Fungsi Kapak Perimbas dan Cirinya, Alat Penting Manusia Purba di Zaman Paleolitikum

Kapak perimbas adalah alat batu penting di zaman prasejarah. Pelajari fungsi, ciri, dan penemuan kapak perimbas dalam artikel lengkap ini.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 05 Feb 2025, 14:25 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2025, 14:25 WIB
fungsi kapak perimbas
fungsi kapak perimbas ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kapak perimbas merupakan salah satu peninggalan penting dari zaman prasejarah, khususnya pada masa Paleolitikum. Alat batu ini memiliki peran vital dalam kehidupan manusia purba dan menjadi bukti perkembangan teknologi pada masa itu. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang fungsi, ciri-ciri, lokasi penemuan, dan berbagai aspek menarik lainnya dari kapak perimbas.

Pengertian Kapak Perimbas

Kapak perimbas, yang juga dikenal sebagai chopper, adalah alat batu yang digunakan oleh manusia prasejarah. Alat ini memiliki bentuk menyerupai kapak namun tidak memiliki tangkai. Kapak perimbas terbuat dari batu yang dipangkas pada salah satu sisinya untuk menghasilkan bagian yang tajam.

Beberapa karakteristik utama kapak perimbas antara lain:

  • Terbuat dari batu seperti andesit, kuarsa, atau obsidian
  • Memiliki ukuran yang relatif besar dibandingkan alat batu lainnya
  • Bagian yang tajam hanya pada satu sisi
  • Tidak memiliki tangkai
  • Digunakan dengan cara digenggam langsung
  • Bentuknya masih kasar dan belum terlalu spesifik

Kapak perimbas merupakan salah satu alat batu tertua yang ditemukan di Indonesia. Keberadaannya menandai perkembangan teknologi manusia purba dalam membuat peralatan untuk membantu aktivitas sehari-hari.

Fungsi Utama Kapak Perimbas

Kapak perimbas memiliki beberapa fungsi utama yang sangat penting bagi kehidupan manusia prasejarah. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari kapak perimbas:

  1. Memotong dan merimbas kayu - Fungsi ini sesuai dengan namanya yaitu "perimbas". Kapak digunakan untuk memotong dan membelah kayu untuk berbagai keperluan seperti membuat tempat berteduh atau peralatan lainnya.
  2. Menguliti dan memotong daging hewan buruan - Setelah berhasil menangkap hewan buruan, kapak perimbas digunakan untuk menguliti dan memotong-motong daging hewan tersebut agar lebih mudah dikonsumsi.
  3. Memecah tulang hewan - Bagian tajam kapak dapat digunakan untuk memecah tulang hewan buruan untuk mengambil sumsum yang ada di dalamnya.
  4. Menggali tanah - Kapak perimbas juga berfungsi untuk menggali tanah, misalnya untuk mencari umbi-umbian atau membuat lubang.
  5. Senjata untuk berburu dan melindungi diri - Selain sebagai alat, kapak perimbas juga dapat digunakan sebagai senjata untuk berburu hewan atau melindungi diri dari serangan binatang buas.

Meski demikian, fungsi kapak perimbas sebagai alat berburu masih menjadi perdebatan di kalangan ahli. Beberapa berpendapat bahwa kapak perimbas terlalu berat dan tidak praktis untuk dibawa berburu. Namun fungsi-fungsi lainnya seperti memotong, menguliti, dan menggali sudah disepakati oleh para arkeolog.

Ciri-Ciri Kapak Perimbas

Untuk dapat mengidentifikasi kapak perimbas, perlu diketahui ciri-ciri khasnya. Berikut adalah beberapa ciri utama kapak perimbas:

  • Terbuat dari batu keras seperti andesit, kuarsa, kuarsit, basal, atau obsidian
  • Bentuknya masih kasar dan belum terlalu spesifik
  • Ukurannya relatif besar, lebih besar dari kapak genggam
  • Pemangkasan hanya dilakukan pada satu sisi untuk membuat bagian yang tajam
  • Bagian yang tidak dipangkas masih memiliki kulit batu asli
  • Tidak memiliki tangkai
  • Digunakan dengan cara digenggam langsung
  • Bagian tajamnya berbentuk cembung atau lurus
  • Berasal dari kebudayaan zaman Paleolitikum

Ciri-ciri ini membedakan kapak perimbas dari alat-alat batu lainnya seperti kapak genggam atau kapak corong. Bentuknya yang masih kasar menunjukkan bahwa kapak perimbas merupakan salah satu alat batu tertua yang dibuat manusia.

Lokasi Penemuan Kapak Perimbas

Kapak perimbas telah ditemukan di berbagai lokasi di Indonesia. Beberapa tempat penemuan utama kapak perimbas antara lain:

  • Punung, Pacitan, Jawa Timur
  • Sangiran, Jawa Tengah
  • Lahat, Sumatera Selatan
  • Kalianda, Lampung
  • Pulau Bali
  • Pulau Flores
  • Pulau Timor
  • Jampang Kulon, Sukabumi
  • Parigi, Sulawesi Tengah
  • Tambangsawah, Bengkulu

Di antara lokasi-lokasi tersebut, daerah Punung di Pacitan merupakan tempat penemuan kapak perimbas yang paling penting di Indonesia. Penemuan di daerah ini bahkan menjadi dasar penamaan "Kebudayaan Pacitan" untuk menyebut tradisi pembuatan kapak perimbas.

Selain di Indonesia, kapak perimbas juga ditemukan di berbagai negara Asia Tenggara dan Asia Timur lainnya seperti Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Tiongkok. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi pembuatan kapak perimbas telah menyebar luas di kawasan Asia pada masa prasejarah.

Sejarah Penemuan Kapak Perimbas

Penemuan kapak perimbas di Indonesia pertama kali dilakukan oleh paleontolog Jerman-Belanda Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald pada tahun 1935. Von Koenigswald menemukan sejumlah alat batu termasuk kapak perimbas di sepanjang Sungai Baksoka dekat Punung, Pacitan, Jawa Timur.

Penemuan ini menjadi sangat penting dalam studi prasejarah Indonesia. Von Koenigswald kemudian menamai tradisi pembuatan alat batu di daerah tersebut sebagai "Kebudayaan Pacitan". Sejak saat itu, berbagai penelitian arkeologi terus dilakukan untuk mengungkap lebih banyak tentang kapak perimbas dan alat-alat batu lainnya.

Beberapa temuan penting terkait kapak perimbas antara lain:

  • 1935 - Penemuan pertama oleh von Koenigswald di Pacitan
  • 1953 - Penelitian lanjutan oleh H.R van Heekeren, P. Mark, dan R.P Soejono
  • 1970-an - Penemuan kapak perimbas di berbagai daerah di Indonesia
  • 1980-an - Studi mendalam tentang teknologi pembuatan kapak perimbas
  • 2000-an - Penelitian terkait fungsi dan penggunaan kapak perimbas

Hingga saat ini, penelitian tentang kapak perimbas terus dilakukan untuk mengungkap lebih banyak informasi tentang kehidupan manusia prasejarah di Indonesia.

Teknologi Pembuatan Kapak Perimbas

Pembuatan kapak perimbas melibatkan beberapa tahapan dan teknik khusus. Berikut adalah proses umum pembuatan kapak perimbas:

  1. Pemilihan bahan baku - Batu yang keras seperti andesit atau kuarsa dipilih sebagai bahan dasar
  2. Pemangkasan awal - Batu dipangkas secara kasar untuk membentuk ukuran dasar
  3. Pembuatan bagian tajam - Salah satu sisi batu dipangkas berulang kali untuk menghasilkan bagian yang tajam
  4. Penghalusan - Bagian yang akan digenggam dihaluskan agar nyaman dipegang
  5. Pengujian - Kapak diuji ketajamannya dan diperbaiki jika perlu

Teknik pembuatan kapak perimbas disebut teknik pemangkasan monofasial, yaitu hanya memangkas satu sisi batu saja. Teknik ini relatif sederhana namun efektif untuk menghasilkan alat yang tajam dan kuat.

Meski terlihat sederhana, pembuatan kapak perimbas membutuhkan keahlian dan pengalaman. Pembuat harus memahami karakteristik batu yang digunakan serta teknik pemangkasan yang tepat untuk menghasilkan kapak yang baik.

Jenis-Jenis Kapak Perimbas

Meski secara umum memiliki bentuk yang mirip, kapak perimbas dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuk dan fungsinya. Berikut adalah beberapa jenis utama kapak perimbas:

  • Kapak perimbas tipe telapak kuda (horse-hoof) - Memiliki bentuk menyerupai telapak kuda
  • Kapak perimbas tipe setrika (flatiron) - Bentuknya mirip setrika dengan bagian bawah yang lebar
  • Kapak perimbas tipe serut dasar (end-chopper) - Memiliki bagian tajam di ujungnya
  • Kapak perimbas tipe serut samping (side-chopper) - Bagian tajamnya berada di sisi samping

Pembagian jenis kapak perimbas ini pertama kali diusulkan oleh H.R. van Heekeren berdasarkan penelitiannya terhadap temuan di Pacitan. Setiap jenis memiliki karakteristik dan fungsi khusus yang sedikit berbeda satu sama lain.

Perbandingan Kapak Perimbas dengan Alat Batu Lainnya

Untuk memahami posisi kapak perimbas dalam perkembangan teknologi prasejarah, perlu dilakukan perbandingan dengan alat-alat batu lainnya. Berikut adalah perbandingan kapak perimbas dengan beberapa alat batu lain:

Aspek Kapak Perimbas Kapak Genggam Kapak Corong
Ukuran Besar Lebih kecil Bervariasi
Bentuk Kasar, tidak spesifik Lebih teratur Spesifik, ada bagian corong
Cara penggunaan Digenggam langsung Digenggam langsung Diberi tangkai
Fungsi utama Memotong, menggali Memotong, menusuk Mencangkul, menggali
Zaman Paleolitikum Paleolitikum Neolitikum

Dari perbandingan di atas, dapat dilihat bahwa kapak perimbas merupakan alat yang lebih sederhana dan tua dibandingkan kapak corong. Namun kapak perimbas memiliki ukuran yang lebih besar dan fungsi yang lebih beragam dibandingkan kapak genggam.

Kapak Perimbas dan Kebudayaan Pacitan

Penemuan kapak perimbas di daerah Pacitan, Jawa Timur, menjadi dasar penamaan "Kebudayaan Pacitan". Kebudayaan Pacitan merujuk pada tradisi pembuatan alat-alat batu, khususnya kapak perimbas, yang berkembang di daerah tersebut pada masa prasejarah.

Beberapa karakteristik Kebudayaan Pacitan antara lain:

  • Didominasi oleh pembuatan kapak perimbas dan alat serpih
  • Berkembang pada masa akhir Pleistosen Tengah hingga awal Pleistosen Akhir
  • Dihubungkan dengan keberadaan Pithecanthropus erectus
  • Memiliki persebaran luas di Pulau Jawa dan sekitarnya
  • Menunjukkan perkembangan teknologi pembuatan alat batu

Kebudayaan Pacitan menjadi bukti penting perkembangan teknologi manusia purba di Indonesia. Tradisi pembuatan kapak perimbas ini kemudian menyebar ke berbagai wilayah di Nusantara dan Asia Tenggara.

Manusia Pendukung Kebudayaan Kapak Perimbas

Para ahli berpendapat bahwa manusia pendukung kebudayaan kapak perimbas adalah Pithecanthropus erectus atau keturunannya. Beberapa alasan yang mendasari pendapat ini antara lain:

  • Usia Kebudayaan Pacitan yang diperkirakan dari akhir Pleistosen Tengah hingga awal Pleistosen Akhir
  • Ditemukannya fosil Pithecanthropus erectus di lokasi-lokasi yang berdekatan dengan tempat penemuan kapak perimbas
  • Tingkat teknologi pembuatan kapak perimbas yang sesuai dengan kemampuan Pithecanthropus

Pithecanthropus erectus dianggap sebagai salah satu nenek moyang manusia modern yang hidup sekitar 1,8 juta hingga 300.000 tahun yang lalu. Spesies ini memiliki volume otak yang lebih besar dari kera namun lebih kecil dari manusia modern.

Kemampuan Pithecanthropus dalam membuat alat batu seperti kapak perimbas menunjukkan perkembangan kognitif yang signifikan. Hal ini menjadi bukti penting dalam studi evolusi manusia.

Penyebaran Kapak Perimbas di Asia Tenggara

Teknologi pembuatan kapak perimbas tidak hanya ditemukan di Indonesia, tetapi juga tersebar luas di kawasan Asia Tenggara. Beberapa negara tempat ditemukannya kapak perimbas antara lain:

  • Vietnam - Ditemukan di situs Nui Do dan Xuan Loc
  • Thailand - Terdapat di situs Mae Tha dan Lampang
  • Myanmar - Ditemukan di lembah Sungai Irrawaddy
  • Malaysia - Terdapat di Gua Niah, Sarawak
  • Filipina - Ditemukan di situs Cagayan Valley

Persebaran luas ini menunjukkan adanya koneksi budaya antara wilayah-wilayah di Asia Tenggara pada masa prasejarah. Para ahli menduga bahwa teknologi pembuatan kapak perimbas menyebar melalui migrasi manusia purba di kawasan ini.

Studi tentang persebaran kapak perimbas di Asia Tenggara membantu para arkeolog memahami pola migrasi dan perkembangan teknologi manusia purba di kawasan ini.

Kapak Perimbas dalam Konteks Perkembangan Teknologi Prasejarah

Keberadaan kapak perimbas menandai tahap penting dalam perkembangan teknologi manusia prasejarah. Beberapa aspek penting terkait hal ini antara lain:

  • Kapak perimbas menunjukkan kemampuan manusia purba dalam memanipulasi bahan alam (batu) menjadi alat
  • Penggunaan kapak perimbas memungkinkan manusia purba melakukan aktivitas yang lebih kompleks seperti memotong kayu atau menggali tanah
  • Teknik pembuatan kapak perimbas menjadi dasar bagi perkembangan teknologi alat batu selanjutnya
  • Variasi bentuk dan fungsi kapak perimbas menunjukkan adanya inovasi dan adaptasi terhadap kebutuhan

Dalam konteks yang lebih luas, kapak perimbas menjadi bukti kemampuan manusia purba dalam berpikir abstrak dan merencanakan tindakan. Kemampuan ini menjadi fondasi bagi perkembangan peradaban manusia selanjutnya.

Metode Penelitian dan Analisis Kapak Perimbas

Untuk mempelajari kapak perimbas, para arkeolog menggunakan berbagai metode penelitian dan analisis. Beberapa metode yang umum digunakan antara lain:

  1. Ekskavasi - Penggalian sistematis untuk menemukan kapak perimbas dan artefak lainnya
  2. Analisis morfologi - Mempelajari bentuk dan struktur kapak perimbas
  3. Analisis use-wear - Memeriksa bekas penggunaan pada kapak untuk menentukan fungsinya
  4. Analisis bahan baku - Meneliti jenis batu yang digunakan dan sumbernya
  5. Dating - Menentukan usia kapak perimbas menggunakan metode seperti radiokarbon atau termoluminescence
  6. Eksperimen - Membuat replika kapak perimbas untuk memahami proses pembuatan dan penggunaannya

Kombinasi metode-metode ini memungkinkan para ahli mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang kapak perimbas, mulai dari proses pembuatan, fungsi, hingga konteks budayanya.

Konservasi dan Pelestarian Kapak Perimbas

Sebagai warisan budaya yang penting, kapak perimbas perlu dijaga dan dilestarikan. Beberapa upaya yang dilakukan untuk melestarikan kapak perimbas antara lain:

  • Penyimpanan di museum dengan kondisi yang terkontrol
  • Dokumentasi detail setiap temuan kapak perimbas
  • Pembatasan akses langsung terhadap artefak asli
  • Pembuatan replika untuk keperluan pameran dan edukasi
  • Penelitian berkelanjutan untuk memahami lebih dalam tentang kapak perimbas
  • Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya melestarikan peninggalan prasejarah

Pelestarian kapak perimbas tidak hanya penting dari segi arkeologi, tetapi juga sebagai bagian dari upaya memahami sejarah dan identitas bangsa Indonesia.

Mitos dan Fakta Seputar Kapak Perimbas

Seiring dengan popularitasnya, muncul beberapa mitos seputar kapak perimbas. Berikut adalah beberapa mitos dan faktanya:

  • Mitos: Kapak perimbas hanya digunakan untuk berburu.Fakta: Kapak perimbas memiliki berbagai fungsi termasuk memotong kayu dan menggali tanah.
  • Mitos: Semua kapak perimbas memiliki bentuk yang sama.Fakta: Ada beberapa jenis kapak perimbas dengan bentuk yang berbeda-beda.
  • Mitos: Kapak perimbas hanya ditemukan di Pulau Jawa.Fakta: Kapak perimbas ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia dan Asia Tenggara.
  • Mitos: Pembuatan kapak perimbas membutuhkan teknologi tinggi.Fakta: Teknik pembuatan kapak perimbas relatif sederhana meski membutuhkan keahlian.

Memahami fakta-fakta ini penting untuk menghindari kesalahpahaman tentang kapak perimbas dan konteks sejarahnya.

Kapak Perimbas dalam Budaya Populer

Meski berasal dari zaman prasejarah, kapak perimbas telah menemukan tempatnya dalam budaya populer modern. Beberapa contoh representasi kapak perimbas dalam budaya populer antara lain:

  • Digunakan sebagai simbol dalam logo museum atau lembaga arkeologi
  • Muncul sebagai artefak dalam film atau serial TV bertema sejarah
  • Menjadi inspirasi desain untuk perhiasan atau aksesori
  • Digunakan sebagai elemen dalam seni kontemporer
  • Muncul dalam buku-buku fiksi atau komik bertema prasejarah

Representasi ini menunjukkan bahwa kapak perimbas telah menjadi ikon yang dikenal luas sebagai simbol zaman prasejarah. Hal ini juga membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang warisan budaya prasejarah Indonesia.

Kesimpulan

Kapak perimbas merupakan salah satu peninggalan penting dari zaman prasejarah yang memiliki nilai sejarah dan arkeologi yang tinggi. Alat batu ini menjadi bukti perkembangan teknologi dan kemampuan adaptasi manusia purba terhadap lingkungannya.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa poin penting tentang kapak perimbas:

  • Memiliki fungsi beragam termasuk memotong kayu, menguliti hewan, dan menggali tanah
  • Terbuat dari batu keras dan dibuat dengan teknik pemangkasan sederhana
  • Ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia dan Asia Tenggara
  • Menjadi dasar penamaan Kebudayaan Pacitan
  • Dihubungkan dengan keberadaan Pithecanthropus erectus
  • Menandai tahap penting dalam perkembangan teknologi prasejarah

Studi tentang kapak perimbas terus berlanjut hingga saat ini, memberikan wawasan berharga tentang kehidupan dan teknologi manusia purba. Pelestarian dan penelitian lebih lanjut tentang kapak perimbas penting dilakukan untuk memahami akar sejarah dan budaya bangsa Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya