Liputan6.com, Roma - The Passetto di Borgo atau dikenal dengan Passetto -- koridor -- merupakan jalur yang menghubungkan Basilika Santo Petrus di Vatikan dengan Kastil Saint Angelo di Roma.
Passetto ditemukan di atas tembok kuno Vatikan, dan dahulunya digunakan oleh para paus sebagai rute pelarian rahasia ketika menghadapi situasi genting, demikian menurut lansiran Ancient History, Minggu (26/6/2016).
Baca Juga
Baca Juga
Dinding kuno di mana Passetto dibangun, dikabarkan dibuat pada paruh kedua Abad ke-6. Pada 576, Raja Ostrogoths, Totila, mengambil alih Roma dan memutuskan untuk membangun tembok rendah dengan makam Hadrian dan menghubungkannya dengan tembok yang dibangun oleh Aurelian 3 abad sebelumnya.
Advertisement
Selain itu, makam Hadrian pun berubah menjadi benteng. Namun, dinding tersebut telah hancur dan hanya beberapa bagian yang masih bertahan sampai hari ini.
Pembangunan Dinding Baru
Dinding baru pun mulai dibangun saat penobatan Charlemagne sebagai kaisar oleh Paus Leo III pada 800. Karena Roma dianggap sebagai ibu kota keagamaan di kerajaan yang dipimpinnya, Charlemagne memerintahkan membangun dinding untuk mempertahankan makam St Peter.
Namun dinding tersebut juga tak bertahan lama, karena orang-orang Roma merobohkannya tak lama setelah kematian Leo III pada 816. Mereka khawatir jika Kastil Saint Angelo akan berubah menjadi pusat kekuasaan di bawah perintah paus dan kaisar, sehingga Otonomi Roma akan terkikis.
Karena Basilika Santo Petrus tak memiliki dinding pertahanan, bangunan tersebut mudah diserang oleh bajak laut Saracen sebanyak dua kali, yakni pada 830 dan 846.
Sebagai perbandingan, wilayah Roma yang memiliki dinding peninggalan Aurelian dapat terlindung dari serangan bajak laut. Menanggapi hal tersebut, Paus Leo IV yang diklaim telah didesak olek Kaisar Lothair I, membangun dinding di sekitar basilika yang terbentang sepanjang 3 kilometer dan memiliki 44 menara.
Pembangunan Dinding Permanen dan Pengepungan Roma
Pada 1277 setelah Paus Nicholas III kembali ke Roma sehabis melakukan pengasingan di Avignon, Prancis, ia mulai membayangkan pembuatan Passetto. Ia menyadari bahwa penghubung antara tempat tinggalnya (Basilika Santo Petrus) dengan Kastil Saint Angelo sangat penting, di mana bisa digunakan sebagai tempat untuk melarikan diri.
Beberapa perubahan lebih lanjut pun dilakukan oleh Paus Alexander VI menjelang akhir Abad ke-15.
Penggunaan Passetto yang paling populer ketika digunakan oleh Paus Clement VII ketika Roma dikepung pada 6 Mei 1527. Landsknecht, tentara upah Jerman, masuk dan mengepung Roma.
Mereka yang berbasis di utara Italia, melakukan ancaman dan pemberontakan karena kurangnya kejelasan dan upah. Meskipun 100.000 ribu dukat -- koin emas -- telah dibayar, Landsknecht tetap melakukan perlawanan di Roma. Selama 8 hari, kota itu dikepung.
Paus Clement VII berhasil melarikan diri dan selamat setelah dipimpin oleh Tentara Swiss melalui Passetto. Dari 189 Tentara Swiss yang bertugas hari itu, hanya 42 orang selamat.
Passetto Saat Ini
Berabad-abad setelah peristiwa pada 1527, Passetto tidak pernah digunakan oleh paus maupun dibuka untuk pengunjung. Namun, mereka tetap menyimpan kunci jalan rahasia itu jika sewaktu-waktu terjadi situasi darurat.
Pada tahun 2000, Passetto direnovasi dan dibuka kembali untuk menghormati Tahun Yubileum. Saat ini, jalan tersebut dapat dikunjungi oleh turis dalam jumlah terbatas setiap musim panas.
Karena telah berumur ratusan tahun, kekuatan dan keamanan Passetto melemah sehingga hanya kelompok kecil yang diizinkan untuk berkunjung dengan meminta izin terlebih dahulu.