Liputan6.com, Jakarta Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dan informasi yang sangat penting dalam berbagai bidang. Baik itu untuk keperluan rekrutmen karyawan, penelitian ilmiah, jurnalistik, maupun berbagai keperluan lainnya. Namun, apa sebenarnya tujuan utama dari dilakukannya sebuah wawancara? Mari kita bahas secara mendalam mengenai berbagai aspek wawancara dalam artikel ini.
Pengertian Wawancara
Wawancara dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk komunikasi verbal antara pewawancara (interviewer) dengan orang yang diwawancarai (interviewee) untuk memperoleh informasi tertentu. Proses ini melibatkan interaksi tanya jawab secara langsung dengan tujuan mendapatkan data yang valid dan relevan sesuai kebutuhan.
Beberapa ahli memberikan definisi wawancara sebagai berikut:
- Menurut Lexy J. Moleong, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
- Esterberg mendefinisikan wawancara sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
- Menurut Sudjana, wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewee).
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal yang bertujuan untuk menggali informasi atau data dari narasumber melalui tanya jawab secara sistematis.
Advertisement
Tujuan Utama Wawancara
Secara umum, tujuan utama dilakukannya wawancara adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan mendalam dari narasumber. Namun, tujuan spesifik wawancara dapat bervariasi tergantung pada konteks dan kebutuhan. Berikut adalah beberapa tujuan utama wawancara:
1. Mengumpulkan Data dan Informasi
Salah satu tujuan paling mendasar dari wawancara adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan. Dalam konteks penelitian ilmiah misalnya, wawancara digunakan untuk mendapatkan data kualitatif yang mendalam mengenai suatu fenomena atau masalah yang sedang diteliti. Pewawancara dapat menggali informasi secara lebih detail dan fleksibel dibandingkan metode pengumpulan data lainnya seperti kuesioner.
2. Mengevaluasi Kualifikasi dan Kompetensi
Dalam proses rekrutmen karyawan, wawancara bertujuan untuk mengevaluasi kualifikasi, kompetensi, dan kesesuaian kandidat dengan posisi yang ditawarkan. Melalui wawancara, pewawancara dapat menilai pengetahuan, keterampilan, pengalaman, serta sikap dan kepribadian calon karyawan secara lebih mendalam.
3. Mengklarifikasi dan Memverifikasi Informasi
Wawancara juga bertujuan untuk mengklarifikasi atau memverifikasi informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Misalnya dalam jurnalistik, wartawan melakukan wawancara untuk mengkonfirmasi fakta dan mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai suatu peristiwa atau isu tertentu.
4. Memahami Perspektif dan Pengalaman Individu
Dalam penelitian kualitatif atau studi kasus, wawancara bertujuan untuk memahami perspektif, pengalaman, dan pemaknaan individu terhadap suatu fenomena. Melalui wawancara mendalam, peneliti dapat menggali cerita dan sudut pandang unik dari partisipan penelitian.
5. Membangun Hubungan dan Rapport
Selain untuk mendapatkan informasi, wawancara juga bertujuan untuk membangun hubungan dan rapport antara pewawancara dengan narasumber. Hal ini penting terutama dalam konteks konseling atau terapi psikologi, di mana wawancara menjadi sarana untuk membangun kepercayaan dan keterbukaan klien.
Jenis-Jenis Wawancara
Terdapat beberapa jenis wawancara yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan dan konteksnya. Berikut adalah beberapa jenis wawancara yang umum dilakukan:
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Pertanyaan diajukan secara sistematis dan urut kepada setiap responden. Jenis wawancara ini cocok digunakan ketika ingin mendapatkan data yang terstandarisasi dan mudah dibandingkan antar responden.
2. Wawancara Semi-Terstruktur
Wawancara semi-terstruktur menggunakan panduan pertanyaan, namun pewawancara memiliki fleksibilitas untuk mengembangkan pertanyaan sesuai dengan alur percakapan. Jenis ini memungkinkan penggalian informasi yang lebih mendalam sambil tetap menjaga fokus wawancara.
3. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur bersifat lebih fleksibel dan mengalir. Pewawancara tidak menggunakan daftar pertanyaan baku, melainkan mengembangkan pertanyaan berdasarkan respon narasumber. Jenis ini cocok untuk eksplorasi topik yang belum banyak diketahui atau untuk menggali pengalaman personal.
4. Wawancara Kelompok Fokus
Wawancara kelompok fokus melibatkan sekelompok orang yang diwawancarai secara bersamaan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan berbagai perspektif dan memicu diskusi interaktif antar partisipan. Metode ini sering digunakan dalam riset pasar atau evaluasi program.
5. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam (in-depth interview) bertujuan untuk menggali informasi secara komprehensif mengenai suatu topik. Biasanya dilakukan dalam beberapa sesi dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Jenis ini sering digunakan dalam penelitian kualitatif atau studi biografi.
Advertisement
Proses dan Tahapan Wawancara
Agar wawancara dapat berjalan efektif dan mencapai tujuannya, terdapat beberapa tahapan yang perlu diperhatikan:
1. Persiapan Wawancara
Tahap persiapan meliputi:
- Menentukan tujuan wawancara secara jelas
- Menyusun daftar pertanyaan atau panduan wawancara
- Mempelajari latar belakang narasumber
- Mempersiapkan alat perekam atau catatan
- Mengatur jadwal dan lokasi wawancara
2. Pembukaan Wawancara
Tahap pembukaan bertujuan untuk membangun rapport dan menciptakan suasana yang nyaman. Hal-hal yang perlu dilakukan:
- Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan wawancara
- Meminta izin untuk merekam atau mencatat
- Menjamin kerahasiaan informasi (jika diperlukan)
- Melakukan percakapan ringan untuk mencairkan suasana
3. Pelaksanaan Wawancara
Pada tahap ini, pewawancara mulai mengajukan pertanyaan sesuai dengan panduan yang telah disiapkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Mengajukan pertanyaan secara jelas dan sistematis
- Mendengarkan dengan aktif dan memberikan respon yang tepat
- Mengembangkan pertanyaan lanjutan jika diperlukan
- Mencatat poin-poin penting atau merekam jawaban
- Menjaga alur wawancara tetap fokus pada tujuan
4. Penutupan Wawancara
Tahap penutupan meliputi:
- Merangkum poin-poin penting hasil wawancara
- Memberikan kesempatan narasumber untuk menambahkan informasi
- Mengucapkan terima kasih atas partisipasi narasumber
- Menjelaskan tindak lanjut setelah wawancara (jika ada)
5. Analisis dan Tindak Lanjut
Setelah wawancara selesai, tahap selanjutnya adalah:
- Mentranskrip hasil wawancara (jika direkam)
- Menganalisis dan menginterpretasikan data yang diperoleh
- Melakukan verifikasi atau klarifikasi jika diperlukan
- Menyusun laporan hasil wawancara
Tips Sukses Melakukan Wawancara
Agar wawancara dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannya, berikut beberapa tips yang dapat diterapkan:
1. Persiapan yang Matang
Lakukan riset mendalam tentang topik wawancara dan latar belakang narasumber. Siapkan daftar pertanyaan yang relevan dan susun dengan urutan yang logis. Pastikan semua peralatan yang dibutuhkan (alat perekam, buku catatan, dll) dalam kondisi siap pakai.
2. Bangun Rapport yang Baik
Ciptakan suasana yang nyaman dan bersahabat sejak awal wawancara. Tunjukkan sikap yang ramah, sopan, dan menghargai narasumber. Gunakan bahasa tubuh yang positif seperti kontak mata yang baik dan postur tubuh yang terbuka.
3. Dengarkan dengan Aktif
Fokus pada apa yang disampaikan narasumber dan tunjukkan ketertarikan yang tulus. Berikan respon non-verbal seperti anggukan atau ekspresi wajah yang sesuai. Jangan ragu untuk meminta klarifikasi jika ada hal yang kurang jelas.
4. Ajukan Pertanyaan yang Tepat
Gunakan teknik bertanya yang efektif seperti pertanyaan terbuka untuk mendapatkan jawaban yang lebih mendalam. Hindari pertanyaan yang bersifat menghakimi atau menyudutkan. Kembangkan pertanyaan lanjutan berdasarkan jawaban narasumber.
5. Jaga Alur Wawancara
Pastikan wawancara tetap fokus pada tujuan utama. Jika narasumber mulai keluar dari topik, arahkan kembali dengan halus ke pertanyaan yang relevan. Kelola waktu dengan baik agar semua poin penting dapat dibahas.
6. Catat Poin Penting
Meskipun menggunakan alat perekam, tetap lakukan pencatatan poin-poin kunci selama wawancara. Ini akan membantu dalam proses analisis nantinya. Pastikan catatan tidak mengganggu konsentrasi saat mendengarkan.
7. Hormati Privasi Narasumber
Jika ada informasi yang bersifat sensitif atau rahasia, hormati keinginan narasumber jika tidak ingin diungkapkan. Pastikan untuk mendapatkan persetujuan jika ingin mengutip pernyataan secara langsung.
8. Lakukan Evaluasi dan Refleksi
Setelah wawancara selesai, evaluasi proses yang telah dilakukan. Refleksikan apa yang berjalan baik dan area mana yang perlu ditingkatkan. Gunakan pengalaman ini untuk meningkatkan keterampilan wawancara di masa depan.
Advertisement
Tantangan dalam Wawancara dan Cara Mengatasinya
Meskipun telah dipersiapkan dengan baik, wawancara terkadang menghadapi berbagai tantangan. Berikut beberapa tantangan umum dalam wawancara dan cara mengatasinya:
1. Narasumber yang Sulit Berkomunikasi
Terkadang narasumber mungkin pendiam, gugup, atau kesulitan mengekspresikan diri. Untuk mengatasinya:
- Gunakan pertanyaan terbuka yang lebih mudah dijawab
- Berikan waktu lebih untuk berpikir dan menjawab
- Ciptakan suasana yang lebih santai dan tidak mengintimidasi
- Gunakan teknik probing untuk menggali informasi lebih dalam
2. Jawaban yang Menyimpang dari Topik
Jika narasumber mulai membahas hal-hal yang tidak relevan:
- Arahkan kembali dengan halus ke topik utama
- Gunakan pertanyaan transisi untuk menghubungkan kembali ke tema wawancara
- Ingatkan secara sopan tentang fokus dan tujuan wawancara
3. Keterbatasan Waktu
Ketika waktu wawancara terbatas:
- Prioritaskan pertanyaan-pertanyaan kunci
- Gunakan teknik bertanya yang lebih efisien
- Jika memungkinkan, atur jadwal lanjutan untuk melengkapi wawancara
4. Bias Pewawancara
Untuk menghindari bias dalam wawancara:
- Sadari potensi bias pribadi dan hindari pertanyaan yang mengarahkan
- Gunakan pertanyaan netral dan objektif
- Fokus pada fakta dan data, bukan asumsi pribadi
- Lakukan triangulasi data dengan sumber lain jika memungkinkan
5. Masalah Teknis
Jika menghadapi masalah teknis seperti alat perekam rusak:
- Selalu siapkan cadangan alat perekam atau baterai
- Lakukan pencatatan manual sebagai backup
- Jika terpaksa, minta izin untuk mengulangi beberapa pertanyaan kunci
Etika dalam Wawancara
Menjaga etika dalam wawancara sangat penting untuk memastikan integritas proses dan menghormati hak-hak narasumber. Beberapa prinsip etika yang perlu diperhatikan dalam wawancara antara lain:
1. Informed Consent
Pastikan narasumber memahami tujuan wawancara dan memberikan persetujuan untuk berpartisipasi. Jelaskan bagaimana informasi akan digunakan dan jamin kerahasiaan jika diperlukan.
2. Menghormati Privasi
Hormati batas-batas privasi narasumber. Jangan memaksa untuk mengungkapkan informasi yang tidak ingin dibagikan. Berikan opsi untuk tidak menjawab pertanyaan tertentu jika dirasa terlalu sensitif.
3. Objektivitas
Jaga objektivitas dalam mengajukan pertanyaan dan menginterpretasikan jawaban. Hindari bias personal atau prasangka yang dapat mempengaruhi hasil wawancara.
4. Kejujuran dan Transparansi
Bersikap jujur tentang tujuan wawancara dan bagaimana hasilnya akan digunakan. Jangan memberikan janji-janji palsu atau menyesatkan narasumber.
5. Kerahasiaan
Jika diminta, jaga kerahasiaan identitas narasumber. Pastikan data yang bersifat rahasia disimpan dengan aman dan tidak disebarluaskan tanpa izin.
6. Menghargai Waktu dan Kontribusi
Hargai waktu dan kontribusi narasumber. Mulai dan akhiri wawancara tepat waktu. Berikan apresiasi atas kesediaan mereka berpartisipasi.
7. Akurasi dalam Pelaporan
Pastikan akurasi dalam mentranskrip dan melaporkan hasil wawancara. Jangan memanipulasi atau mengubah pernyataan narasumber untuk kepentingan tertentu.
Advertisement
Perbedaan Wawancara dalam Berbagai Konteks
Wawancara dapat memiliki karakteristik dan pendekatan yang berbeda tergantung pada konteks dan tujuannya. Berikut beberapa perbedaan wawancara dalam berbagai konteks:
1. Wawancara Kerja
Fokus: Mengevaluasi kualifikasi dan kesesuaian kandidat dengan posisi yang ditawarkan.
Karakteristik:
- Lebih formal dan terstruktur
- Pertanyaan seputar pengalaman kerja, keterampilan, dan motivasi
- Biasanya ada sesi tanya jawab dua arah
- Penilaian terhadap sikap dan kepribadian kandidat
2. Wawancara Jurnalistik
Fokus: Mengumpulkan informasi untuk keperluan pemberitaan atau penulisan artikel.
Karakteristik:
- Lebih fleksibel dalam format, bisa terstruktur atau tidak terstruktur
- Pertanyaan yang tajam dan kritis
- Membutuhkan keterampilan menggali informasi secara cepat
- Perlu memperhatikan etika jurnalistik dan hak narasumber
3. Wawancara Penelitian
Fokus: Mengumpulkan data untuk keperluan penelitian ilmiah.
Karakteristik:
- Biasanya menggunakan protokol wawancara yang terstandar
- Pertanyaan disusun berdasarkan kerangka teori atau konsep penelitian
- Membutuhkan izin etik penelitian
- Hasil wawancara perlu dianalisis secara sistematis
4. Wawancara Konseling
Fokus: Membantu klien mengeksplorasi masalah dan menemukan solusi.
Karakteristik:
- Lebih bersifat terapeutik dan empatik
- Menggunakan teknik-teknik konseling seperti refleksi dan parafrase
- Membutuhkan keterampilan mendengar aktif yang tinggi
- Menjaga kerahasiaan klien sangat penting
5. Wawancara Medis
Fokus: Mengumpulkan informasi tentang kondisi kesehatan pasien untuk diagnosis dan pengobatan.
Karakteristik:
- Menggunakan terminologi medis
- Pertanyaan spesifik tentang gejala, riwayat kesehatan, dan gaya hidup
- Membutuhkan sensitivitas terhadap kondisi pasien
- Harus menjaga kerahasiaan informasi medis
Peran Teknologi dalam Wawancara Modern
Perkembangan teknologi telah membawa perubahan signifikan dalam cara wawancara dilakukan. Beberapa peran teknologi dalam wawancara modern antara lain:
1. Wawancara Jarak Jauh
Teknologi video conference memungkinkan wawancara dilakukan tanpa batasan geografis. Hal ini menghemat waktu dan biaya, terutama untuk wawancara kerja atau penelitian dengan responden yang tersebar.
2. Perekaman Digital
Alat perekam digital memudahkan proses dokumentasi wawancara. Hasil rekaman dapat langsung ditransfer ke komputer untuk proses transkripsi atau analisis.
3. Software Analisis Data Kualitatif
Program seperti NVivo atau Atlas.ti membantu dalam mengorganisir, mengkode, dan menganalisis data hasil wawancara kualitatif secara lebih efisien.
4. Artificial Intelligence (AI) dalam Wawancara
Beberapa perusahaan mulai menggunakan AI untuk melakukan screening awal kandidat melalui wawancara virtual. Meskipun masih terbatas, teknologi ini berpotensi mengubah proses rekrutmen di masa depan.
5. Platform Wawancara Online
Berbagai platform online khusus untuk wawancara telah dikembangkan, menawarkan fitur seperti penjadwalan otomatis, integrasi dengan ATS (Applicant Tracking System), hingga analisis jawaban kandidat.
Advertisement
Kesimpulan
Wawancara merupakan metode pengumpulan informasi yang sangat berharga dalam berbagai bidang. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan data yang akurat, mendalam, dan relevan sesuai dengan kebutuhan. Melalui interaksi langsung antara pewawancara dan narasumber, wawancara memungkinkan eksplorasi topik secara lebih fleksibel dan komprehensif dibandingkan metode pengumpulan data lainnya.
Keberhasilan sebuah wawancara sangat bergantung pada persiapan yang matang, keterampilan pewawancara, dan kerjasama dari narasumber. Penting untuk memahami berbagai jenis wawancara dan memilih pendekatan yang paling sesuai dengan tujuan dan konteks. Selain itu, menjaga etika dan profesionalisme dalam proses wawancara juga krusial untuk memastikan integritas hasil yang diperoleh.
Di era modern, teknologi telah membuka peluang baru dalam pelaksanaan wawancara, memungkinkan fleksibilitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Namun, esensi dari wawancara tetap pada kemampuan untuk membangun rapport, mendengarkan secara aktif, dan menganalisis informasi secara kritis.
Dengan memahami tujuan, proses, dan berbagai aspek wawancara secara komprehensif, kita dapat memanfaatkan metode ini secara optimal untuk mendapatkan wawasan yang berharga dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari dunia kerja, penelitian ilmiah, hingga pengembangan diri.
