Liputan6.com, Havana - Etecsa, Badan telekomunikasi negara Kuba telah mengizinkan seniman Kcho untuk membuka pusat WiFi gratis untuk umum yang pertama di pusat budayanya.
Kcho yang memiliki hubungan erat dengan pemerintah Kuba mengoperasikan pusat internet itu menggunakan koneksi internet miliknya sendiri yang sudah diizinkan pemerintah dan membayar sekitar US$ 900 (sekitar Rp 11 juta) per bulan untuk memberikan layanan ini.
Seperti dilansir BBC, Selasa (17/3/2015), diperkirakan hanya sekitar 5% sampai 25% warga Kuba saat ini yang memiliki layanan internet dalam jenis apa pun karena akses internet yang masih sangat mahal.
Sebagai contoh, biaya satu jam akses ke internet di sebuah kafe saat ini bisa mencapai US$ 4.50 (Rp 59.507) atau setara dengan hampir satu minggu gaji bagi sebagian besar warga Kuba.
Kcho mengatakan, bahwa ia ingin menawarkan internet gratis di pusat budayanya, yang dibuka di Havana barat pada bulan Januari, untuk mendorong warga Kuba mengenal internet.
Seniman pematung itu mungkin merupakan satu-satunya seniman yang diizinkan pemerintah untuk memasok layanan wi-fi untuk umum. Terakhir kali Fidel Castro muncul di hadapan umum adalah dalam sebuah pameran yang diadakan oleh seniman kontemporer ini.
Banyak analis di Kuba memandang hal ini sebagai langkah kecil yang berpotensi besar. Yang pasti, akses internet seperti itu tidak akan mungkin jika tidak ada persetujuan dari pemerintah, yang mungkin menggunakan prakarsa Kcho ini untuk menguji perlu tidaknya adanya akses internet yang lebih besar di negara itu. (Ado)
Energi & Tambang