Pemberontak MILF Serahkan Senjata pada Pemerintah Filipina

Kejadian bersejarah ini disaksikan langsung oleh Presiden Filipina Benigno Aquino III dan pemimpin MILF Al Haj Murad Ebrahim.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 16 Jun 2015, 16:06 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2015, 16:06 WIB
[Bintang] Para Pembela Mary Jane
Presiden Filipina Benigno Aquino III (Via: losgrillos.com)

Liputan6.com, Manila Titik terang perdamaian antara pemberontak Moro Islamic Liberation Front (MILF) dan Pemerintah Filipina mulai terlihat. Pemberontak radikal ini resmi menyerahkan puluhan senjata pada Filipina.

Kejadian bersejarah ini disaksikan langsung oleh Presiden Filipina Benigno Aquino III dan pemimpin MILF Al Haj Murad Ebrahim. Senjata yang diserahkan berjumlah 75 buah.

Termasuk di antaranya senjata-senjata berat seperti mortir dan peluncur roket. Selain senjata sebanyak 145 geriliyawan juga memutuskan kembali ke kehidupan normal dan mendukung semua kebijakan pemerintah terkait perdamaian.

Penyerahan senjata dan keluarnya 145 geriliyawan ini disambut baik oleh Murad. Pemimpin dari 11 ribu geriliyawan MILF tersebut menyatakan peristiwa ini merupakan hal paling personal yang pernah terjadi dalam hidupnya.

"Ketika saya melihat wajah dari 145 saudara saya, saya melihat cerita perjuangan, sakit, putus asa dan kematian, namun saya juga meilhat ada harapan di wajah mereka, harapan mengenai perdamaian dan pengorbanan," sebut Murad, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (16/6/2015).

Sementara itu, Presiden Benigno mengatakan peristiwa tersebut merupakan bukti bahwa perdamaian antara pemerintah dan pemberontak terus berjalan. Dia pun menggarisbawahi, senjata-senjata yang diserahkan dapat mengurangi kekuatan dari gerombolan MILF lain yang belum mau bergabung dengan pemerintah.

"(Senjata api) ini yang mereka serahkan berkekuatan besar, modern dan masih baru. Senjata tersebut dapat menyebabkan penderitaan yang luar biasa," sebut dia.

Pemberontak MILF dianggap paling berbahaya di Fiipina. Mereka melancarkan aksinya pemberontakan di wilayah selatan negara ini yang banyak dihuni oleh kelompok agama minoritas.

Pemberontakan tersebut meninggalkan luka yang amat mendalam bagi warga Filipina. Sejak pertempuran yang terjadi antara pasukan pemerintah dan MILF telah menyebabkan 120 ribu orang tewas dan 2 juta penduduk kehilangan tempat tinggal. (Ger/Ein)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya