Liputan6.com, Sarajevo - Semua siswa di kelas ini mempelajari bahasa isyarat agar bisa berkomunikasi dengan seorang temannya yang tunarungu.
Kisah ini dimulai saat seorang ibu bernama Mirzana Coralic ingin mendaftarkan anak laki-lakinya bernama Zejd berumur 6 tahun di sebuah sekolah dasar di sekitar lingkungan tempat tinggalnya di Sarajevo.
Pada hari pertama, Zejd yang memiliki cacat pendengaran tidak dapat berkomunikasi dengan teman sekelasnya. Karena memang tidak ada yang mengerti menggunakan bahasa isyarat.Â
Advertisement
Baca Juga
Awalnya, guru Zejd, Sanela Ljumanovic, berusaha membantunya dengan mengajarkan cara berkomunikasi dengan teman-temannya. Namun, hal itu tidak cukup.
Akhirnya dibantu para orangtua murid, muncul sebuah ide untuk mengajarkan bahasa isyarat kepada seluruh kelas bersama Zejd.
Tiga bulan kemudian, seperti dikutip Oddity Central, Senin (15/2/2016), murid kelas 1 di SD Osman Nakas bisa berkomunikasi dengan Zejd. Begitu juga dengan Zejd, ia kini dapat mengobrol dengan teman-temannya.
"Saya suka bahasa ini. Saat saya besar nanti, bahasa isyarat ini pasti berguna," kata salah satu teman kelas Zejd, Anesa Susic.
"Saya ingin belajar bahasa Zejd, sehingga saya bisa berbicara dengannya dan orang tunarungu lainnya," tutur Tarik Sijaric, teman sekelasnya yang lain.Â
Sanela, guru Zejd bahkan berharap bahasa isyarat dapat dimasukkan sebagai bagian dari kurikulum sekolah. Selain mengajarkan para siswanya berkomunikasi dengan mereka yang memiliki kekurangan dalam pendengaran, mereka juga mengajarkan murid untuk lebih peka terhadap penyandang disabilitas.