Rusuh di Missouri AS, Warga Kulit Hitam Ditembak Polisi 6 Kali

Hasil otopsi menyatakan salah satu peluru menghancurkan mata kanan, menembus kepala, mengenai rahang dagu dan tulang selangkanya.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Agu 2014, 13:45 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2014, 13:45 WIB
Rusuh di Missouri AS, Warga Kulit Hitam Ditembak Polisi 6 Kali
Kerusuhan di Missouri, Amerika Serikat (Reuters)

Liputan6.com, Ferguson - Otopsi jenazah Michael Brown, pemuda berkulit hitam yang tewas ditembak aparat di Kota Ferguson, Negara Bagian Missouri, Amerika Serikat pada 9 Agustus 2014 lalu telah selesai dilakukan. Penembakan itu memicu kerusuhan di wilayah Negeri Paman Sam.

Seperti dilansir CNN, Senin (18/8/2014), pengacara keluarga Brown, Anthony Gray mengatakan hasil otopsi yang dikeluarkan menunjukkan, Brown tertembak sebanyak enam kali. Dua kali di kepala dan empat peluru lainnya bersarang di lengan kanannya.

"Dua tembakan terakhir tampaknya mengarah ke kepalanya. Peluru menembus tengkorak Brown, kepalanya tertunduk ke bawah ketika ia tertembak," kata Gray.

Salah satu peluru menghancurkan mata kanan, menembus kepala, mengenai rahang dagu dan tulang selangkanya. Ia juga ditembak dari jarak jauh berdasarkan fakta bahwa tak ada bubuk mesiu di tubuhnya.

Otopsi ketiga jenazah Brown dilakukan oleh ahli patologi, Michael Baden. Baden akan bersaksi di sidang OJ Simpson, Phil Spector, dan Drew Peterson.

"Hasil otopsi ini bisa membuat suasana semakin tegang. Ini adalah laporan yang sangat provokatif," ujar Pendeta Jesse Jackson kepada CNN.

Sebelum hasil otopsi dirilis, suasana Kota Ferguson sudah sangat memanas. Kota berpenduduk 22 ribu itu dilanda kerusuhan, protes jalanan berlangsung hampir setiap saat, aparat bersenjata lengkap dikerahkan, wartawan datang dari segala penjuru.

Minggu 17 Agustus malam, polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan demonstran yang tengah melakukan protes damai. Polisi mengatakan sejumlah demonstran lebih dahulu melemparkan bom molotov ke arah petugas.

"Itu bohong. Tidak ada serangan, tidak ada tembakan. Satu-satunya yang melakukan penembakkan adalah polisi," kata seorang pengunjuk rasa, Lisha Williams.

Aksi demo itu dilakukan untuk menuntut keadilan bagi kematian Michael Brown, pemuda berkulit hitam tak bersenjata yang ditembak mati oleh seorang polisi.

Berkali-kali polisi mengaku Brown menyerang terlebih dahulu sebelum ditembak, namun saksi mata menuturkan Brown ditembak berkali-kali meskipun ia mengangkat tangan sebagai tanda menyerah.

"Apa yang saya inginkan untuk kalian ingat adalah bahwa Michael Brown tidak hanya anak muda berkulit hitam, ia juga adalah manusia. Dia bukan tersangka, bukan binatang, tapi lihat bagaimana cara dia dibunuh," kata Ty Pruitt, sepupu Brown di hadapan jemaat Gereja pada Minggu pagi.

Sebelumnya, Gubernur Negara Bagian Missouri, Amerika Serikat Jay Nixon mengumumkan status darurat kota Ferguson menyusul aksi penjarahan yang merajalela. Ia memberlakukan jam malam -- dari tengah malam hingga pukul 05.00 Sabtu waktu setempat. (Imelia Pebreyanti)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya