1.500 Pulau Indonesia Diprediksi Tenggelam pada 2050

Hal ini diakibatkan oleh efek rumah kaca yang berdampak pada perubahan iklim.

oleh Riz diperbarui 26 Feb 2014, 11:03 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2014, 11:03 WIB
Pulau indonesia
Pulau indonesia

Liputan6.com, Jakarta Sekitar 1.500 pulau Indonesia diprediksi bakal tenggelam pada 2050 akibat naiknya permukaan air laut. Hal ini diakibatkan oleh efek rumah kaca yang berdampak pada perubahan iklim.

"Ancaman terbesar bagi negara kepulauan terbesar adalah kenaikan air laut mencapai 90 cm. Ada 42 juta jiwa yang menetap di dekat laut, radius 5 km, dalam keadaan terancam," demikian laporan Maplecroft's Climate Change Vulnerability Index (Indeks Dampak Perubahan Iklim) yang dirilis lembaga dunia, Maplecroft.

Laporan itu dikemukakan Ancha Srinivasan dari Bank Pembangunan Asia ini, seperti dimuat Straits Times, Rabu (26/2/2014).

Dia menjelaskan, permukaan Bandara Soekarno-Hatta yang terletak dekat DKI Jakarta akan tenggelam atau berada di bawah permukaan laut, pada 2030. Daerah di sekitar bandara diperkirakan akan menjadi kubangan seperti danau.

Masih dalam laporan, sejauh ini, sebanyak 24 pulau Indonesia telah lenyap dari permukaan. Pulau-pulau itu di antaranya berada di Aceh, Sumatera Utara, Papua, dan Riau.

"Indonesia yang memiliki sekitar 17.500 pulau dengan kisaran 6.000 pulau yang dihuni, bisa terancam," ujar Ancha.

Tanda lain yang bisa memicu naiknya permukaan air laut adalah meningkatknya tingkat keasaman air laut. Hal itu membuat ikan bergerak jauh ke tengah laut. Komunitas nelayan pun menjadi kesulitan mendapat pasokan ikan.

"Gejala ini mungkin hanya perubahan biasa, tapi jelas memberikan dampak yang signifikan bagi ekosistem laut," kata Ancha.

Atas kondisi tersebut, Ancha dan ilmuwan lain berkumpul untuk memberikan peringatan keras pada sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia soal ancaman naiknya permukaan laut.

"Indonesia memiliki garis pantai terpanjang dunia, yakni 80 ribu km. Jika ini terjadi, tentu berdampak pada orang-orang tak mampu dan kurang tahu soal pentingnya menjaga lingkungan," ujar Ancha.

Lebih lanjut, kata Ancha, nelayan di Sulawesi Selatan kini tidak lagi mampu memprediksi arah angin dan musim, yang berdampak pada sulitnya mendapatkan ikan.

"Perubahan iklim merupakan tantangan terbesar bagi masa depan peradaban kita. Negara kalian dan saya sama-sama berisiko," tandasnya.

Padat Penduduk dan Banyak Bencana

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengambil tindakan dengan mengunjungi Indonesia untuk menjalin kerja sama soal perubahan iklim dan menyelamatkan dunia.

Begitu juga dengan staf ahli Wakil Menteri Luar Negeri Inggris, Sir David King. Ilmuwan itu mengatakan, padatnya penduduk dan cuaca ekstrem yang terjadi, membuat Indonesia sangat rentan atas ancaman naiknya permukaan air laut.

"Kondisi tersebut meningkatkan risiko bagi Indonesia," ujar King, yang pernah diundang ke Jakarta dan Bandung untuk berbagi pemahaman soal perubahan iklim. 

"Kita kini melihat banyak dampak yang parah akibat perubahan iklim, termasuk topan Haiyan yang melanda Filipina beberapa bulan lalu."

Badan Meteorologi Inggris bahkan menyebut cuaca ekstrem di AS dan Inggris disebabkan kenaikan suhu di pesisir Indonesia dan bagian wilayah tropis di barat Pasifik.

Atau dengan kata lain, "gangguan" dalam aliran sistem cuaca (jet stream) di Atlantik Utara dan Pasifik, sebagian berasal dari perubahan pola cuaca di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dan berhubungan dengan suhu yang lebih tinggi dari biasanya di wilayah itu.

"Cuaca ekstrem yang terjadi di dua sisi Atlantik, terkait dengan pola tetap gangguan aliran sistem cuaca di atas Samudera Pasifik dan Amerika Utara," demikian laporan yang disusun Met Office dan Centre for Ecology and Hydrology.

"Ada hubungan yang kuat antara cuaca penuh badai di Inggris pada Desember dan Januari dengan gangguan aliran sistem cuaca (jet stream) di hulu ke Amerika Utara dan Pasifik Utara."

Jumlah Pulau Indonesia

Tahun 1972, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memublikasikan sebanyak 6.127 nama pulau-pulau di Indonesia. Pada 1987, Pusat Survei dan Pemetaan ABRI (Pussurta ABRI) menyatakan, jumlah pulau di Indonesia adalah sebanyak 17.508, di mana 5.707 di antaranya telah memiliki nama, termasuk 337 nama pulau di dekat sungai.

Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), pada tahun 1992 menerbitkan Gazetteer Nama-nama Pulau dan Kepulauan Indonesia yang mencatat sebanyak 6.489 pulau bernama, termasuk 374 nama pulau di sungai.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Pada tahun 2002, berdasarkan hasil kajian citra satelit, menyatakan jumlah pulau di Indonesia adalah sebanyak 18.306 buah.

Data Departemen Dalam Negeri berdasarkan laporan dari para gubernur dan bupati/wali kota, pada tahun 2004 menyatakan, ada 7.870 pulau yang bernama, sedangkan 9.634 pulau tak bernama. Dari sekian banyaknya pulau-pulau di Indonesia, yang berpenghuni hanya sekitar 6.000 pulau. YUS

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya