Serangan Udara AS Tewaskan 73 Penduduk Suriah

Pemboman tersebut merupakan bagian dari usaha yang dilakukan selama dua bulan untuk merebut Manbij, tempat strategis di dekat ibu kota ISIS.

oleh Citra Dewi diperbarui 21 Jul 2016, 11:37 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2016, 11:37 WIB
 Seorang tentara Syria Democratic Forces (SDF) tampak berjalan di Manbij pada awal bulan Juli
Seorang tentara Syria Democratic Forces (SDF) tampak berjalan di Manbij pada awal bulan Juli (Reuters)

Liputan6.com, Raqqa - Serangan udara yang dilancarkan AS di desa Tokkhar, Suriah, menewaskan sedikitnya 73 warga sipil, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, demikian menurut keterangan aktivis.

Pemboman tersebut merupakan bagian dari usaha yang dilakukan selama dua bulan untuk merebut Manbij--tempat strategis dekat ibu kota ISIS, Raqqa.

Serangan yang terjadi pada Selasa 19 Juli 2016 pagi itu menghancurkan sejumlah rumah, di mana hampir 200 orang berkumpul untuk mencari perlindungan. Sebagian besar mereka yang berada di dalam tewas maupun cedera.

"Korban jiwa sebanyak 117. Kami dapat mendokumentasikan (identitas) 73 warga sipil, termasuk 35 anak-anak dan 20 wanita," ujar seorang aktivis dari Manbij, Adnan al-Housen, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (21/7/2016).

Ia menambahkan, sekitar 50 korban terluka dilarikan ke rumah sakit di pinggir kota Jarablus.

"Peristiwa ini menyebabkan korban dengan jumlah paling buruk dari seluruh serangan koalisi sejak operasi pengemboman terhadap ISIS mulai hampir dua tahun lalu," ujar direktur AirWars, Chris Wood.

"Sejak pengepungan dimulai, setidaknya terdapat 190 warga sipil menjadi korban tewas oleh serangan udara koalisi, sebagian besar dari AS," ujar Wood.

Serangan itu terjadi sehari sebelum menteri pertahanan dari koalisi anti-ISIS berkumpul di luar Washington untuk membahas kemajuan dalam perang.

The Syrian Democratic Forces (SDF) yang merupakan sekutu koalisi di lapangan, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menyediakan intelijen untuk serangan udara di Tokkhar, meskipun bersikeras bom tersebut menghantam ISIS dan membantah adanya warga sipil yang tewas.

Senada dengan SDF, sebuah pernyataan mengenai infromasi serangan udara dari US Central Command tak menyertakan klaim adanya warga sipil yang tewas. Mereka menyebut, tiga serangan udara di dekat Manbij menghancurkan tempat, 12 kendaraan, dan node komando ISIS.

Kolonel tentara Christoper Garver, kepala juru bicara upaya perang pimpinan AS, mengatakan bahwa komando di Baghdad menyadari atas adanya laporan korban sipil dan akan meninjau insiden tersebut.

Namun, ia menyebut bahwa insiden yang disebabkan oleh koalisi pimpinan AS tak menewaskan lebih dari 70 warga sipil selama operasi pengeboman terhadap ISIS dalam kurun dua tahun.

Garver juga menambahkan, peningkatan ISIS dalam menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia di sekitar Manbij diduga menjadi faktor penyebab korban tewas.

Manbij sering disebut oleh pejabat AS sebagai kisah sukses dari perang yang sedang berlangsung. Mereka mengklaim ISIS berada di bawah serangan dari empat sisi di kota tersebut.

"Sekarang telah mengepung kota Manbij, yang merupakan salah satu persimpangan terakhir yang menghubungkan Raqqa ke dunia luar..." ujar Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya