Liputan6.com, Raqqa - Tentara Suriah telah melintasi provinsi Raqqa, mendekat ke kota yang diklaim ISIS sebagai ibu kota.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan, serangan udara berat Rusia membantu suksesnya serangan itu. Tidak ada konfirmasi dari Suriah atau Rusia tentang hal ini.
Baca Juga
Sebuah aliansi AS yang didukung pejuang Kurdi dan Arab melancarkan serangan sejak bulan Mei untuk mengusir militan ISIS dari kawasan utara Raqqa. Demikian dilansir dari BBC, Minggu 5 Juni 2016.
Advertisement
Â
Baca Juga
ISIS merebut Raqqa pada tahun 2013 dari kelompok pemberontak lain yang menentang Presiden Bashar al-Assad. Kelompok teroris itu segera mendirikan markas besar mereka di sana dan mulai memaksakan visi tentang sebuah negara, menerapkan tafsir ala mereka sendiri terhadap dari hukum Islam.
Setelah itu, ISISÂ Â memproklamasikan 'kekhalifahan' pada tahun 2014.
Observatorium Suriah mengatakan terjadi baku tembak dengan anggota ISIS di ruas jalan antara Athria-Tabqah saat tentara Suriah bergerak dari Provinsi Hama.
Militer Suriah berusaha untuk mencapai Danau Assad dan jalan utama yang menghubungkan Raqqa ke Aleppo.
Sementara itu, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS telah mengerahkan sekitar 30.000 pejuang ke daerah di utara Raqqa dalam upaya memaksa ISIS keluar dari kota itu.
Rusia telah berjanji untuk mengkoordinasikan serangan dengan SDF dan AS.
Aliansi yang didominasi oleh milisi Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi, menjadi sekutu utama koalisi pimpinan AS selama dua tahun terakhir, dan memimpin perang melawan ISIS di kawasan Suriah utara.
Para pejabat AS memperkirakan bahwa di dalam kota Raqqah terdapat sekitar 3.000 sampai 5.000 militan ISIS.