Liputan6.com, Trinidad - Hari ini, 36 tahun lalu, dua kapal besar bertabrakan di dekat kepulauan Little Tobago, Laut Karibia. Tabrakan supertanker ini menewaskan 27 kru dan mencemari perairan dengan 280 ribu ton minyak mentah. Pada masa itu, merupakan kecelakaan tanker minyak terparah sepanjang masa.
Tabrakan terjadi saat sore hari. Menurut Trinidadexpress, saat itu hujan, gelap, dan badai.
Atlantic Empress, kapal sepanjang 325 meter --seluas lebih dari tiga lapangan bola-- membawa 275 ribu ton senilai $45juta, berlayar menuju Texas dari Saudi Arabia. Supertanker itu membawa serta 70 kru termasuk 3 perempuan dan anak laki berusia 12 tahun.
Aegean Captain membawa 200 ribu ton minyak mentah, 36 kru, berlayar menuju Singapura dari Aruba di di Laut Karibia sebelah selatan. Keduanya tak bisa menghindari tabrakan yang begitu mematikan.
Setelah kecelakaan, api membumbung tinggi dari Atlantic Empress. "Si Jago Merah" juga menyambar lambung kapal Aegean Captain, namun berhasil dijinakkan dan diderek ke Trinidad. Beberapa liter minyak bocor selama proses evakuasi, namun sebagian berhasil dipindahkan ke kapal lain.
Advertisement
Namun, nasib baik tidak berpihak kepada Atlantik Empress. Api di atas kapal tetap berkorbar selama proses penarikan ke laut terbuka. Minyak bocor dan terbakar di atas permukaan laut.
Empat hari setelah tabrakan dengan api yang masih belum bisa dikendalikan, kapal meledak dan ledakan masih terjadi beberapa hari ke depan. Saat itu usaha memadamkan api dan menyelamatkan minyak yang bocor tetap dilakukan.
10 hari kemudian, ledakan besar yang terjadi mematikan upaya untuk menyelamatkan kapal. Dan pada tanggal 3 Agustus, Atlantik Empress karam meninggalkan minyak yang terbakar di permukaan laut.
Tragedi nahas juga terjadi pada tanggal yang sama tahun 1989, saat itu penerbangan Inggris 232 jatuh di Sioux City, Iowa. 112 orang di dalamnya pun tewas. Lalu pada 19 Juli 1985, bendungan The Vaal di Stava, Italia, runtuh dan menewaskan 268 orang. (Rie/Tnt)