Liputan6.com, Jakarta Ada pepatah yang acapkali kita dengar-- usia hanya sekedar angka. Mendengar kisah seorang nenek berusia 91 tahun yang masih aktif dalam dunia desain berbagai peralatan canggih, sepertinya membuat ungkapan ini ada benarnya.
Menurut nenek Barbara Beskind, usia senjanya justru merupakan keuntungan.
“Seseorang yang menua mau tidak mau mencari pemecahan masalah sendiri,” ungkap nenek Barbara dikutip NPR. “Berkreasi adalah pemecah masalah.”
Advertisement
Beskind masih bekerja meski hanya satu kali dalam seminggu-- berangkat dari tempat tinggalnya di komunitas manula. Di lingkungan itu orang berjatuhan merupakan suatu masalah.
“Di tempat tinggal saya, orang-orang sering jatuh,” ungkapnya. “Untuk seorang teman, saya menciptakan kantung udara dalam berbagai ukuran yang bisa menggembang saat tubuhnya sudah condong 15 derajat.”
Dalam proyeknya tersebut, Beskind pun bekerja keras membuat sumber energi untuk benda yang akan menghindari cedera saat terjatuh.
Mengenai awal kesukaannya mendesain, Beskind menceritakan masa kecilnya. Ia mulai mendesain sejak usia 8 tahun. Tumbuh besar pada era Great Depression, yakni sebuah era dimana ekonomi terpuruk di tahun 1930-an sampai awal 1940-an- , ia tergerak untuk membuat mainan sendiri.
“Saat masa The Great Depression, jika Anda tidak bisa beli mainan, Anda buat sendiri,” ungkap nenek yang mengaku membuat mainan kuda-kudaan sendiri.
Pada masa kuliah, Beskind ingin menjadi seorang penemu dan berminat masuk jurusan teknik. Namun pada masa itu, wanita tidak diperbolehkan mempelajari jurusan tersebut.Maka dari itu, Beskind pun mengambil studi ekonomi rumah dan bekerja di militer sebagai terapis profesional.
Setelah 44 tahun, ia pun pensiun dan membuka praktek. Sekitar pada saat itulah ia ciptakan alat yang bisa ditiup untuk membantu anak-anak dengan masalah keseimbangan tubuh.
Dua tahun lalu ia sempat berpikir untuk penisun. Namun niatnya ia urungkan setelah menyaksikan acara TV 60 Minutes di mana David Kelley, penemu IDEO ditampilkan sebagai tamu, mengatakan`betapa pentingnya memiliki staf dari berbagai latar belakang.`
“Ide ini sepertinya pantas untuk saya. Selain itu, saya tinggal di Silicon Valley. Tak ada yang lebih baik dari itu.”
Beskind pun menulis surat kepada firma dan dibalas beberapa hari kemudian. Ternyata, permintaan desain produk untuk manula mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya usia generasi baby boomers.
Gretchen Addi, seorang mitra asosiasi pun mempekerjakan Beskind, yang menjadi pekerja baru di kantor penuh dengan pekerja usia 20-an dan 30-an tersebut. Menurut Addi, "Beskind bisa mendorong para desainer pekerja lainnya berpikir lebih kreatif."
Ketika IDEO mengerjakan proyek kerjasama dengan perusahaan Jepang untuk menciptakan kacamata bifocal, mereka mengadaptasi teknologi sentuh. Dengan gestur tangan sederhana, kacamata rabun dekat bisa diubah menjadi rabun jauh.
“Ia mendorong tim desainer introspeksi diri,” ungkap Addi.
Beskind pun telah mengalami penurunan kemampuan penglihatan. Kini, ia hanya bisa memandang objek dari penglihatan peroferi. Untuk memudahkan pekerjaannya, ia menggambar desain dengan pena tebal.
Ini mendorong Beskind untuk menciptakan alat untuk orang-orang dengan masalah serupa. Ia pun menciptakan kacamata yang dilengkapi dengan kamera kecil dan speaker, yang membantu penggunanya mengenal nama dan wajah seseorang. (Ikr/Rcy)