Liputan6.com, Canberra - Menteri Luar Negeri Australia Julia Bishop angkat bicara soal diangkutnya potongan tubuh dari sekitar 196 jenazah, penumpang korban jatuhnya pesawat MH17 di Ukraina. Ia pun mengaku telah mengambil langkah agar jasad-jasad itu tak lagi dijadikan 'sandera'.
"Aku telah melakukan diskusi dengan kepala dinas intelijen, tentang apa yang telah terjadi di lokasi tersebut (jatuhnya MH17), termasuk upaya pembebasan jasad," kata Julia Bishop seperti dikutip dari foreignminister.gov.au, Senin (21/7/2014).
"Itulah sebabnya saya menelepon separatis dan pemerintah Rusia, yang memiliki pengaruh atas kelompok tersebut, agar melepaskan jasad-jasad kepada pihak berwenang independen yang berlokasi di Kiev," jelas Bishop.
Lanjut Bishop, pihak berwenang itu hanya perlu akses ke lokasi jatuhnya pesawat.
"Saya mengerti mereka dicegah masuk ke lokasi itu, oleh separatis yang mengadalikan bagian Timur Ukraina. Saya meminta agar sesegera mungkin jasad-jasad itu dilepaskan," kata dia.
Meski mengaku sudah ada langkah-langkah yang diambil terkait pembebasan jasad-jasad yang disandera separatis. Namun Bishop mengatakan tak bisa memberi penjelasan lebih rinci.
"Faktanya adalah saya telah bertemu dengan kepala dinas intelijen dan para penasihatnya, sehingga saya memiliki gambaran yang lengkap. Dan kami akan tetap berhubungan dengan mereka," ucap dia.
"Mereka tentu saja telah menyebar intelijen yang telah mereka kumpulkan, dan itulah sebabnya saya dapat mengatakan dengan yakin terkait kemungkinan bagaimana maskapai MH17 dijatuhkan dan bagaimana orang-orang ini dibunuh kini," sambung dia.
"Yang menyempit ke misil yang ditembakkan dari Timur Ukraina. Tentu saja ada informasi lain dan harus menjadi subjek investigasi independen," beber dia.
Bishop menguraikan, korban dalam tragedi MH17 dari Australia ada 37 orang. Sejumlah 28 orang di antaranya adalah warga tetap Australia. "Mereka telah dibunuh, dan pemerintah Australia tidak akan berhenti bergerak sampai mampu membawa jasad mereka pulang, untuk dikembalikan kepada keluarga di Australia yang menunggu," kata dia.
"Dan kami tidak akan beristirahat sampai investigasi independen yang berimbang dan menyeluruh serta kompeten didirikan. Untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab dan diadili," ujar dia.
Bishop pun tak lupa menyampaikan dukungannya kepada seluruh kerabat korban MH17.
"Mereka ingin orang-orang terkasih mereka dipulangkan sekarang, kami berutang kepada mereka. Kami berutang kepada setiap keluarga yang kerabatnya pada penerbangan MH17, untuk membawa jasad-jasad pulang, sehingga dapat dikebumikan dengan layak," tutup Bishop.
Banyak kalangan mencemaskan pemberontak merusak berbagai bukti di lokasi jatuhnya pesawat. Apalagi pemerintah Ukraina melaporkan sejumlah anggota pemberontak pro-Rusia membawa kabur 38 jasad penumpang MH17 di situs jatuhnya pesawat sebelum tim berwenang tiba untuk mengevakuasi.
Namun pihak Tim Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) menyebutkan, mereka mendapat kabar dari pejabat setempat bahwa 196 jenazah yang ditemukan di sekitar lokasi jatuhnya pesawat, sudah berada dalam gerbong kereta di Torez.
Advertisement
Baca Juga:
87 Warga Tewas Sehari, Presiden Palestina Tetapkan Hari Berkabung
Hamas Gunakan Keledai Bomber Bunuh Diri Hancurkan Israel?
196 Jasad Korban MH17 Diangkut Kereta, Tujuan Belum Jelas
Hamas Tumpas 11 Tentara Israel dalam 24 Jam
Kesaksian Horor Warga Ukraina Sesaat Setelah Pesawat MH17 Meledak
Anaknya Menghilang di Pesawat MH370, Sang Cucu Tewas di MH17
(Sss)