Soal ISIS, Negara Timur Tengah Diminta Lebih Selektif Beri Visa

"Orang kita (WNI) memerlukan visa ke Timur Tengah, hanya 2 negara yang kita tidak butuh yaitu Tunisia sama Maroko," kata Dino.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 26 Agu 2014, 06:55 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2014, 06:55 WIB
Dino Patti Djalal_20140326

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri RI, Dino Patti Djalal mengingatkan kepada Kedutaan Besar (Kedubes) Negara Timur Tengah agar selektif saat mengeluarkan izin kunjungan atau visa kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang ingin ke negara Timur Tengah.

"Untuk itu kita kerja sama dengan kedutaan-kedutaan disini agar mereka berhati-hati dan was-was dalam memberikan visa kepada orang-orang yang dicurigai," kata Dino di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2014).

Permintaan Dino kepada para dubes negara Timur Tengah itu menyusul ditemukan adanya sejumlah WNI pengikut Islam State of Iraq and Syria (ISIS) yang berangkat menuju Irak dan Suriah. Menurut Dino, hal tersebut guna mencegah adanya WNI pengikut ISIS keluar dari Indonesia.

"Orang kita (WNI) memerlukan visa ke Timur Tengah. Hanya 2 negara yang tidak butuh yaitu Tunisia dan Maroko. Selebihnya mereka butuh visa," tambah Dino.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengidentifikasi ada puluhan WNI yang menjadi pengikut ISIS.

"Hingga saat ini ISIS yang terindentifikasi ada di Indonesia ada 34 orang dan sebagian mereka merupakan mantan teroris," kata Ansyad.

Ia menambahkan, pihaknya juga menemukan sejumlah jalur yang kerap digunakan oleh WNI pengikut ISIS untuk menuju Irak dan Suriah. "Jalan keluar ke Indonesia umumnya lewat Turki, Doha (Qatar), dan berbagai jalan lain," tambah Ansyad.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya