh infeksi, Anda mungkin mengalami demam.

9. Mual dan Muntah

Beberapa kondisi yang menyebabkan BAB berdarah juga dapat menimbulkan mual dan muntah.

10. Gatal atau Iritasi di Sekitar Anus

Terutama jika BAB berdarah disebabkan oleh wasir atau fisura ani.

Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini dapat bervariasi dari satu individu ke individu lain. Beberapa orang mungkin hanya mengalami perdarahan tanpa gejala lain, sementara yang lain mungkin mengalami kombinasi dari beberapa gejala. Jika Anda mengalami BAB berdarah atau gejala yang mencurigakan lainnya, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Diagnosis BAB Berdarah

Diagnosis BAB berdarah melibatkan serangkaian pemeriksaan dan tes untuk menentukan penyebab dan lokasi perdarahan. Berikut adalah langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam proses diagnosis:

1. Anamnesis (Riwayat Medis)

Dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan terkait gejala yang Anda alami, seperti:

  • Kapan pertama kali Anda menyadari adanya darah dalam tinja?
  • Seberapa sering Anda mengalami BAB berdarah?
  • Apakah ada gejala lain yang menyertai?
  • Apakah ada riwayat penyakit saluran pencernaan dalam keluarga?
  • Obat-obatan apa yang sedang Anda konsumsi?

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk:

  • Pemeriksaan abdomen untuk mendeteksi adanya nyeri tekan atau massa
  • Pemeriksaan rektal digital untuk memeriksa anus dan rektum

3. Tes Laboratorium

Beberapa tes darah mungkin diperlukan, termasuk:

  • Pemeriksaan darah lengkap untuk menilai tingkat anemia
  • Tes feses untuk mendeteksi adanya darah tersembunyi (fecal occult blood test)
  • Tes fungsi hati dan ginjal

4. Prosedur Pencitraan

Untuk melihat kondisi saluran pencernaan secara lebih detail, dokter mungkin merekomendasikan:

  • Kolonoskopi: Pemeriksaan usus besar menggunakan kamera kecil
  • Endoskopi: Pemeriksaan saluran pencernaan bagian atas
  • CT scan atau MRI: Untuk melihat gambaran organ dalam secara lebih detail

5. Angiografi

Jika perdarahan aktif dan sulit dilokalisasi, angiografi mungkin diperlukan. Prosedur ini melibatkan penyuntikan zat kontras ke dalam pembuluh darah untuk melihat sumber perdarahan.

6. Kapsul Endoskopi

Untuk memeriksa usus kecil yang sulit dijangkau dengan endoskopi konvensional, kapsul endoskopi (kamera kecil yang ditelan) mungkin digunakan.

7. Biopsi

Jika ditemukan area yang mencurigakan selama prosedur endoskopi atau kolonoskopi, dokter mungkin mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk pemeriksaan lebih lanjut.

8. Tes Genetik

Dalam kasus tertentu, terutama jika ada riwayat keluarga dengan kanker kolorektal, tes genetik mungkin direkomendasikan.

9. Pemeriksaan Lanjutan

Tergantung pada hasil pemeriksaan awal, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan lanjutan seperti:

  • Sigmoidoskopi fleksibel
  • Enema barium
  • Enteroskopi

Proses diagnosis BAB berdarah dapat memakan waktu dan mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan ke dokter atau rumah sakit. Penting untuk mengikuti semua rekomendasi dokter dan menjalani semua pemeriksaan yang diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan rencana pengobatan yang efektif.

Pengobatan BAB Berdarah

Pengobatan BAB berdarah sangat tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang mungkin direkomendasikan:

1. Pengobatan untuk Wasir

  • Krim atau salep topikal untuk mengurangi pembengkakan dan rasa tidak nyaman
  • Perendaman dalam air hangat (sitz bath) untuk meredakan gejala
  • Suplemen serat dan perubahan pola makan untuk melunakkan tinja
  • Dalam kasus yang lebih parah, prosedur seperti ligasi pita karet atau operasi mungkin diperlukan

2. Penanganan Fisura Ani

  • Krim anestesi lokal untuk mengurangi rasa sakit
  • Obat pelemas otot untuk membantu penyembuhan
  • Peningkatan asupan serat dan air untuk mencegah sembelit
  • Dalam kasus yang parah, mungkin diperlukan prosedur bedah

3. Pengobatan Penyakit Radang Usus

  • Obat-obatan antiinflamasi seperti kortikosteroid
  • Imunosupresan untuk mengendalikan sistem kekebalan tubuh
  • Terapi biologis dalam kasus yang lebih parah
  • Perubahan pola makan dan gaya hidup

4. Penanganan Divertikulitis

  • Antibiotik untuk mengobati infeksi
  • Diet cair selama fase akut, diikuti dengan diet tinggi serat
  • Dalam kasus yang parah, mungkin diperlukan operasi

5. Pengobatan Polip Usus

  • Polipektomi (pengangkatan polip) selama kolonoskopi
  • Pemantauan rutin untuk mencegah kekambuhan

6. Penanganan Kanker Kolorektal

  • Operasi untuk mengangkat tumor
  • Kemoterapi dan/atau radioterapi
  • Terapi target untuk jenis kanker tertentu

7. Pengobatan Infeksi Saluran Pencernaan

  • Antibiotik untuk infeksi bakteri
  • Obat antiparasit untuk infeksi parasit
  • Rehidrasi dan penggantian elektrolit

8. Penanganan Angiodisplasia

  • Terapi endoskopik seperti koagulasi argon plasma
  • Dalam kasus yang parah, mungkin diperlukan embolisasi atau operasi

9. Manajemen Penggunaan Obat

  • Penghentian atau pengurangan dosis obat yang menyebabkan perdarahan (di bawah pengawasan dokter)
  • Penggantian dengan alternatif yang lebih aman jika memungkinkan

10. Penanganan Penyakit Hati

  • Pengobatan untuk mengatasi penyebab dasar penyakit hati
  • Prosedur untuk mengatasi varises esofagus jika diperlukan

11. Terapi Suportif

  • Transfusi darah jika terjadi anemia berat
  • Cairan intravena untuk mengatasi dehidrasi
  • Suplemen zat besi untuk mengatasi anemia

Penting untuk diingat bahwa pengobatan harus dilakukan di bawah pengawasan profesional medis. Jangan mencoba mengobati BAB berdarah sendiri tanpa konsultasi dokter, karena hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius. Selalu ikuti petunjuk dokter dan laporkan jika ada perubahan gejala atau efek samping dari pengobatan.

Cara Mencegah BAB Berdarah

Meskipun tidak semua kasus BAB berdarah dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko terjadinya kondisi ini:

1. Menjaga Pola Makan Sehat

  • Konsumsi makanan tinggi serat seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh
  • Batasi konsumsi daging merah dan daging olahan
  • Hindari makanan pedas atau asam yang dapat mengiritasi saluran pencernaan

2. Minum Cukup Air

Konsumsi air putih yang cukup (minimal 8 gelas sehari) untuk mencegah sembelit dan menjaga kesehatan saluran pencernaan.

3. Olahraga Teratur

Aktivitas fisik rutin dapat membantu menjaga berat badan ideal dan meningkatkan fungsi pencernaan.

4. Hindari Mengejan Berlebihan saat BAB

Mengejan terlalu keras dapat menyebabkan wasir atau memperburuk kondisi yang sudah ada.

5. Jangan Menunda BAB

Buang air besar segera saat ada dorongan untuk mencegah sembelit dan pengerasan tinja.

6. Kelola Stres

Stres dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan. Praktikkan teknik manajemen stres seperti meditasi atau yoga.

7. Batasi Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol berlebihan dapat mengiritasi saluran pencernaan dan meningkatkan risiko perdarahan.

8. Berhenti Merokok

Merokok dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker kolorektal.

9. Gunakan Obat dengan Hati-hati

Hindari penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dalam jangka panjang tanpa pengawasan dokter.

10. Skrining Rutin

Lakukan skrining kanker kolorektal secara rutin, terutama jika Anda berusia di atas 50 tahun atau memiliki faktor risiko tinggi.

11. Jaga Kebersihan Anal

Bersihkan area anus dengan lembut menggunakan air hangat dan sabun ringan setelah BAB.

12. Kenali Faktor Risiko Anda

Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan penyakit saluran pencernaan, diskusikan dengan dokter tentang langkah-langkah pencegahan yang mungkin diperlukan.

13. Hindari Duduk Terlalu Lama

Duduk dalam waktu lama, terutama di toilet, dapat meningkatkan tekanan pada pembuluh darah di area anus.

14. Perhatikan Perubahan pada Pola BAB

Segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami perubahan signifikan pada pola BAB atau gejala yang mencurigakan.

Ingatlah bahwa pencegahan adalah kunci dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan. Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan memperhatikan tanda-tanda awal masalah pencernaan, Anda dapat secara signifikan mengurangi risiko BAB berdarah dan masalah kesehatan terkait lainnya.

Kapan Harus ke Dokter

Meskipun tidak semua kasus BAB berdarah memerlukan penanganan medis segera, ada beberapa situasi di mana Anda harus segera mencari bantuan medis. Berikut adalah panduan kapan Anda harus berkonsultasi dengan dokter:

1. Perdarahan yang Persisten

Jika Anda mengalami BAB berdarah yang berlangsung lebih dari beberapa hari, segera hubungi dokter. Perdarahan yang terus-menerus dapat menyebabkan anemia dan komplikasi lainnya.

2. Perdarahan dalam Jumlah Besar

Jika Anda melihat jumlah darah yang signifikan dalam tinja atau toilet, ini bisa menjadi tanda perdarahan serius yang memerlukan penanganan segera.

3. Tinja Berwarna Hitam atau Tar-like

Tinja yang berwarna hitam pekat dan lengket (melena) bisa menandakan perdarahan di bagian atas saluran pencernaan, yang merupakan kondisi serius.

4. Gejala Anemia

Jika Anda mengalami gejala anemia seperti kelelahan ekstrem, pusing, atau sesak napas, segera konsultasikan ke dokter.

5. Nyeri Perut yang Parah

BAB berdarah yang disertai dengan nyeri perut yang intens bisa menjadi tanda kondisi serius seperti divertikulitis atau usus buntu.

6. Demam Tinggi

Jika BAB berdarah disertai dengan demam tinggi (di atas 38°C), ini bisa menandakan adanya infeksi yang memerlukan penanganan segera.

7. Perubahan Pola BAB yang Signifikan

Jika Anda mengalami perubahan drastis dalam pola BAB, seperti diare berkepanjangan atau sembelit parah, konsultasikan dengan dokter.

8. Penurunan Berat Badan yang Tidak Disengaja

Kehilangan berat badan tanpa alasan yang jelas, terutama jika disertai dengan BAB berdarah, bisa menjadi tanda kondisi serius seperti kanker kolorektal.

9. Riwayat Keluarga dengan Kanker Kolorektal

Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal dan mengalami BAB berdarah, segera lakukan pemeriksaan.

10. Usia di Atas 50 Tahun

Jika Anda berusia di atas 50 tahun dan mengalami BAB berdarah untuk pertama kalinya, ini memerlukan evaluasi medis segera.

11. Gejala yang Menetap Setelah Pengobatan Mandiri

Jika Anda telah mencoba pengobatan mandiri untuk kondisi seperti wasir, namun gejala tidak membaik setelah satu atau dua minggu, konsultasikan ke dokter.

12. Kehamilan

Wanita hamil yang mengalami BAB berdarah harus segera berkonsultasi dengan dokter kandungan mereka.

13. Penggunaan Obat Pengencer Darah

Jika Anda menggunakan obat pengencer darah dan mengalami BAB berdarah, segera hubungi dokter Anda.

14. Gejala Syok

Jika BAB berdarah disertai dengan gejala syok seperti penurunan kesadaran, kulit dingin dan lembab, atau detak jantung cepat, segera cari bantuan medis darurat.

Ingatlah bahwa BAB berdarah bisa menjadi tanda dari berbagai kondisi, mulai dari yang ringan hingga yang mengancam jiwa. Jika Anda ragu, selalu lebih baik untuk berkonsultasi dengan profesional medis. Mereka dapat melakukan evaluasi yang tepat dan memberikan perawatan yang sesuai untuk kondisi Anda.

Kesimpulan

BAB berdarah adalah gejala yang tidak boleh diabaikan, meskipun dalam banyak kasus penyebabnya mungkin bukan kondisi yang mengancam jiwa. Pemahaman yang baik tentang penyebab, gejala, dan cara mengatasi BAB berdarah sangat penting untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan.

Beberapa poin kunci yang perlu diingat:

  • BAB berdarah bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari yang ringan seperti wasir hingga yang serius seperti kanker kolorektal.
  • Warna dan konsistensi darah dalam tinja dapat memberikan petunjuk tentang lokasi dan penyebab perdarahan.
  • Tidak semua BAB berdarah terlihat jelas; beberapa kasus hanya dapat dideteksi melalui tes laboratorium.
  • Pencegahan BAB berdarah melibatkan gaya hidup sehat, termasuk diet tinggi serat, minum cukup air, dan olahraga teratur.
  • Jika Anda mengalami BAB berdarah yang persisten atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter.
  • Skrining rutin, terutama bagi individu berusia di atas 50 tahun atau mereka dengan faktor risiko tinggi, sangat penting untuk deteksi dini kanker kolorektal.

Ingatlah bahwa kesehatan saluran pencernaan adalah bagian integral dari kesehatan keseluruhan. Dengan memahami dan menanggapi dengan tepat terhadap gejala seperti BAB berdarah, Anda dapat memainkan peran aktif dalam menjaga kesehatan Anda sendiri. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan pencernaan Anda. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membuat perbedaan besar dalam hasil pengobatan dan kualitas hidup Anda secara keseluruhan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya