Liputan6.com, Jakarta - 22 Desember 1995 menjadi hari yang menentukan masa depan Rosemary West, terpidana wanita di Inggris yang tega membunuh 10 perempuan muda, termasuk anaknya sendiri. Pada tanggal tersebut, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Hakim Charles Mantell menyatakan dalam putusannya bahwa Rosemary tidak akan dibebaskan dari penjara. Lantaran dianggap wanita paling sadis yang membunuh banyak orang di Inggris.
"Terpidana tidak akan pernah bisa merasakan hidup di luar lagi. Dikhawatirkan hal yang lebih buruk terjadi. Hukuman ini sepadan dengan perbuatan terpidana," ujar Mantell, seperti dimuat BBC.
Rosemary yang ketika itu berusia 41 tahun tak terlihat menunjukkan ekspresi apapun saat hakim memutuskan untuk memenjarakannya hingga akhir hayat.
Sementara pengacara Rosemary mengaku akan mengajukan banding. Menurut dia, pemberitaan media yang gencar tentang Rosemary telah mempengaruhi hukuman kepada kliennya menjadi lebih berat.
Namun banding tersebut kemudian ditolak oleh Pengadilan Inggris pada tahun 1996. Rosemary menempuh jalur pembelaan lainnya pada 2001. Dan kembali ditolak pengadilan.
Rosemary dan suaminya, Fred West ditangkap pada Februari 1994 setelah beberapa hari aparat menyelidikinya hilangnya anak mereka.
Pasangan suami istri itu didakwa bertanggung jawab atas kematian 12 orang. Di antara para korban, beberapa di antaranya merupakan keluarga Rosemary sendiri. Yakni putrinya yang berusia 16 tahun, kakak tirinya, dan selingkuhan suaminya.
Dalam aksinya, Rosemary dan Fred melakukan hal sadis kepada korban. Setelah melakukan pelecehan seksual, korban dimutilasi.
Kini Rosemary harus mendekam di rumah tahanan khusus di Durham, Inggris hingga ajal menjemput. Sementara Fred telah tiada karena bunuh diri beberapa hari sebelum persidangan terhadap dirinya dimulai.
Sejarah lain mencatat pada 22 November 1963, Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy tewas ditembak saat berkunjung ke Dallas, Texas. Sementara pada tanggal yang sama tahun 1990, Margaret Thatcher mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris. (Ron/Vra)