Liputan6.com, Jakarta - Belakangan marak tindakan bullying yang menimpa banyak kalangan. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa sekalipun, di sekolah maupun tempat kerja atau bermain.
Tak banyak yang menyadari bullying merupakan salah satu bentuk kejahatan yang lazim terjadi di manapun, sifatnya seringkali kasat mata namun berdampak nyata.
Dalam tulisan lawas yang dilansir dari Forbes yang dikutip Sabtu (5/12/2015) disebutkan, bullying seringkali tidak disadari kecuali oleh si penderitanya.
Advertisement
Para pakar menyebutkan ada kekurangan kewaspadaan tentang tindakan bully dan jenis perilaku yang menjadi cirinya, bahkan bisa sampai mempermalukan pribadi seseorang. Karenanya, orang tidak menyadari bahwa seorang atasan atau rekan kerja bisa jadi seorang pelaku bullying.
"Mereka tenggelam dalam keadaan emosi yang sangat buruk, semakin berat pergi ke tempat kerja, dan bahkan mungkin terganggu unjuk kerjanya. Orang seringkali tidak mengerti apa yang sedang terjadi sebelum terlambat," kata David Yamada dari Suffolk University Law School yang juga pimpinan New Workplace Institute pada saat penulisan.
Untuk itu, Anda harus waspada apakah termasuk ke dalam golongan pelaku atau penderita bully tersebut. Berikut ini 10 tanda untuk mengenalinya:
Merasa Menderita Hingga Dikritik
1. Merasa menderita
Menurut para pakar, jika seseorang merasa mual atau cemas pada malam sebelum hari kerja esok, ada kemungkinan ia mengalami bully di tempat kerja.
2. Kritik terus-menerus
Jika Anda kerap mendapat kritik dari atasan atau rekan kerja yang seakan tak pernah berhenti, tanpa memandang riwayat kompetensi atau prestasi pegawai, Anda harus lebih waspada. Sebab hal itu masuk ke dalam bully.
3. Berteriak
Pelaku bully di tempat kerja cenderung menyatakan apa yang dirasakannya dengan teriakan, termasuk ketika beraksi menghina orang lain. Teriakan bahkan dilakukan di depan umum maupun para pegawai lain.
4. Mengingat-ingat kesalahan
Jika atasan atau rekan kerja sepertinya memiliki catatan kesalahan pegawai dan terus menerus mengungkitnya tanpa alasan yang membangun, kemungkinan ia tengah di bully. Menuduhkan suatu kesalahan secara sembarangan kepada pegawai juga merupakan suatu taktik yang kerap dipakai.
5. Gosip dan kebohongan
Pelaku bully yang terselubung kemungkinan menyebarkan gosip dan kebohongan yang merusak tentang seorang pegawai serta kinerjanya. Cara yang satu ini dilakukan dengan diam-diam. Keengganan untuk menghentikan kabar burung itu juga termasuk aksi bully.
Advertisement
Diabaikan Hingga Sabotase
6. Tidak diundang makan siang atau rapat
Menurut para pakar, jika seorang pegawai merasa diasingkan, diabaikan atau dikucilkan oleh rekan kerja ataupun atasan --baik secara sosial maupun fisik, kemungkinan besar Anda sedang di-bully. Termasuk ketika meja kerja Anda dijauhkan dari yang lain dan tak diundang makan siang bersama serta rapat.
7. Keperluan ijin karena suasana hati
Jika kebanyakan waktu cuti dipakai untuk mengistirahatkan batin dari segala penderitaan di kantor, bisa jadi Anda tengah dibully. Tanda lain misalnya menghabiskan hari-hari ini tanpa semangat atau frustrasi dari pihak keluarga tentang pekerjaan.
8. Sabotase
Pelaku bully di tempat kerja dapat mencoba mencari cara untuk memastikan bahwa korbannya gagal melakukan tugas. Misalnya dengan mengganti-ganti aturan seenaknya terkait dengan tugas si pegawai.
Bisa juga dengan tidak melakukan tugas yang sebenarnya penting, untuk keberhasilan pegawai yang menjadi korban bully.
9. Jadwal yang mustahil
Pelaku bully di tempat kerja tidak ragu mengganti jadwal seenaknya untuk membuat hidup menjadi lebih ruwet bagi pegawai. Pun kerap menjadwalkan rapat di menit-menit terakhir ketika ia mengetahui bahwa pegawai, misalnya, sedang kuliah malam atau harus menjemput anak.
10. Mencuri pekerjaan
Anda yang mengerjakan suatu proyek siang dan malam, tapi tiba-tiba rekan kerja lain mengaku berada di baliknya. Dapat dipastikan saat itu Anda tengah di bully.