Procurement Adalah Proses Strategis Pemilihan Barang dan Jasa, Ini Pentingnya Bagi Perusahaan

Pelajari apa itu procurement, proses dan tahapannya, serta peran pentingnya dalam menunjang operasional dan efisiensi bisnis perusahaan.

oleh Shani Ramadhan Rasyid diperbarui 11 Feb 2025, 05:57 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2025, 05:56 WIB
procurement adalah
procurement adalah ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Pengertian Procurement

Liputan6.com, Jakarta Procurement atau pengadaan adalah proses strategis untuk memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan oleh suatu organisasi atau perusahaan dari pihak eksternal. Kegiatan ini mencakup serangkaian tahapan mulai dari identifikasi kebutuhan, pemilihan pemasok, negosiasi kontrak, hingga penerimaan dan pembayaran barang/jasa.

Tujuan utama dari procurement adalah untuk mendapatkan barang dan jasa yang tepat, dengan kualitas yang sesuai, jumlah yang cukup, pada waktu yang tepat, dari sumber yang tepat, dengan harga yang kompetitif. Dengan kata lain, procurement berperan penting dalam mengoptimalkan nilai (value) yang diperoleh perusahaan dari setiap pembelian yang dilakukan.

Beberapa poin penting terkait pengertian procurement:

  • Merupakan proses end-to-end dalam pengadaan barang/jasa
  • Bersifat strategis dan berorientasi jangka panjang
  • Melibatkan analisis kebutuhan dan pasar secara mendalam
  • Bertujuan mengoptimalkan value for money
  • Mencakup manajemen hubungan dengan pemasok

Perbedaan Procurement dan Purchasing

Meski sering dianggap sama, procurement dan purchasing sebenarnya memiliki beberapa perbedaan mendasar:

Aspek Procurement Purchasing
Definisi Proses strategis mencakup seluruh tahapan pengadaan Aktivitas taktis terbatas pada pembelian dan pembayaran
Fokus Nilai jangka panjang dan efisiensi biaya total Harga dan ketersediaan barang/jasa
Pendekatan Proaktif, melibatkan perencanaan strategis Reaktif, merespon permintaan yang ada
Cakupan Analisis kebutuhan hingga manajemen pemasok Pembuatan PO, penerimaan barang, pembayaran
Hubungan Pemasok Jangka panjang, evaluasi kinerja pemasok Transaksional, fokus pada transaksi individual

Jadi, procurement memiliki cakupan yang lebih luas dan strategis dibandingkan purchasing yang lebih bersifat transaksional. Procurement bertujuan mengoptimalkan value secara keseluruhan, sementara purchasing berfokus pada efisiensi transaksi pembelian.

Jenis-Jenis Procurement

Berdasarkan sifat dan tujuannya, procurement dapat dibagi menjadi beberapa jenis utama:

1. Direct Procurement

Direct procurement mengacu pada pengadaan barang dan jasa yang terkait langsung dengan proses produksi atau layanan utama perusahaan. Contohnya termasuk bahan baku, komponen, atau peralatan produksi untuk perusahaan manufaktur. Direct procurement memiliki dampak langsung terhadap kualitas produk akhir dan profitabilitas perusahaan.

2. Indirect Procurement

Indirect procurement meliputi pengadaan barang dan jasa yang mendukung operasional perusahaan namun tidak terkait langsung dengan produk akhir. Contohnya adalah peralatan kantor, layanan kebersihan, atau software untuk administrasi. Meski tidak langsung mempengaruhi produk, indirect procurement tetap penting untuk efisiensi operasional.

3. Goods Procurement

Goods procurement berfokus pada pengadaan barang fisik, baik untuk direct maupun indirect procurement. Ini mencakup semua jenis barang tangible yang dibutuhkan perusahaan, mulai dari bahan baku hingga peralatan kantor.

4. Services Procurement

Services procurement melibatkan pengadaan berbagai jenis layanan dari pihak eksternal. Ini bisa mencakup jasa konsultasi, layanan IT, pelatihan karyawan, atau jasa pemeliharaan. Manajemen services procurement seringkali lebih kompleks karena sifatnya yang intangible.

Pemahaman tentang jenis-jenis procurement ini penting agar perusahaan dapat menerapkan strategi dan pendekatan yang tepat untuk setiap kategori pengadaan. Masing-masing jenis memiliki karakteristik dan tantangan unik yang perlu diperhatikan dalam proses manajemennya.

Proses dan Tahapan Procurement

Proses procurement terdiri dari serangkaian tahapan yang saling terkait. Berikut adalah penjelasan detail mengenai tahapan utama dalam proses procurement:

1. Identifikasi Kebutuhan

Tahap awal ini melibatkan analisis mendalam terhadap kebutuhan organisasi. Tim procurement bekerjasama dengan departemen terkait untuk:

  • Menentukan spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan
  • Memperkirakan volume dan frekuensi kebutuhan
  • Menetapkan anggaran dan timeline pengadaan
  • Menganalisis dampak terhadap operasional bisnis

Identifikasi yang akurat sangat penting untuk memastikan pengadaan yang efektif dan efisien.

2. Riset Pasar dan Analisis Pemasok

Setelah kebutuhan teridentifikasi, tim procurement melakukan riset pasar untuk:

  • Mengidentifikasi pemasok potensial
  • Menganalisis tren harga dan ketersediaan barang/jasa
  • Mempelajari teknologi atau inovasi terbaru di pasar
  • Memahami risiko supply chain

Analisis ini membantu dalam menyusun strategi sourcing yang tepat.

3. Pembuatan RFx (Request for Information/Proposal/Quotation)

Tahap ini melibatkan penyusunan dokumen formal untuk mengumpulkan informasi atau penawaran dari pemasok potensial. Jenis RFx yang umum digunakan:

  • RFI (Request for Information): untuk mengumpulkan informasi umum tentang kapabilitas pemasok
  • RFP (Request for Proposal): untuk meminta proposal detail termasuk solusi teknis
  • RFQ (Request for Quotation): untuk meminta penawaran harga spesifik

Dokumen RFx harus disusun dengan jelas dan komprehensif untuk mendapatkan respon yang akurat dari pemasok.

4. Evaluasi dan Seleksi Pemasok

Setelah menerima respon dari pemasok, tim procurement melakukan evaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, seperti:

  • Kesesuaian teknis dengan spesifikasi
  • Harga dan struktur biaya
  • Kualitas dan reliabilitas
  • Kapasitas produksi dan pengiriman
  • Stabilitas finansial pemasok
  • Reputasi dan pengalaman

Proses evaluasi ini seringkali melibatkan scoring system untuk memastikan objektivitas dalam pemilihan.

5. Negosiasi dan Finalisasi Kontrak

Setelah pemasok terpilih, tahap selanjutnya adalah negosiasi untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Aspek yang dinegosiasikan meliputi:

  • Harga dan struktur pembayaran
  • Jangka waktu kontrak
  • Service Level Agreements (SLA)
  • Jaminan dan garansi
  • Klausul penalti dan terminasi

Hasil negosiasi kemudian dituangkan dalam kontrak formal yang mengikat secara hukum.

6. Implementasi dan Manajemen Kontrak

Setelah kontrak ditandatangani, fokus beralih pada implementasi dan manajemen ongoing, meliputi:

  • Pembuatan dan pengelolaan Purchase Order
  • Monitoring kinerja pemasok
  • Manajemen pengiriman dan penerimaan barang
  • Pengelolaan pembayaran
  • Penanganan isu atau perselisihan

Manajemen kontrak yang efektif penting untuk memastikan realisasi nilai yang diharapkan dari pengadaan.

7. Evaluasi dan Continuous Improvement

Tahap akhir melibatkan evaluasi keseluruhan proses procurement dan kinerja pemasok. Ini mencakup:

  • Analisis pencapaian target penghematan
  • Review kualitas barang/jasa yang diterima
  • Evaluasi efektivitas proses internal
  • Identifikasi area perbaikan

Hasil evaluasi ini menjadi input untuk perbaikan berkelanjutan dalam siklus procurement berikutnya.

Peran Penting Procurement dalam Bisnis

Procurement memainkan peran krusial dalam menunjang keberhasilan dan daya saing perusahaan. Berikut adalah beberapa peran penting procurement dalam konteks bisnis:

1. Optimalisasi Biaya

Salah satu peran utama procurement adalah mengoptimalkan biaya pengadaan barang dan jasa. Ini dilakukan melalui:

  • Negosiasi harga yang efektif dengan pemasok
  • Konsolidasi volume pembelian untuk mendapatkan diskon
  • Standardisasi spesifikasi untuk mengurangi variasi produk
  • Implementasi strategi sourcing yang tepat

Penghematan biaya yang dihasilkan berkontribusi langsung pada peningkatan profitabilitas perusahaan.

2. Jaminan Kualitas dan Ketersediaan

Procurement berperan penting dalam memastikan kualitas dan ketersediaan input yang dibutuhkan perusahaan. Ini mencakup:

  • Seleksi pemasok yang ketat berdasarkan standar kualitas
  • Pengembangan spesifikasi produk yang jelas
  • Manajemen inventori yang efektif
  • Mitigasi risiko supply chain

Dengan memastikan input berkualitas dan tepat waktu, procurement mendukung kelancaran operasional dan kualitas output perusahaan.

3. Inovasi dan Pengembangan Produk

Procurement dapat menjadi sumber inovasi bagi perusahaan melalui:

  • Identifikasi teknologi atau material baru dari pemasok
  • Kolaborasi dengan pemasok dalam pengembangan produk
  • Benchmarking praktik terbaik di industri
  • Fasilitasi transfer pengetahuan dari pemasok ke perusahaan

Peran ini membantu perusahaan tetap kompetitif di pasar yang dinamis.

4. Manajemen Risiko

Procurement memiliki peran penting dalam mengidentifikasi dan memitigasi berbagai risiko terkait pengadaan, seperti:

  • Risiko pasokan (supply risk)
  • Risiko kualitas
  • Risiko harga dan fluktuasi mata uang
  • Risiko kepatuhan dan regulasi
  • Risiko reputasi terkait praktik pemasok

Manajemen risiko yang efektif membantu menjaga stabilitas operasional dan finansial perusahaan.

5. Peningkatan Efisiensi Operasional

Procurement berkontribusi pada efisiensi operasional melalui:

  • Otomatisasi dan digitalisasi proses pengadaan
  • Standardisasi dan simplifikasi proses
  • Implementasi sistem manajemen pemasok yang efektif
  • Optimalisasi inventory dan manajemen aset

Efisiensi ini memungkinkan perusahaan untuk lebih responsif terhadap perubahan pasar.

6. Dukungan Terhadap Keberlanjutan

Procurement memiliki peran strategis dalam mendukung inisiatif keberlanjutan perusahaan melalui:

  • Pemilihan pemasok dengan praktik bisnis yang berkelanjutan
  • Pengadaan material ramah lingkungan
  • Implementasi prinsip ekonomi sirkular dalam rantai pasok
  • Pengurangan jejak karbon dalam proses logistik

Peran ini semakin penting seiring meningkatnya kesadaran konsumen dan regulasi terkait keberlanjutan.

Prinsip-Prinsip Procurement yang Efektif

Untuk memastikan efektivitas dan integritas proses procurement, ada beberapa prinsip kunci yang perlu diperhatikan:

1. Transparansi

Prinsip transparansi menekankan pada keterbukaan dalam seluruh proses procurement. Ini meliputi:

  • Publikasi kriteria seleksi dan evaluasi yang jelas
  • Komunikasi terbuka dengan semua pihak yang terlibat
  • Dokumentasi yang lengkap dan dapat diaudit
  • Akses informasi yang setara bagi semua pemasok potensial

Transparansi membantu membangun kepercayaan dan mengurangi risiko praktik tidak etis.

2. Fairness dan Non-Diskriminasi

Prinsip ini menekankan perlakuan yang adil dan setara terhadap semua pemasok, meliputi:

  • Kriteria seleksi yang objektif dan dapat diukur
  • Kesempatan yang sama bagi semua pemasok yang memenuhi syarat
  • Penghindaran konflik kepentingan
  • Evaluasi yang konsisten terhadap semua proposal

Fairness memastikan kompetisi yang sehat dan hasil procurement yang optimal.

3. Value for Money

Prinsip ini menekankan pada pencapaian nilai terbaik, bukan hanya harga terendah. Ini melibatkan pertimbangan:

  • Total biaya kepemilikan (Total Cost of Ownership)
  • Kualitas dan kesesuaian dengan kebutuhan
  • Risiko dan manfaat jangka panjang
  • Inovasi dan nilai tambah yang ditawarkan

Fokus pada value memastikan keputusan procurement yang strategis dan berkelanjutan.

4. Akuntabilitas

Prinsip akuntabilitas menekankan pada tanggung jawab atas keputusan dan tindakan dalam proses procurement. Ini meliputi:

  • Kejelasan peran dan tanggung jawab
  • Sistem kontrol internal yang kuat
  • Pelaporan dan dokumentasi yang komprehensif
  • Kesiapan untuk audit dan review

Akuntabilitas membantu memastikan integritas proses dan penggunaan sumber daya yang bertanggung jawab.

5. Efisiensi dan Efektivitas

Prinsip ini menekankan pada optimalisasi proses procurement untuk mencapai hasil terbaik dengan sumber daya yang ada. Ini melibatkan:

  • Perencanaan yang matang
  • Standardisasi dan otomatisasi proses
  • Penggunaan teknologi yang tepat
  • Pengukuran kinerja dan perbaikan berkelanjutan

Efisiensi memungkinkan organisasi untuk merespon kebutuhan dengan cepat dan hemat biaya.

6. Integritas dan Etika

Prinsip ini menekankan pada standar etika yang tinggi dalam seluruh proses procurement. Ini mencakup:

  • Kepatuhan terhadap kode etik dan regulasi
  • Penghindaran konflik kepentingan
  • Penolakan terhadap segala bentuk korupsi atau kolusi
  • Perlindungan informasi rahasia

Integritas membangun kepercayaan dengan stakeholder dan melindungi reputasi organisasi.

Tantangan dalam Procurement dan Cara Mengatasinya

Meskipun memiliki peran penting, procurement juga menghadapi berbagai tantangan. Berikut adalah beberapa tantangan utama beserta strategi untuk mengatasinya:

1. Volatilitas Harga dan Pasokan

Tantangan: Fluktuasi harga bahan baku dan ketidakpastian pasokan dapat mempengaruhi anggaran dan operasional.

Solusi:

  • Implementasi strategi hedging untuk memitigasi risiko harga
  • Diversifikasi sumber pasokan
  • Penggunaan kontrak jangka panjang dengan klausul penyesuaian harga
  • Peningkatan visibilitas rantai pasok melalui teknologi

2. Globalisasi Rantai Pasok

Tantangan: Rantai pasok global meningkatkan kompleksitas manajemen dan risiko.

Solusi:

  • Pengembangan strategi sourcing global yang komprehensif
  • Pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan visibilitas dan kontrol
  • Kolaborasi dengan mitra logistik yang berpengalaman
  • Pemahaman mendalam tentang regulasi perdagangan internasional

3. Manajemen Risiko Pemasok

Tantangan: Ketergantungan pada pemasok kunci dapat meningkatkan risiko operasional.

Solusi:

  • Implementasi sistem manajemen risiko pemasok yang komprehensif
  • Pengembangan strategi multi-sourcing untuk barang/jasa kritis
  • Pelaksanaan audit dan evaluasi pemasok secara berkala
  • Pengembangan rencana kontingensi untuk gangguan pasokan

4. Digitalisasi dan Transformasi Teknologi

Tantangan: Kebutuhan untuk mengadopsi teknologi baru sambil mengelola perubahan organisasi.

Solusi:

  • Pengembangan roadmap transformasi digital yang jelas
  • Investasi dalam pelatihan dan pengembangan kompetensi digital tim
  • Implementasi bertahap teknologi baru dengan pilot project
  • Kolaborasi dengan vendor teknologi dan konsultan yang berpengalaman

5. Sustainability dan Tanggung Jawab Sosial

Tantangan: Meningkatnya tuntutan untuk praktik pengadaan yang berkelanjutan dan etis.

Solusi:

  • Pengembangan kebijakan dan kriteria pengadaan berkelanjutan
  • Kolaborasi dengan pemasok untuk meningkatkan praktik keberlanjutan
  • Implementasi sistem pelacakan dan pelaporan keberlanjutan
  • Edukasi stakeholder internal tentang pentingnya pengadaan berkelanjutan

6. Talent Management

Tantangan: Kesulitan dalam merekrut dan mempertahankan talent procurement yang berkualitas.

Solusi:

  • Pengembangan program pelatihan dan pengembangan karir yang komprehensif
  • Implementasi strategi retensi karyawan yang efektif
  • Kolaborasi dengan institusi pendidikan untuk pengembangan talent
  • Pemanfaatan teknologi untuk mengotomatisasi tugas rutin dan memungkinkan fokus pada pekerjaan strategis

Kesimpulan

Procurement memainkan peran vital dalam keberhasilan operasional dan strategis perusahaan modern. Lebih dari sekadar fungsi pembelian, procurement adalah proses end-to-end yang melibatkan perencanaan strategis, analisis pasar, manajemen hubungan pemasok, dan optimalisasi value. Melalui penerapan prinsip-prinsip seperti transparansi, fairness, dan value for money, serta penggunaan teknologi terkini, procurement dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif bagi organisasi.

Namun, procurement juga menghadapi tantangan signifikan di era globalisasi dan transformasi digital. Volatilitas pasar, kompleksitas rantai pasok global, tuntutan keberlanjutan, dan kebutuhan akan talent yang berkualitas adalah beberapa isu yang perlu diatasi. Organisasi yang berhasil mengatasi tantangan ini dan mengoptimalkan fungsi procurement-nya akan berada dalam posisi yang kuat untuk bersaing di pasar yang semakin kompetitif.

Ke depan, peran procurement akan semakin strategis seiring dengan meningkatnya kompleksitas bisnis dan tuntutan stakeholder. Inovasi teknologi seperti AI, blockchain, dan analitik prediktif akan membuka peluang baru untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas procurement. Pada saat yang sama, fokus pada keberlanjutan dan etika akan semakin penting dalam membentuk strategi dan praktik procurement.

Bagi profesional di bidang procurement, hal ini berarti kebutuhan untuk terus mengembangkan kompetensi, tidak hanya dalam aspek teknis pengadaan, tetapi juga dalam hal kepemimpinan, analisis data, dan pemahaman bisnis yang holistik. Dengan pendekatan yang tepat, procurement akan terus menjadi fungsi kunci yang mendorong nilai dan inovasi bagi organisasi di masa depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya