Penyebab Kanker Prostat, Ketahui Faktor Risiko dan Pencegahannya

Pelajari penyebab kanker prostat, faktor risiko, gejala, diagnosis, pengobatan dan cara pencegahannya. Informasi lengkap untuk deteksi dini dan penanganan.

oleh Nisa Mutia Sari Diperbarui 28 Mar 2025, 16:54 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2025, 16:54 WIB
Ilustrasi mengalami kanker prostat
Ilustrasi mengalami kanker prostat. (Photo Copyright by Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kanker prostat merupakan pertumbuhan sel abnormal yang terjadi pada kelenjar prostat pria. Kelenjar prostat sendiri adalah organ berbentuk kacang kenari yang terletak di bawah kandung kemih dan di depan rektum. Fungsi utamanya adalah memproduksi cairan yang menjadi komponen dari air mani.

Kanker prostat umumnya berkembang secara perlahan dan pada tahap awal seringkali tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Namun seiring waktu, sel kanker dapat tumbuh tidak terkendali dan menyebar ke organ lain di sekitarnya atau bahkan ke bagian tubuh yang lebih jauh.

Meski penyebab pastinya belum diketahui, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker prostat. Memahami faktor-faktor risiko ini penting untuk deteksi dini dan pencegahan.

Promosi 1

Faktor Risiko Utama Kanker Prostat

Beberapa faktor utama yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker prostat antara lain:

1. Usia

Risiko kanker prostat meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar kasus ditemukan pada pria berusia di atas 50 tahun. Sekitar 60% kasus terjadi pada pria berusia 65 tahun ke atas. Sangat jarang ditemukan pada pria di bawah usia 40 tahun.

2. Riwayat Keluarga

Pria yang memiliki ayah atau saudara laki-laki dengan riwayat kanker prostat berisiko 2-3 kali lebih tinggi terkena penyakit ini. Risiko semakin meningkat jika ada lebih dari satu anggota keluarga yang terkena. Hal ini menunjukkan adanya faktor genetik yang berperan.

3. Ras

Pria kulit hitam memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat dibandingkan ras lainnya. Selain itu, kanker prostat pada pria kulit hitam cenderung lebih agresif dan ditemukan pada usia yang lebih muda. Penyebab pastinya belum diketahui, namun diduga terkait faktor genetik dan gaya hidup.

4. Obesitas

Kelebihan berat badan dan obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat yang lebih agresif. Pria obesitas juga cenderung memiliki kadar PSA (Prostate Specific Antigen) yang lebih rendah, sehingga deteksi dini menjadi lebih sulit. Selain itu, obesitas dapat mempersulit penanganan kanker prostat.

5. Pola Makan

Konsumsi tinggi lemak hewani, daging merah, dan produk susu berlemak tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat. Sebaliknya, pola makan kaya sayuran, buah-buahan, dan makanan tinggi antioksidan seperti likopen dapat menurunkan risiko.

Faktor Risiko Lainnya

Selain faktor-faktor utama di atas, beberapa hal lain yang juga dapat meningkatkan risiko kanker prostat antara lain:

  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Merokok
  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Paparan bahan kimia tertentu seperti kadmium
  • Inflamasi kronis pada prostat
  • Infeksi menular seksual
  • Vasektomi (masih diperdebatkan)

Perlu diingat bahwa memiliki satu atau lebih faktor risiko tidak berarti seseorang pasti akan terkena kanker prostat. Sebaliknya, tidak adanya faktor risiko juga tidak menjamin seseorang bebas dari penyakit ini. Pemahaman tentang faktor risiko lebih ditujukan untuk deteksi dini dan pencegahan.

Gejala Kanker Prostat

Prostat
Prostat... Selengkapnya

Pada tahap awal, kanker prostat seringkali tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Gejala baru muncul ketika tumor sudah cukup besar dan menekan uretra. Beberapa gejala yang mungkin timbul antara lain:

  • Kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin
  • Aliran urin yang lemah atau terputus-putus
  • Peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari
  • Rasa tidak tuntas saat buang air kecil
  • Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil
  • Darah dalam urin atau air mani
  • Nyeri saat ejakulasi
  • Nyeri di punggung bawah, pinggul, atau paha atas

Gejala-gejala di atas tidak selalu menandakan kanker prostat. Kondisi lain seperti pembesaran prostat jinak (BPH) juga dapat menimbulkan gejala serupa. Namun jika mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Diagnosis Kanker Prostat

Diagnosis kanker prostat melibatkan beberapa tahapan pemeriksaan, antara lain:

1. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan colok dubur (Digital Rectal Examination/DRE) untuk merasakan ukuran, bentuk, dan tekstur prostat. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya benjolan atau area yang mengeras pada prostat.

2. Tes PSA

Tes darah untuk mengukur kadar Prostate Specific Antigen (PSA). PSA adalah protein yang diproduksi oleh sel-sel prostat. Peningkatan kadar PSA dapat mengindikasikan adanya kanker prostat, meski kondisi lain juga dapat menyebabkan peningkatan PSA.

3. Pencitraan

Jika hasil pemeriksaan awal mencurigakan, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan pencitraan seperti:

  • Ultrasonografi transrektal (TRUS)
  • MRI prostat multiparametrik
  • CT Scan atau PET Scan (untuk menilai penyebaran)

4. Biopsi

Biopsi prostat dilakukan untuk mengambil sampel jaringan prostat yang kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi adalah satu-satunya cara untuk memastikan diagnosis kanker prostat.

5. Penentuan Stadium

Jika kanker prostat terkonfirmasi, dokter akan menentukan stadium kanker berdasarkan seberapa jauh penyebarannya. Penentuan stadium ini penting untuk merencanakan pengobatan yang tepat.

Pengobatan Kanker Prostat

Pengobatan kanker prostat tergantung pada beberapa faktor seperti stadium kanker, usia pasien, kondisi kesehatan umum, serta preferensi pasien. Beberapa pilihan pengobatan yang tersedia antara lain:

1. Pengawasan Aktif

Untuk kanker prostat stadium awal yang tumbuh lambat, dokter mungkin merekomendasikan pengawasan aktif. Pasien akan dipantau secara berkala tanpa pengobatan langsung, sampai ada tanda kanker berkembang lebih agresif.

2. Pembedahan

Prostatektomi radikal adalah prosedur pengangkatan keseluruhan kelenjar prostat beserta jaringan di sekitarnya. Pembedahan bisa dilakukan secara terbuka, laparoskopi, atau dengan bantuan robot.

3. Radioterapi

Menggunakan radiasi energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Bisa diberikan secara eksternal (EBRT) atau internal (brachytherapy).

4. Terapi Hormon

Bertujuan menghambat produksi atau efek hormon testosteron yang dapat memacu pertumbuhan sel kanker prostat. Bisa diberikan melalui obat-obatan atau pembedahan (orchiectomy).

5. Kemoterapi

Menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Biasanya digunakan untuk kanker prostat stadium lanjut yang telah menyebar ke organ lain.

6. Imunoterapi

Memanfaatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker. Contohnya adalah vaksin kanker prostat Sipuleucel-T.

7. Terapi Target

Menggunakan obat-obatan yang secara spesifik menargetkan perubahan genetik pada sel kanker prostat.

Pemilihan metode pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Seringkali dibutuhkan kombinasi dari beberapa metode pengobatan untuk hasil yang optimal.

Pencegahan Kanker Prostat

Kenali Gejala Kanker Prostat Sebelum Terlambat
Kenali Gejala Kanker Prostat Sebelum Terlambat... Selengkapnya

Meski tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker prostat, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko:

1. Pola Makan Sehat

Konsumsi makanan kaya serat, sayuran, dan buah-buahan. Batasi konsumsi daging merah dan makanan tinggi lemak hewani. Perbanyak asupan makanan yang mengandung antioksidan seperti tomat (likopen), brokoli, teh hijau, dan kedelai.

2. Olahraga Teratur

Lakukan aktivitas fisik secara rutin minimal 30 menit sehari, 5 kali seminggu. Olahraga dapat membantu menjaga berat badan ideal dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

3. Jaga Berat Badan Ideal

Obesitas meningkatkan risiko kanker prostat yang lebih agresif. Jaga berat badan tetap dalam rentang normal dengan pola makan sehat dan olahraga teratur.

4. Berhenti Merokok

Merokok dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat yang lebih agresif. Berhenti merokok dapat menurunkan risiko ini sekaligus meningkatkan kesehatan secara umum.

5. Batasi Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker termasuk kanker prostat. Jika mengonsumsi alkohol, lakukan dengan bijak dan dalam jumlah terbatas.

6. Konsumsi Suplemen dengan Bijak

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen seperti vitamin E dosis tinggi justru dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen apapun.

7. Skrining Rutin

Lakukan pemeriksaan rutin sesuai rekomendasi dokter, terutama jika memiliki faktor risiko tinggi. Skrining dapat membantu deteksi dini kanker prostat sehingga penanganan bisa dilakukan lebih awal.

Mitos dan Fakta Seputar Kanker Prostat

Ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat terkait kanker prostat. Berikut beberapa mitos dan faktanya:

Mitos: Kanker prostat hanya menyerang pria lanjut usia

Fakta: Meski lebih sering terjadi pada pria berusia di atas 50 tahun, kanker prostat juga bisa menyerang pria yang lebih muda. Pria dengan faktor risiko tinggi perlu waspada sejak usia 40-an.

Mitos: Aktivitas seksual dapat menyebabkan kanker prostat

Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan hubungan antara frekuensi aktivitas seksual dengan risiko kanker prostat. Justru beberapa penelitian menunjukkan bahwa ejakulasi yang lebih sering dapat menurunkan risiko.

Mitos: Kanker prostat selalu tumbuh cepat dan mematikan

Fakta: Banyak kasus kanker prostat tumbuh sangat lambat dan tidak menimbulkan gejala signifikan. Beberapa pria bahkan meninggal karena sebab lain tanpa kanker prostatnya pernah menimbulkan masalah.

Mitos: PSA tinggi pasti berarti kanker prostat

Fakta: Peningkatan PSA tidak selalu berarti kanker. Kondisi lain seperti infeksi atau pembesaran prostat jinak juga dapat menyebabkan peningkatan PSA. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis.

Mitos: Pengobatan kanker prostat selalu menyebabkan impotensi

Fakta: Meski gangguan ereksi memang bisa terjadi sebagai efek samping pengobatan, kemajuan teknologi pengobatan telah dapat meminimalkan risiko ini. Banyak pria yang masih dapat mempertahankan fungsi seksual setelah pengobatan kanker prostat.

Kapan Harus ke Dokter

Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala-gejala berikut:

  • Kesulitan buang air kecil yang persisten
  • Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil
  • Darah dalam urin atau air mani
  • Nyeri tulang yang tidak jelas penyebabnya, terutama di punggung, pinggul, atau paha
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

Untuk pria berusia di atas 50 tahun (atau lebih awal jika memiliki faktor risiko tinggi), diskusikan dengan dokter mengenai perlunya skrining kanker prostat secara rutin.

Kesimpulan

Kanker prostat merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering ditemukan pada pria. Meski penyebab pastinya belum diketahui, pemahaman tentang faktor risiko dapat membantu upaya pencegahan dan deteksi dini. Gaya hidup sehat, skrining rutin, serta konsultasi dengan dokter jika ada gejala mencurigakan merupakan langkah-langkah penting dalam menghadapi ancaman kanker prostat.

Kemajuan dalam metode diagnosis dan pengobatan telah meningkatkan angka kesembuhan kanker prostat secara signifikan. Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, banyak pria dapat bertahan dan memiliki kualitas hidup yang baik meski terdiagnosis kanker prostat. Edukasi dan kesadaran masyarakat tentang penyakit ini sangat penting untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan kanker prostat secara lebih efektif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya