Longsor di Guatemala, 56 Orang Tewas dan Ratusan Hilang

Tim penyelamat dengan menggunakan anjing pelacak terus mencari korban yang terjebak di bawah reruntuhan.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Okt 2015, 08:17 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2015, 08:17 WIB
20151003-Tanah-Longsor-Guatemala
Tim penyelamat mencari korban akibat longsor di Santa Catarina Pinula, Guatemala (2/10/2015). Menurut media lokal, enam mayat ditemukan dari lumpur, dan sekitar 40 rumah hancur, setelah tanah longsor yang disebabkan hujan lebat. (REUTERS/Josue Decavele)

Liputan6.com, Guatemala City - Longsor hebat yang melanda kawasan perbukitan El Cambray, Guatemala Kamis malam, 1 Oktober, terus memakan korban. Pihak berwenang setempat menyatakan, jumlah tewas mencapai 56 orang, sedang ratusan lainnya dikabarkan hilang.

Tim penyelamat dengan menggunakan anjing pelacak terus mencari korban yang terjebak di bawah reruntuhan.

Seorang juru bicara pemerintah Julia Barrera mengatakan, pihaknya berhasil menyelamatkan 26 orang sejauh ini.

"Lebih seribu pekerja penyelamat bekerja di lokasi bencana melakukan pencarian dengan dibantu anjing pelacak," tukas Julia, seperti dilansir BBC Minggu, (4/10/2015).

Seorang juru bicara Layanan Darurat Guatemala (CONRED) Julio Sanchez mengatakan, Amerika Serikat dan Meksiko telah menawarkan bantuan. Namun pemerintah belum memutuskan memberi jawaban.

Dia mengatakan, Guatemala mengikuti aturan internasional yang mengharuskan prosedur pencarian dan penyelamatan selama 72 jam setelah bencana.

Seorang pekerja penyelamat mengatakan, setelah awal 72 jam sulit kemungkinan menemukan korban selamat. Menurut dia, menemukan korban selamat setelah tanah longsor lebih sulit ketimbang gempa bumi. Upaya penyelamatan juga terhambat ketidakstabilan medan dan hujan lebat.

Pemerintah kota setempat sebelumnya telah memperingatkan terhadap pembangunan rumah di Cambray karena risiko dari curah hujan yang tinggi dan lereng bukit tidak stabil.

Tapi desa terus tumbuh selama beberapa tahun terakhir dengan rumah-rumah yang dibangun dari blok beton, kayu dan seng lembaran.

Pegunungan Guatemala adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap bencana alam di dunia karena hujan deras dan angin topan dan kemiskinan intens yang memaksa orang untuk tinggal di daerah yang tidak cocok.

Bencana terbaru ini mungkin yang terburuk dalam satu dekade terakhir. Pada tahun 2005, ratusan orang terkubur setelah hujan deras di Panabaj di Kota Santiago Atitlan. (Ron/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya