Penyebab Kanker Serviks, Ketahui Faktor Risiko dan Cara Pencegahannya

Pelajari penyebab utama kanker serviks, faktor risiko, dan langkah-langkah pencegahan penting. Informasi lengkap untuk melindungi kesehatan Anda.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi Diperbarui 11 Apr 2025, 11:00 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 11:00 WIB
penyebab kanker serviks
penyebab kanker serviks ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum menyerang wanita di seluruh dunia. Penyakit ini terjadi ketika sel-sel abnormal di leher rahim (serviks) berkembang secara tidak terkendali. Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi jangka panjang oleh virus HPV (Human Papillomavirus), terutama tipe HPV 16 dan 18 yang tergolong paling berisiko tinggi. 

Memahami penyebab dan faktor risiko kanker serviks sangat penting untuk pencegahan dan deteksi dini. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang penyebab utama, faktor-faktor yang meningkatkan risiko, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan.

Pengertian Kanker Serviks

Kanker serviks adalah pertumbuhan sel abnormal yang terjadi pada jaringan serviks atau leher rahim. Serviks merupakan bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. Ketika sel-sel normal di serviks mengalami perubahan atau mutasi genetik, mereka dapat berkembang menjadi sel kanker yang membelah diri secara tidak terkendali.

Proses perkembangan kanker serviks umumnya berlangsung lambat, membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum sel prakanker berubah menjadi kanker invasif. Hal ini memberikan peluang besar untuk melakukan deteksi dini dan pengobatan sebelum kanker berkembang lebih lanjut.

Kanker serviks dapat menyebar ke jaringan dan organ di sekitarnya, seperti vagina, kandung kemih, rektum, dan dalam kasus yang lebih parah, dapat menyebar ke organ-organ jauh melalui sistem getah bening atau aliran darah. Oleh karena itu, pemahaman tentang penyebab dan faktor risiko kanker serviks sangat penting untuk pencegahan dan penanganan yang tepat.

Penyebab Utama Kanker Serviks

Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi persisten oleh Human Papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang sangat umum dan dapat ditularkan melalui kontak kulit-ke-kulit, terutama selama aktivitas seksual. Terdapat lebih dari 100 jenis HPV, namun hanya beberapa jenis yang dikategorikan sebagai "risiko tinggi" dan berpotensi menyebabkan kanker serviks.

HPV tipe 16 dan 18 bertanggung jawab atas sekitar 70% kasus kanker serviks di seluruh dunia. Jenis HPV risiko tinggi lainnya termasuk tipe 31, 33, 35, 45, 52, dan 58. Infeksi HPV sangat umum terjadi, dan sebagian besar infeksi akan hilang dengan sendirinya tanpa menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Namun, pada sebagian kecil kasus, infeksi HPV dapat bertahan dalam jangka waktu lama dan menyebabkan perubahan sel di serviks. Jika tidak terdeteksi dan diobati, perubahan sel ini dapat berkembang menjadi kanker serviks setelah beberapa tahun atau bahkan dekade.

Penting untuk diingat bahwa meskipun HPV adalah penyebab utama kanker serviks, tidak semua wanita yang terinfeksi HPV akan mengembangkan kanker. Faktor-faktor lain seperti sistem kekebalan tubuh, gaya hidup, dan faktor genetik juga berperan dalam perkembangan kanker serviks.

Faktor Risiko Kanker Serviks

Selain infeksi HPV, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan kanker serviks. Memahami faktor-faktor ini penting untuk mengidentifikasi individu yang mungkin memerlukan pemantauan lebih ketat atau tindakan pencegahan tambahan. Berikut adalah beberapa faktor risiko utama:

  • Aktivitas seksual dini: Memulai aktivitas seksual pada usia muda (terutama sebelum usia 18 tahun) meningkatkan risiko terpapar HPV dan mengembangkan kanker serviks.
  • Multiple sexual partners: Memiliki banyak pasangan seksual atau berhubungan dengan seseorang yang memiliki banyak pasangan seksual meningkatkan risiko terpapar HPV.
  • Merokok: Wanita yang merokok memiliki risiko dua kali lipat terkena kanker serviks dibandingkan dengan yang tidak merokok. Zat kimia dalam rokok dapat merusak DNA sel serviks dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Individu dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau mereka yang menggunakan obat imunosupresan, lebih rentan terhadap infeksi HPV persisten dan perkembangan kanker serviks.
  • Penggunaan pil KB jangka panjang: Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama (lebih dari 5 tahun) dapat sedikit meningkatkan risiko kanker serviks.
  • Riwayat keluarga: Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker serviks memiliki risiko yang lebih tinggi, mungkin karena faktor genetik yang mempengaruhi kemampuan tubuh melawan infeksi HPV.
  • Diet tidak seimbang: Kurangnya konsumsi buah dan sayuran dapat meningkatkan risiko kanker serviks karena kekurangan nutrisi penting yang mendukung sistem kekebalan tubuh.
  • Infeksi menular seksual lainnya: Infeksi seperti klamidia, gonore, atau sifilis dapat meningkatkan risiko kanker serviks dengan melemahkan sistem kekebalan lokal di serviks.

Penting untuk dicatat bahwa memiliki satu atau lebih faktor risiko tidak berarti seseorang pasti akan mengembangkan kanker serviks. Sebaliknya, tidak memiliki faktor risiko yang diketahui tidak menjamin seseorang bebas dari risiko. Oleh karena itu, skrining rutin dan gaya hidup sehat tetap penting untuk semua wanita.

Gejala Kanker Serviks

Kanker serviks pada tahap awal seringkali tidak menimbulkan gejala yang jelas. Inilah mengapa skrining rutin sangat penting untuk deteksi dini. Namun, seiring perkembangan kanker, beberapa gejala mungkin muncul. Penting untuk mengenali gejala-gejala ini dan segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalaminya:

  • Perdarahan vagina abnormal: Ini termasuk perdarahan di antara periode menstruasi, setelah hubungan seksual, atau setelah menopause.
  • Keputihan yang tidak biasa: Keputihan yang berlebihan, berbau tidak sedap, atau bercampur darah bisa menjadi tanda kanker serviks.
  • Nyeri saat berhubungan seksual: Rasa sakit atau ketidaknyamanan selama atau setelah hubungan seksual bisa menjadi gejala kanker serviks stadium lanjut.
  • Nyeri panggul: Rasa sakit di area panggul yang tidak berhubungan dengan menstruasi bisa menjadi tanda kanker serviks.
  • Perubahan pola menstruasi: Menstruasi yang lebih berat atau berlangsung lebih lama dari biasanya bisa menjadi gejala.
  • Kelelahan dan penurunan berat badan: Pada stadium lanjut, kanker serviks dapat menyebabkan kelelahan yang berlebihan dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan lain yang tidak terkait dengan kanker serviks. Namun, jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Diagnosis Kanker Serviks

Diagnosis kanker serviks melibatkan beberapa tahapan pemeriksaan. Proses ini dimulai dengan skrining rutin dan dapat berlanjut ke pemeriksaan lebih lanjut jika ditemukan hasil yang mencurigakan. Berikut adalah metode-metode yang digunakan dalam diagnosis kanker serviks:

  • Tes Pap smear: Ini adalah metode skrining utama untuk kanker serviks. Selama prosedur ini, sampel sel dari permukaan serviks diambil dan diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat adanya perubahan abnormal.
  • Tes HPV: Tes ini dapat dilakukan bersamaan dengan Pap smear atau sebagai tindak lanjut dari hasil Pap smear yang abnormal. Tes ini mendeteksi keberadaan virus HPV risiko tinggi di serviks.
  • Kolposkopi: Jika hasil Pap smear atau tes HPV menunjukkan adanya abnormalitas, dokter mungkin akan merekomendasikan kolposkopi. Prosedur ini menggunakan alat khusus dengan lensa pembesar untuk memeriksa serviks secara lebih detail.
  • Biopsi: Selama kolposkopi, dokter mungkin mengambil sampel jaringan kecil (biopsi) dari area yang mencurigakan untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
  • Pemeriksaan pencitraan: Jika kanker serviks dikonfirmasi, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan pencitraan seperti CT scan, MRI, atau PET scan untuk menentukan stadium kanker dan melihat apakah kanker telah menyebar ke organ lain.

Proses diagnosis yang menyeluruh sangat penting untuk menentukan pengobatan yang tepat. Jika diagnosis kanker serviks dikonfirmasi, dokter akan menentukan stadium kanker berdasarkan sejauh mana penyebaran kanker. Penentuan stadium ini penting untuk merencanakan pengobatan yang paling efektif.

Pengobatan Kanker Serviks

Pengobatan kanker serviks tergantung pada beberapa faktor, termasuk stadium kanker, usia pasien, keinginan untuk mempertahankan kesuburan, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa metode pengobatan utama untuk kanker serviks:

  • Pembedahan: Untuk kanker serviks stadium awal, pembedahan mungkin menjadi pilihan utama. Jenis operasi bervariasi dari konisasi (pengangkatan sebagian kecil serviks) hingga histerektomi radikal (pengangkatan rahim, serviks, dan jaringan di sekitarnya).
  • Radioterapi: Terapi radiasi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Ini bisa diberikan secara eksternal (dari luar tubuh) atau internal (brakiterapi, di mana sumber radiasi ditempatkan langsung di dalam atau dekat dengan tumor).
  • Kemoterapi: Pengobatan ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker di seluruh tubuh. Kemoterapi sering digunakan bersamaan dengan radioterapi untuk kanker serviks stadium lanjut.
  • Terapi target: Obat-obatan yang secara spesifik menargetkan perubahan dalam sel kanker. Misalnya, Bevacizumab adalah obat yang menghambat pembentukan pembuluh darah baru yang memasok tumor.
  • Imunoterapi: Pengobatan ini merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker. Beberapa jenis imunoterapi telah disetujui untuk pengobatan kanker serviks stadium lanjut.

Seringkali, kombinasi dari beberapa metode pengobatan digunakan untuk hasil yang optimal. Misalnya, kemoradiasi (kombinasi kemoterapi dan radioterapi) sering digunakan untuk kanker serviks stadium lanjut lokal.

Selama pengobatan, pasien akan dipantau secara teratur untuk mengevaluasi respons terhadap pengobatan dan mengelola efek samping. Dukungan psikologis dan perawatan paliatif juga merupakan bagian penting dari manajemen kanker serviks komprehensif.

Pencegahan Kanker Serviks

Pencegahan kanker serviks sangat mungkin dilakukan berkat pemahaman yang baik tentang penyebab dan faktor risikonya. Berikut adalah langkah-langkah kunci dalam pencegahan kanker serviks:

  • Vaksinasi HPV: Vaksin HPV sangat efektif dalam mencegah infeksi oleh jenis HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks. Vaksinasi direkomendasikan untuk anak perempuan dan laki-laki mulai usia 9-14 tahun, sebelum mereka aktif secara seksual.
  • Skrining rutin: Tes Pap smear dan tes HPV secara teratur dapat mendeteksi perubahan sel prakanker sebelum berkembang menjadi kanker. Wanita dianjurkan untuk mulai melakukan skrining pada usia 21 tahun atau 3 tahun setelah aktif secara seksual.
  • Praktik seks aman: Penggunaan kondom dan membatasi jumlah pasangan seksual dapat mengurangi risiko terpapar HPV.
  • Berhenti merokok: Merokok meningkatkan risiko kanker serviks. Berhenti merokok dapat mengurangi risiko ini secara signifikan.
  • Diet sehat: Konsumsi makanan kaya buah dan sayuran dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko kanker serviks.
  • Menjaga berat badan ideal: Obesitas telah dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker serviks.
  • Menghindari paparan DES: Wanita yang terpapar dietilstilbestrol (DES) saat dalam kandungan memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks. Meskipun penggunaan DES telah dihentikan, wanita yang terpapar harus mendiskusikan risiko mereka dengan dokter.

Penting untuk diingat bahwa tidak ada metode pencegahan yang 100% efektif. Namun, kombinasi dari langkah-langkah di atas dapat secara signifikan mengurangi risiko kanker serviks. Konsultasi rutin dengan penyedia layanan kesehatan dan kesadaran akan faktor risiko pribadi juga merupakan bagian penting dari strategi pencegahan yang komprehensif.

Mitos dan Fakta Seputar Kanker Serviks

Terdapat banyak mitos dan kesalahpahaman seputar kanker serviks yang dapat menghambat upaya pencegahan dan deteksi dini. Berikut adalah beberapa mitos umum beserta faktanya:

  • Mitos: Kanker serviks hanya menyerang wanita yang sudah tua. Fakta: Meskipun risiko meningkat seiring usia, kanker serviks dapat menyerang wanita di segala usia, terutama mereka yang aktif secara seksual.
  • Mitos: Jika Anda sudah divaksinasi HPV, Anda tidak perlu melakukan skrining rutin. Fakta: Vaksin HPV tidak melindungi terhadap semua jenis HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks. Skrining rutin tetap penting.
  • Mitos: Kanker serviks selalu menimbulkan gejala yang jelas. Fakta: Pada tahap awal, kanker serviks seringkali tidak menimbulkan gejala. Inilah mengapa skrining rutin sangat penting.
  • Mitos: Jika Anda hanya memiliki satu pasangan seksual, Anda tidak berisiko terkena kanker serviks. Fakta: Meskipun memiliki banyak pasangan seksual meningkatkan risiko, infeksi HPV dapat terjadi bahkan dengan satu pasangan seksual.
  • Mitos: Pap smear dapat mendeteksi semua jenis kanker ginekologis. Fakta: Pap smear dirancang untuk mendeteksi perubahan sel di serviks. Jenis kanker ginekologis lainnya memerlukan pemeriksaan dan tes yang berbeda.

Memahami fakta-fakta ini penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dan memastikan deteksi dini jika terjadi perubahan abnormal pada serviks.

Kesimpulan

Kanker serviks adalah penyakit serius yang dapat dicegah dan diobati jika terdeteksi sejak dini. Pemahaman tentang penyebab utama - infeksi HPV - dan faktor-faktor risiko lainnya sangat penting dalam upaya pencegahan. Vaksinasi HPV, skrining rutin, dan gaya hidup sehat merupakan langkah-langkah kunci dalam mengurangi risiko kanker serviks.

Meskipun kemajuan dalam pencegahan dan pengobatan telah mengurangi angka kematian akibat kanker serviks di banyak negara, penyakit ini masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan wanita di seluruh dunia. Edukasi yang berkelanjutan, akses ke layanan kesehatan yang berkualitas, dan kebijakan kesehatan masyarakat yang mendukung pencegahan kanker serviks sangat penting untuk mengurangi beban penyakit ini.

Setiap wanita harus proaktif dalam menjaga kesehatan serviks mereka dengan melakukan skrining rutin, mempertimbangkan vaksinasi HPV, dan berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan jika ada kekhawatiran atau gejala yang mencurigakan. Dengan pendekatan yang komprehensif dan kesadaran yang tinggi, kita dapat berharap untuk terus mengurangi dampak kanker serviks pada masyarakat global.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya