Liputan6.com, Jakarta Adzan merupakan salah satu syiar Islam yang memiliki makna dan keutamaan yang sangat besar. Panggilan suci ini dikumandangkan lima kali sehari sebagai seruan bagi umat Muslim untuk menunaikan ibadah salat. Namun, arti adzan tidak hanya sebatas panggilan untuk salat semata. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai makna, sejarah, dan berbagai aspek penting terkait adzan.
Definisi dan Makna Adzan
Secara bahasa, adzan berasal dari kata bahasa Arab "al-adzan" yang berarti pemberitahuan atau pengumuman. Dalam konteks syariat Islam, adzan didefinisikan sebagai panggilan dengan lafaz-lafaz tertentu untuk memberitahukan masuknya waktu salat fardhu.
Makna yang terkandung dalam adzan sangatlah dalam. Setiap kalimat dalam adzan memiliki arti penting:
- Allahu Akbar (Allah Maha Besar) - Menegaskan kebesaran dan keagungan Allah SWT
- Asyhadu an laa ilaaha illallah (Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah) - Pernyataan tauhid dan keesaan Allah
- Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (Aku bersaksi Muhammad adalah utusan Allah) - Pengakuan kerasulan Nabi Muhammad SAW
- Hayya 'alash sholah (Mari menunaikan salat) - Ajakan untuk beribadah
- Hayya 'alal falah (Mari menuju kemenangan) - Seruan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat
Dengan demikian, adzan bukan sekadar panggilan salat, melainkan juga pengingat akan kebesaran Allah, ajakan untuk taat pada-Nya dan Rasul-Nya, serta motivasi untuk meraih kebahagiaan hakiki.
Advertisement
Sejarah Disyariatkannya Adzan
Adzan mulai disyariatkan pada tahun pertama Hijriyah, setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Sebelumnya, tidak ada cara khusus untuk memanggil umat Islam melaksanakan salat berjamaah.
Beberapa riwayat menceritakan proses disyariatkannya adzan:
- Para sahabat bermusyawarah mencari cara terbaik untuk memberitahu waktu salat. Ada yang mengusulkan menyalakan api, membunyikan lonceng, atau meniup terompet. Namun Rasulullah SAW tidak menyetujui usulan-usulan tersebut.
- Abdullah bin Zaid bermimpi diajarkan lafaz adzan oleh seseorang. Ia kemudian menceritakan mimpinya kepada Rasulullah SAW.
- Umar bin Khattab juga mengalami mimpi serupa. Hal ini semakin meyakinkan bahwa adzan merupakan petunjuk dari Allah SWT.
- Rasulullah SAW membenarkan mimpi tersebut dan memerintahkan Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan adzan dengan lafaz yang diajarkan.
Sejak saat itulah, adzan menjadi panggilan resmi untuk salat dalam Islam. Bilal bin Rabah pun menjadi muadzin pertama dalam sejarah Islam.
Hukum dan Keutamaan Adzan
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum adzan. Sebagian berpendapat bahwa adzan hukumnya sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Sementara pendapat lain yang lebih kuat menyatakan hukum adzan adalah fardhu kifayah, yaitu kewajiban yang jika telah dilaksanakan oleh sebagian orang, maka gugurlah kewajiban bagi yang lainnya.
Adzan memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
- Mendapatkan ampunan dosa dan pahala yang besar
- Dijauhkan dari godaan setan
- Menjadi saksi di hari kiamat
- Mendapat syafaat Rasulullah SAW
- Doa yang dipanjatkan setelah adzan mustajab (dikabulkan)
Rasulullah SAW bersabda: "Muadzin akan mendapatkan ampunan sejauh suaranya terdengar, dan setiap yang basah dan kering akan memohonkan ampunan untuknya." (HR. Abu Dawud)
Advertisement
Syarat-syarat Adzan
Agar adzan dianggap sah dan memenuhi ketentuan syariat, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi:
- Masuknya waktu salat - Adzan harus dikumandangkan setelah masuk waktu salat, kecuali untuk salat Subuh yang boleh dikumandangkan sebelum fajar.
- Menggunakan bahasa Arab - Lafaz adzan harus diucapkan dalam bahasa Arab sesuai yang diajarkan Rasulullah SAW.
- Berurutan - Kalimat-kalimat adzan harus diucapkan sesuai urutan yang telah ditentukan.
- Tidak ada jeda panjang - Antara satu kalimat dengan kalimat berikutnya tidak boleh ada jeda yang terlalu lama.
- Diperdengarkan - Adzan harus dikumandangkan dengan suara yang dapat didengar oleh jamaah.
- Dilakukan oleh seorang muadzin - Adzan sebaiknya dikumandangkan oleh satu orang, bukan bergantian atau bersama-sama.
Selain itu, dianjurkan bagi muadzin untuk dalam keadaan suci dari hadats, menghadap kiblat, dan berdiri di tempat yang tinggi agar suaranya lebih terdengar.
Bacaan Adzan Lengkap
Berikut adalah lafaz adzan lengkap beserta artinya:
Allahu Akbar, Allahu AkbarAllah Maha Besar, Allah Maha Besar
Asyhadu an laa ilaaha illallahAku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
Asyhadu anna Muhammadar RasulullahAku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah
Hayya 'alash shalaahMari menunaikan salat
Hayya 'alal falaahMari menuju kemenangan
Allahu Akbar, Allahu AkbarAllah Maha Besar, Allah Maha Besar
Laa ilaaha illallahTiada Tuhan selain Allah
Khusus untuk adzan Subuh, ditambahkan kalimat:
Ash-shalaatu khairum minan naumSalat lebih baik daripada tidur
Advertisement
Perbedaan Adzan dan Iqamah
Meski memiliki lafaz yang mirip, adzan dan iqamah memiliki beberapa perbedaan:
- Fungsi - Adzan sebagai panggilan salat, iqamah sebagai tanda dimulainya salat berjamaah.
- Waktu - Adzan dikumandangkan di awal waktu salat, iqamah sesaat sebelum salat dimulai.
- Pengulangan - Kalimat dalam adzan diulang lebih banyak dibanding iqamah.
- Tambahan lafaz - Pada iqamah ada tambahan kalimat "Qad qaamatis sholah" (Salat telah ditegakkan).
- Cara mengumandangkan - Adzan diucapkan lebih panjang dan lantang, iqamah lebih cepat dan lirih.
Meski berbeda, keduanya sama-sama memiliki keutamaan dan pahala yang besar bagi yang mengumandangkan maupun yang mendengarkannya.
Adab Mendengar Adzan
Bagi yang mendengar kumandang adzan, dianjurkan untuk:
- Menghentikan aktivitas dan menjawab adzan
- Mengucapkan seperti yang diucapkan muadzin, kecuali pada kalimat "Hayya 'alash shalaah" dan "Hayya 'alal falaah" dijawab dengan "Laa haula wa laa quwwata illa billah" (Tiada daya dan upaya kecuali dengan izin Allah)
- Membaca shalawat setelah adzan selesai
- Membaca doa setelah adzan
- Bergegas menuju masjid untuk salat berjamaah
Rasulullah SAW bersabda: "Apabila kalian mendengar muadzin (mengumandangkan adzan), maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkannya." (HR. Bukhari)
Advertisement
Syarat dan Adab Menjadi Muadzin
Menjadi seorang muadzin merupakan tugas mulia yang memiliki keutamaan besar. Namun ada beberapa syarat dan adab yang perlu diperhatikan:
Syarat Muadzin:
- Muslim yang baligh dan berakal
- Laki-laki (menurut mayoritas ulama)
- Mengetahui waktu-waktu salat
- Memiliki suara yang bagus dan lantang
Adab Muadzin:
- Dalam keadaan suci dari hadats
- Menghadap kiblat
- Berdiri di tempat yang tinggi
- Memasukkan jari telunjuk ke telinga saat mengumandangkan adzan
- Mengeraskan suara
- Tidak berbicara saat adzan
- Ikhlas karena Allah, bukan mengharapkan upah
Rasulullah SAW bersabda: "Imam adalah penjamin dan muadzin adalah orang yang dipercaya. Ya Allah, tunjukilah para imam dan ampunilah para muadzin." (HR. Abu Dawud)
Perbedaan Adzan di Berbagai Negara
Meski lafaz adzan pada dasarnya sama di seluruh dunia, terdapat beberapa perbedaan dalam pengamalannya di berbagai negara:
- Turki - Pernah menggunakan adzan dalam bahasa Turki pada masa pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk, namun kembali ke bahasa Arab pada tahun 1950.
- Malaysia - Menambahkan kalimat "As-sholatu khairum minan naum" pada adzan Subuh.
- Indonesia - Di beberapa daerah, adzan Subuh didahului dengan "Tarhim" yaitu lantunan shalawat sebelum adzan.
- Arab Saudi - Adzan dikumandangkan dengan gaya Hijazi yang khas, terutama di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
- Iran - Adzan Syiah memiliki tambahan kalimat "Asyhadu anna Aliyan waliyullah" (Aku bersaksi bahwa Ali adalah wali Allah).
Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan keragaman budaya Islam di berbagai belahan dunia, namun esensi dan tujuan adzan tetap sama.
Advertisement
Teknologi dan Modernisasi Adzan
Seiring perkembangan zaman, cara mengumandangkan dan mendengarkan adzan juga mengalami modernisasi:
- Pengeras suara - Memungkinkan adzan terdengar lebih jauh.
- Aplikasi adzan - Memberikan notifikasi waktu salat dan memperdengarkan adzan melalui smartphone.
- Radio dan TV - Menyiarkan adzan secara live dari masjid-masjid besar.
- Jam adzan otomatis - Mengumandangkan adzan secara otomatis saat masuk waktu salat.
- Streaming online - Memungkinkan mendengarkan adzan dari berbagai masjid di dunia secara real-time.
Meski demikian, banyak ulama menekankan pentingnya menjaga esensi dan kesakralan adzan di tengah kemajuan teknologi ini.
Kontroversi Seputar Adzan
Beberapa isu kontroversial terkait adzan yang pernah muncul:
- Penggunaan pengeras suara - Di beberapa negara non-Muslim, ada protes terhadap suara adzan yang dianggap mengganggu.
- Adzan sebelum fajar - Perdebatan mengenai boleh tidaknya mengumandangkan adzan Subuh sebelum masuk waktu.
- Adzan wanita - Perbedaan pendapat ulama tentang boleh tidaknya wanita menjadi muadzin.
- Adzan dalam bahasa selain Arab - Kontroversi penggunaan bahasa lokal dalam adzan seperti yang pernah terjadi di Turki.
- Adzan di media sosial - Perdebatan mengenai hukum menyiarkan atau merekam adzan untuk dibagikan di media sosial.
Para ulama terus mengkaji isu-isu ini untuk memberikan panduan yang sesuai syariat namun tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Advertisement
Kesimpulan
Adzan merupakan salah satu syiar Islam yang memiliki makna dan keutamaan yang sangat besar. Lebih dari sekadar panggilan untuk salat, adzan adalah pengingat akan kebesaran Allah, ajakan untuk taat pada-Nya dan Rasul-Nya, serta motivasi untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Memahami arti adzan secara mendalam dapat meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Meski zaman terus berubah, esensi adzan tetap sama sejak masa Rasulullah SAW hingga kini. Semoga kita senantiasa dapat memaknai dan mengamalkan pesan-pesan mulia yang terkandung dalam setiap kumandang adzan.
